Sampai kapan kami mandi lumpur”. Ya, ungkapan tersebut terpampang dengan besar di halaman depan sebuah koran yang dijajakan oleh loper koran di perempatan jalan, yang dihiasi dengan foto tak berbaju. Sebuah ungkapan yang berisi pertanyaan besar. Entah kemana ungkapan tersebut ditujukan. Bisa jadi tidak sedikit yang membacanya meskipun hanya sekilas, tapi tidak sedikit pula yang paham akan makna ungkapan tersebut.
Dalam sistem Demokrasi Liberal saat ini, semua serba bebas tanpa batas. Yang berkuasa semakin bebas untuk mengeruk kekayaan atas nama rakyat. Janji-janji yang mereka berikan di kala kampanye pun bebas terbawa angin Liberalisme. Inilah demokrasi yang tak pernah tepat janji. Demokrasi hanya menjanjikan kekebasan beragama, berperilaku, berpendapat, serta yang paling ‘vulgar’ adalah kebebasan berekspresi. Itulah janji-janji yang pasti ditepati demokrasi. Janji kesejahteraan, keadilan, kemakmuran hanyalah sekadar milik elit penguasa atau pejabat, atau hanya sekadar pelengkap pembukaan undang-undang belaka.
Dengan kondisi yang kian terpuruk ini, yang dibutuhkan adalah solusi yang pasti. Bukan sekadar uji coba atau trial and error. Tentunya, solusi yang pasti harus berasal dari Zat Yang Mahatahu, yakni Allah SWT. Allahlah Yang menciptakan manusia. Allah pula yang telah memberikan seperangkat aturan (syariah). Dengan syariah itulah manusia bisa teratur.
Hanya saja, syariah Islam tak akan bisa diterapkan secara total kecuali dalam institusi Khilafah. Khilafah adalah pemerintahan umum bagi seluruh kaum Muslim yang tidak terbatas oleh teritorial nasionalisme. Khilafah adalah sebuah negara yang rahmatan lil ‘alamin. Sebelum dihancurkan oleh Mustafa Kamal Attartuk tahun 1924, Khilafah mampu menaunggi 2/3 belahan dunia mulai dari Spanyol hingga Asia Timur. Kaum Muslim mampu hidup berdampingan dengan non-Muslim. Islam pun berhasil menciptakan kesejateraan dengan adil, seperti pada zaman Khalifah Umar bin Abdul Aziz saat rakyatnya sejahtera dan menolak bantuan dari negara.
Memang benar, tidak menutup kemungkinan dalam Khilafah terdapat penyelewengan. Namun, penyelewengan terletak pada pribadi para khalifah, bukan dari sisi negara. Berbeda dengan sistem pemerintahan demokrasi negara yang dibangun atas asas yang salah sehingga sering hanya menghasilkan para korporat dan menyengsarakan rakyat.
Khilafah yang pernah menaunggi dunia selama 1400 tahun lamanya adalah negara yang tidak hanya dinanti oleh kaum Muslim semata, namun juga dirindukan oleh mereka non-Muslim.
Mari, tanpa rasa bosan kita rengkuh dan dakwahkan Islam. Sesungguhnya bisyarah Rasul saw itu adalah pasti. Duhai Khilafah, kami merindukan kedatanganmu. Allahu Akbar. [Najwa; Kuliah di Ma’had Abdurrahman bin ‘Auf Univ. Muhammadiyah Malang]