Umat Islam berharap kembali ke Fitrah setelah sebulan penuh melewati kewajiban puasa untuk meraih derajat takwa sebagai hikmahnya. Tak sedikit negeri-negeri kaum Muslim melewati Ramadhan dengan penuh derita dan airmata. Mereka menyambut Idul Fitri pun dengan penuh sukacita berbalut luka yang mendalam.
Palestina bumi Allah yang masih panas membara karena ulah kafir penjajah. Kaum Muslim di China dilarang dan ditangkap oleh penguasa mereka karena menunaikan ibadah puasa Ramadhan. Cengkeraman negara kapitalis masih terus menguatkan kukuh-kukunya di setiap negeri kaum Muslim lewat para antek-anteknya.
Syawal seharusnya dijadikan momentum ukhuwah. Ukhuwah adalah ikatan jiwa yang melahirkan perasaan kasih sayang, cinta dan penghormatan yang mendalam terhadap setiap orang. Keterpautan jiwa itu ditautkan oleh ikatan akidah Islam, iman dan takwa.
Semangat kebersamaan telah menguat setelah Ramadhan. Puasa menumbuhkan empati dan semangat berbagi. Ditambah lagi dengan pelaksanan shalat Idul Fitri. Semua kalangan berbondong-bondong menuju lapangan untuk melaksanakan shalat Id. Salah satu kebiasaan yang lazim dilakukan setelah melaksanakan shalat Idul dan sangat dianjurkan ialah bermaaf-maafan. Dengan bermaaf-maafan, seluruh persoalan yang ada serta komunikasi yang selama ini tersendat menjadi terjalin kembali.
Bermaaf-maafan juga mengokohkan ikatan hati di antara sesama kaum Muslim. Benih-benih perpecahan dan perbedaan pendapat menjadi pupus setelah semuanya saling memaafkan. Ikatan persaudaraan menjadi tumbuh kian kuat.
Apalagi kaum Mukmin itu bersaudara. Mereka bagaikan susunan bangunan yang kokoh yang saling menguatkan satu sama lain. Allah SWT berfirman: Sesungguhnya kaum Mukmin itu bersaudara (TQS al-Hujurat: 10).
Allah SWT telah mendesain Idul Fitri sebagai upaya sistematis untuk mewujudkan kesatuan umat. Salah satu hikmah ibadah puasa yang telah diberikan Allah SWT adalah agar umat Islam bersatu. Hanya saja kesatuan umat ini secara hakiki hanya akan terwujud ketika berada dalam komando seorang pemimpin, yaitu Khalifah yang menerapkan syariah Islam secara kaffah kepada seluruh umat dan menjalankan dakwah secara nyata.
Sayang, saat ini kepemimpinan yang satu tersebut belum terwujud. Karena itu langkah kongkrit yang harus dilakukan adalah berjuang maksimal menegakkan Khilafah di muka bumi ini dengan melakukan proses pencerdasan dan penyadaran ke tengah-tengah umat akan pentingnya institusi Khilafah. Lambat-laun umat akhirnya merasakan ukhuwah yang hakiki secara global dengan bersatunya dalam naungan Khilafah. [Rindyanti Septiana; Admin Komunitas Muslimah Rindu Syariah Khilafah Medan]