Umat Islam, yang seharusnya bisa hidup mulia dalam rengkuhan Khilafah, kini dinistakan akibat penerapan sistem demokrasi-sekular. Kaum Muslim telah dibelah-belah seperti pizza dengan pisau bernama nasionalisme. Liciknya, musuh-musuh Allah mengganti aturan Islam dengan undang-undangan Barat berbungkus demokrasi. Kini demokrasi menjadi andalan Barat (Amerika dan sekutunya) sebagai tiket masuk menjajah di negeri-negeri Muslim. “Gong” penghapusan Khilafah oleh Mustafa Kemal Attaturk laknatullah pada 3 Maret 1924 telah mengeksekusi sistem Islam menjadi sistem sekular. Tangis derita umat kian terdengar keras di Palestina, Suriah, Rohingnya, Bosnia, Uzbekistan dan negeri Muslim lainnya. Namun, nasionalisme telah menutup rapat mata dan telinga umat tak peduli kepada Muslim lain. Padahal kita adalah saudara bak satu tubuh. Genap sudah, 90 tahun (2014) umat Islam kehilangan perisai negaranya.
Bertubi-tubi masalah antri menghantam lini-lini kehidupan. Misalkan, umat terhimpit ekonomi liberal hingga rela mati-matian mencari sesuap nasi. Orientasi hidup pun berubah mengejar materi, bahkan menghalalkan cara meraih keuntungan tanpa memandang halal-haram. Pada segi politik, yang seharusnya “mengurusi umat” beralih menjadi “mengurusi korporat”. Dengan dalih kedaulatan rakyat, demokrasi melahirkan undang-undang yang memihak kapitalis. Sadarilah, bahwa ini sumber malapetaka umat!
Pelan tapi pasti, dunia sedang berotasi menuju perubahan hakiki. Ideologi Islam niscaya menjadi asas negara dalam pengurusan umat saat ini. Khilafah akan menerapkan sistem ekonomi yang mewujudkan kesejahteraan umat (Muslim dan non-Muslim). Manusia harus menyadari bahwa tujuan hidup di dunia untuk beribadah taat kepada Allah SWT. Ketaatan sempurna hanya akan terwujud ketika ada Khilafah.
Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani berpesan bahwa mengemban dakwah saat ini hendaknya dikembangkan dengan metode yang sama dengan masa sebelumnya, yakni dengan menjadikan metode dakwah Rasul sebagai suri teladan. Bersabar dan istiqamahlah karena kita adalah orang yang mampu berjuang mengikuti metode dakwah Rasulullah saw. Mari rapatkan barisan. Kita kembalikan Khilafah hadir di tengah-tengah kehidupan. Allahu Akbar! [Hernani Sulistyaningsih/Ukhtyan; Mahasiswi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta]