Kondisi Mengerikan di Kamp Pengungsian Rohingya
Bayi kembar penderita gizi buruk kembar yang baru berusia 25 hari digendong oleh ibunya, Norbagoun, seorang pengungsi wanita Rohingya. Demikian seperti diberitakan rvisiontv.com beberapa waktu lalu di rumah mereka kamp Dar Paing, di Sittwe, negara bagian Rakhine.
Potret ini menggambarkan kondisi mengerikan kamp pengungsian Rohingya yang terhalang mendapat bantuan, akibat dipersulit oleh Pemerintah Myanmar. Kamp pengungsian telah berubah menjadi layaknya kamp konsentrasi bagi mereka!
Lebih dari 50.000 Anak Hadapi Kematian Akibat Kelaparan
Lebih dari 50.000 anak di Sudan Selatan menghadapi kematian akibat penyakit dan kelaparan. Demikian peringatan yang diberikan PBB. PBB sekaligus meminta bantuan senilai satu miliar dolar untuk mendukung upaya memerangi kondisi ini akibat perang saudara selama enam bulan.
Perang di negara muda itu telah merenggut ribuan nyawa dan memaksa lebih 1,5 juta orang meninggalkan rumah-rumah. Lembaga-lembaga bantuan memperingatkan risiko kelaparan jika pertempuran berlanjut. “Konsekuensinya menakutkan. Sekitar 50.000 anak bisa mati tahun ini jika mereka tidak memperoleh pertolongan,” kata Ketua Bantuan PBB bagi Sudan Selatan, Toby Lanzer, pada peluncuran rencana mendukung 3,8 juta orang ‘yang dilanda kelaparan, kekerasan dan penyakit.’
“Bahkan jika penghentian permusuhan tercapai … pertempuran dan pengungsian sudah merenggut nyawa jutaan orang,” kata Lanzer kepada wartawan seperti dikutip dari AFP, Selasa (17/6/2014).
Takut Serangan Umat Budha, Kaum Muslim Sri Lanka Mempersingkat Shalat Jumat dan Dilaksanakan Sebelum Waktunya
Kaum Muslim di Sri Lanka mempersingkat pelaksanaan shalat Jumat di tengah ketegangan sektarian setelah bentrokan dengan para ekstremis Budha yang menewaskan empat orang.
Seperti diberitakan islammemo.cc, Senin (21/6), para ulama yang bertanggung jawab atas masjid-masjid itu meminta untuk mempersingkat pelaksanaan shalat Jumat, bahkan di beberapa masjid dilaksanakan lebih awal dari hari-hari sebelumnya.
Sejauh ini di Sri Lanka telah terjadi berbagai aksi kekerasan terhadap minoritas Muslim yang jumlahnya diperkirakan 10 persen dari total penduduk.
Tujuh Langah Praktis Penegakkan Khilafah di Suriah
Juru Bicara Hizbut Tahrir Suriah Hisham Albaba menyatakan tujuh langkah praktis penegakkan Khilafah di Suriah. “Inilah langkah-langkah praktis yang kami pandang harus dilakukan untuk sampai pada Daulah Khilafah di Syam,” kata Juru Bicara Hizbut Tahrir Suriah Hisham Albaba dalam Dokumen Politik Kedua Hizbut Tahrir untuk Warga Syam, Kaum Mukminin yang Terus Berjaga: Bersama-sama untuk Menjatuhkan Diktator Syam dan Menegakkan Pemerintahan Islam “Khilafah ‘ala Minhaj an-Nubuwwah”, 25 Rajab 1453 H/Sabtu (24/5).
Pertama:Pendeklarasian dengan gamblang oleh semua orang revolusioner, para komandan mereka, orang-orang berpengaruh secara sosial dan tokoh-tokoh masyarakat. “Bahwa proyek kita bukanlah negara sekular, juga bukan negara sipil demokratis dengan referensi islami, juga bukan sembarang pemerintahan islami; tetapi Khilafah, Khilafah, Khilafah yang berjalan diatas manhaj kenabian,” tegas Hisham Albaba.
Kedua:Pendeklarasian yang gamblang bahwa Dewan Nasional, Koalisi Oposisi dan Kepala Staf tidak merepresentasikan revolusi sedikitpun. “Mereka dibuat oleh Barat dan disiapkan untuk duduk di atas kursi keagenannya!” ungkapnya.
Ketiga:Pemutusan hubungan total para politisi mukhlis dan militer dengan negara-negara Barat dan para penguasa Arab Muslim yang menjadi antek-antek Barat.
Keempat:Penglepasan diri secara total dari dana politik yang datang dari negara-negara Barat, antek-anteknya dan pihak-pihak yang loyal kepada Barat. “Lalu diganti dengan apa yang diberikan oleh orang-orang baik dan takwa dari masyarakat dan apa yang kita miliki betapapun sedikit. Dalam hal itu ada kecukupan sepenuhnya. Harta yang bersih, meski sedikit di sisi kita, adalah banyak dan diberkahi di sisi Allah SWT,” tegasnya.
Kelima:Menganggap semua orang yang berdiri menghadang proyek Khilafah adalah orang yang berkhianat kepada Allah, Rasul-Nya dan kaum Mukmin.
Keenam:Orang-orang revolusioner yang mukhlis di dalam brigade-brigade dan resimen-resimen harus mencampakkan komando militer mereka yang terikat dengan pihak luar. Lalu menggantinya dengan komando yang bersih, yang berjalan bersama dengan orang-orang mukhlis ke arah meraih keridhaan Allah SWT.
Komando-komando militer yang bersih ini membentuk dewan militer yang kuat dan kapabel; memimpin dan menghimpun mereka di atas kebaikan dan ketakwaan. Perpecahan dan saling bersaing di antara mereka hanya akan menghilangkan kekuatan.
Ketujuh:Orang-orang yang telah disebutkan sebelumnya, di antara pada komandan revolusioner, ahlul quwah dan ahlun nushrah memberikan pertolongan kepada Hizbut Tahrir dan kepemimpinannya. Berkumpul pula ahlul halli wal ‘aqdi di antara para qadhi, ulama, dan tokoh-tokoh masyarakat untuk mendukung Hizb dan kepemimpinannya dengan benar dan ikhlas. Sebab, Hizb memiliki rencana yang jelas untuk negara, yang bersandar dari Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya. Hizb mampu membongkar konspirasi-konspirasi yang dilancarkan terhadap kaum Muslim; juga ahli dalam hal politik internasional.
Mereka semua hendaknya berjalan di belakang kepemimpinan ini dengan teguh untuk menegakkan proyek agung ini, proyek Daulah Islamiyah, Al-Khilafah ar-Rasyidah.
Hal itu sebagai wujud mencontoh suku Aus dan Khazraj ketika mereka membaiat Rasulullah saw. dengan baiat perang dan menolong beliau. Allah SWT lalu memuliakan mereka dengan mempersatukan hati mereka dan menegakkan Daulah Islam melalui tangan-tangan mereka.
“Setiap dari kami percaya dan berharap apa yang kami persembahkan ini diadopsi. Apa yang ada di dalamnya dilaksanakan oleh para mujahidin mukhlisin,” pungkasnya.
Tak Ada Makan Sahur dan Buka untuk Tahanan di Mumbai
Sebuah perintah mengejutkan datang dari Pengadilan Mumbai India pada bulan Juni lalu. Hakim LR Pansare memutuskan bahwa 19 Muslim yang ditahan di sebuah penjara di Mumbai India tidak akan diberi makan sahur atau buka puasa. Hal tersebut dilaporkan pada Rabu (2/7).
“Setiap tahun penjara mengizinkan keluarga kerabat tahanan mengirimkan makanan untuk disajikan kepada tahanan,” Gulzar Azmi, Sekretaris Jenderal Jamiat Umena-e-Hind di Maharashtra, kepada OnIslam.net.
“Kami mengharapkan yang sama tahun ini, tetapi pengadilan telah menolak,” tambahnya.
Penjara menawari tahanan itu makan di waktu mendekati sahur dan buka, karena mereka tidak mau mengubah waktu makan tahanan.
Jamiat Ulema-e-Hind menolak aturan diskriminatif ini dan mengajukan protes ke Pengadilan Tinggi. ”Kami mengadakan diskusi sampai pada kesimpulan bahwa ketentuan tersebut dihapuskan dan keluarga tahanan bisa mengirim makanan rumah,” kata Gulzar Azmi.
“Jika mereka memutuskan melawan kita, maka semua terdakwa akan ditolak untuk mendapat makanan buatan rumah. Sekarang mereka berada di penjara yang sama dan dapat berbagi makanan mereka satu sama lain.”
“Kami juga telah meminta Komisi Minoritas (Minoritas Komisi India yang berurusan dengan isu-isu yang memengaruhi agama minoritas non-Hindu, termasuk Muslim) untuk mendekati Pemerintah sehingga terdakwa lainnya juga bisa mendapatkan makanan dari rumah,” tambahnya.
Kerabat tahanan juga dikabarkan tidak senang atas putusan hakim itu. “Kita tahu bahwa mereka tidak terlibat kasus ini. Kita tahu bahwa Allah ada bersama mereka dan mereka akan bebas dengan bersih. Namun, tetap kita merasa bahwa selama bulan Ramadhan ketika kita harus menjauhkan diri dari makanan dan minuman dari fajar sampai senja, hakim yang terhormat harusnya menimbang kasus mereka dengan simpati,” kata seorang kerabat dari seorang terdakwa yang tidak mau disebutkan namanya.
Cina Larang Muslim Xinjiang Berpuasa
Organisasi HAM lokal dan internasional mengutuk kebijakan Pemerintah Cina yang melarang umat Muslim Xinjiang untuk melaksanakan ibadah puasa pada bulan Ramadhan dengan dalih untuk menjaga stabilitas nasional negara.
Kebijakan pelarangan puasa bagi umat Muslim Cina meliputi para pegawai negeri sipil, guru dan siswa seperti yang diterbitkan sejumlah situs pemerintahan di internet. Selain untuk pejabat aktif Pemerintah, kebijakan diskrimitaf tersebut dilaporkan juga berlaku bagi pensiunan, seperti dilansir situs resmi Pemerintah lainnya.
“Cina menggunakan metode administratif untuk memaksa etnis Uighur makan demi membatalkan puasa mereka di bulan suci Ramadhan,” ujar Dilshat Rexit, Juru Bicara Kongres Uighur yang berbasis di kota Munich, Jerman seperti dilansir Skynewsarabia baru-baru ini.
Ia menambahkan, “Langkah-langkah paksaan yang membatasi praktik keagamaan Muslim Uighur akan bertambah lebih banyak di lancarkan pemerintahan komunis Cina.”
Xinjiang yang terletak di Barat Laut Cina adalah rumah bagi sembilan juta etnis Muslim Uighur. [Joko Prasetyo dari berbagai sumber]