Al-Waie

Assalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.

Pembaca yang budiman, ketakutan Barat kafir imperialis terhadap kebangkitan kembali Khilafah sepertinya tak bisa lagi mereka sembunyikan. Di tengah sikap skeptis sebagian umat Islam sendiri terhadap perjuangan menegakkan kembali sistem perintahan Islam global ini, Barat tampak sedikit lebih maju: mereka sangat percaya bahwa Khilafah bakal berdiri kembali. Bedanya, keyakinan mereka itu makin mendorong mereka untuk sekuat tenaga menjegal setiap pergerakan yang menuju ke arah kebangkitan kembali Khilafah itu. Tentu saja karena mereka amat khawatir, jika Khilafah benar-benar berdiri, dominasi mereka dengan Kapitalismenya akan segera berakhir. Imperialisme mereka atas Dunia Islam pun bakal tamat. Mereka bakal kehilangan hegemoninya, bukan hanya di Dunia Islam, tetapi di seluruh dunia.

Karena itu, konspirasi global untuk menjegal setiap upaya perjuangan menegakkan kembali Khilafah terus mereka upayakan, tanpa lelah dan dengan berbagai cara. Yang paling kentara adalah apa yang mereka lakukan di Suriah khususnya dan di Timur Tengah umumnya. Barat—yang diwakili oleh AS, Eropa dan Rusia—bahu-membahu melakukan konspirasi untuk menghalangi tegaknya Khilafah. Konferensi Jenewa I dan II terkait Suriah beberapa waktu lalu adalah di antara skenario mereka untuk mencegah Bumi Syam itu agar tidak jatuh ke tangan para pejuang Khilafah.

Di dalam negeri, hanya dalam hitungan minggu, bangsa ini kembali akan menyelanggarakan pesta demokrasi lima tahunan. Tepatnya 9 April 2014, puluhan juta rakyat bakal terlibat dalam Pemilu. Sayangnya, partai dan para wakil rakyat yang bakal dipilih didominasi oleh para pemilik modal, pengusaha, atau mereka yang didukung oleh para cukong. Dengan hanya melihat ini saja, perubahan Indonesia ke arah negara korporasi sangat mungkin terjadi.

Itulah dua tema penting di antara sekian tema yang dihadirkan dalam al-wa’ie kali ini, selain tema-tema lain yang aktual dan penting untuk dikaji oleh pembaca.

Selamat membaca!

Wassalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.