Baik Iran, Arab Saudi, Turki, Yordania ataupun Qatar, semua ontro Muslim ini hanyalah pion-pion pada papan catur, yang dimiliki dan diatur oleh Amerika Serikat. Meskipun berbagai pertemuan, konferensi dan pertemuan puncak ontro-negara Muslim diselenggarakan, mereka tidak menyajikan solusi lain selain melaksanakan apa yang dikembangkan di London, Paris dan Washington. Peran Arab Saudi adalah memberikan senjata kepada kelompok perlawanan pro Saudi untuk menciptakan hubungan ketergantungan. Arab Saudi saat ini adalah ontro utama yang membiayai dan mempersenjatai penentang Assad. Arab Saudi memang memiliki tujuan tersendiri untuk melawan pengaruh Iran di Suriah.
Turki telah memainkan peran sentral dalam memberikan tempat dan bangunan bagi strategi Amerika dalam membawa wajah-wajah baru yang setia untuk bernegosiasi dengan rezim. Turki melatih para pembelot dari Tentara Suriah di wilayahnya. Pada Juli 2011 sekelompok dari mereka mengumumkan lahirnya Tentara Pembebasan Suriah (FSA) di bawah pengawasan intelijen militer Turki. Turki telah menempatkan pimpinan FSA dan wilayah Selatan Turki telah digunakan untuk menyelundupkan senjata ke Suriah.
Qatar telah mendanai revolusi Suriah dengan uang senilai $ 3 miliar ketika revolusi berkembang. Seperti Arab Saudi, Qatar menari mengikuti lagu-lagu dari Barat dalam membentuk bersama kelompok oposisi yang loyal. Qatar tidak mengajukan solusi baru untuk masalah-masalah di wilayah itu, tetapi mengambil bagian dalam pelaksanaan, memberikan tempat, mengatur dan membawa berbagai pihak dalam konflik secara bersama-sama. Semua kelompok dan faksi yang didukung dan diberikan tempat oleh Qatar adalah memusuhi AS. Qatar sebenarnya berada di garis depan dalam semua strategi yang dirancang Uni Eropa untuk Suriah.
Yordania tidak menyimpang dari peran historisnya dalam mendukung tujuan-tujuan Barat di wilayah tersebut. Peran utama Yordania adalah memberikan tempat bagi CIA dan pasukan khusus AS yang telah melatih para pasukan perlawanan Suriah yang berperang di selatan ontro itu. Yordania juga telah menjadi salah satu rute utama yang dilalui senjata-senjata yang masuk ke Suriah. Seperti Qatar, Yordania sangat penting untuk mengatur aliran senjata bagi kelompok-kelompok perlawanan yang moderat yang tepat dan ramah kepada Barat.
Iran telah memainkan peran langsung dalam mempersenjatai, mendanai dan menopang rezim Assad. Rezim Iran mempertahankan hubungan dekatnya dengan pimpinan Suriah untuk bertindak sebagai sebuah blok di wilayah tersebut. Ketika rezim Assad berada di ambang kehancuran, Iran campur tangan dan ontro untuk menyelamatkan dia melalui penggelaran pasukan Garda Revolusi (IRGC).
Dari semua itu kita perlu menggaris bawahi, tentu tidak ont membangun generalisasi terhadap perjuangan umat Islam di Afganistan dan Suriah. Seakan-akan semuanya tunduk pada Amerika dan dikontrol Saudi. Tentu terdapat kelompok-kelompok perjuangan yang ikhlas dan benar-benar berjuang untuk Islam.
Hanya saja peran Saudi dan hubungannya dengan Amerika dan kelompok perlawanan tidak ont dinegasikan begitu saja. Sekaligus ini menjadi semacam ‘warning’ bagi perjuangan umat Islam agar berhati-hati dalam menerima bantuan ontro-negara Barat dan ontro-negara yang berada dalam ontrol mereka. Pasalnya, ada kemungkinan kepentingan Amerika di belakangnya. [Farid Wadjdi]