Propaganda negatif yang dituduhkan media massa bahwa kaum Muslim adalah teroris dunia rupa-rupanya tak kunjung reda sejak genderang “war on terrorism’ ditabuh ke seluruh dunia, terutama negeri kaum Muslim, oleh Amerika Serikat 13 tahun yang lalu.
Sudah bukan rahasia lagi bahwa media-media massa yang sering menyudutkan Islam didukung dan didanai salah satunya oleh AS. Menurut Noam Chomsky, seorang pakar teori konspirasi, isu terorisme merupakan bagian dari wacana sepihak bentukan AS. Pasalnya, definisi terorisme tidak memberikan batasan yang jelas bahkan cenderung mengikuti kepentingan AS. Dari 44 organisasi di seluruh dunia yang didaftar US Departement of State sebagai ‘’teroris’’, kebanyakan adalah kelompok Islam yang memusuhi Amerika dan Israel.
Menurut Edward Said, AS dibenci karena intervensi yang dia lakukan di negeri kaum Muslim, seperti membuat rakyat Irak menderita dengan agresi militernya yang bertubi-tubi; mendukung dan mendanai Israel yang menduduki Palestina dan menumpahkan ribuan nyawa kaum Muslim di Palestina. Amerika yang meneriakkan ‘perang melawan terorisme’ dan ‘ciptakan perdamaian dunia’ justru melakukan agresi militer di negeri-negeri kaum Muslim; tak hanya Irak dan Palestina, tetapi juga di Afganistan, Pakistan, Bosnia, Somalia, Dharfur, dll. Namun, ibarat maling teriak maling, AS menciptakan rekayasa pemberitaan di media bahwa Islamlah yang menebar teror. Maka dari itu, US is the real terrorist.
Sungguh, apa yang AS lakukan itu merupakan salah satu upayanya untuk mempertahankan posisinya sebagai negara ‘super power’ dan klaimnya sebagai ‘polisi dunia’. Teror yang dilakukan AS juga merupakan bentuk ketakutan dia terhadap potensi kebangkitan kembali Islam yang telah mereka prediksi sendiri. Tak bisa dipungkiri, Islam merupakan ancaman tersendiri bagi AS. Pasalnya, kaum Muslim kini mulai bangkit menuntut penerapan kembali syariah Islam dalam naungan Khilafah. Gema seruan kebangkitan ini membahana dan semakin membesar di negeri-negeri kaum Muslim. Tentu, AS dan sekutunya tak akan tinggal diam. Makar dalam bentuk propaganda “Islam adalah biang teroris” melalui media massa yang mereka kuasai merupakan salah satu upaya untuk membendung kebangkitan Islam dan mengalihkan perhatian masyarakat dari fakta tersebut.
Untuk itu, bukan saatnya kita terbuai oleh propaganda negatif AS yang menuduh Islam identik dengan teroris, karena AS sendirilah yang merupakan teroris sejati. Yang harus kaum Muslim lakukan saat ini adalah bersungguh-sungguh berjuang untuk mengembalikan kekuatan Islam dalam institusi Khilafah Islam agar negara penebar teror seperti AS bisa dilawan dan dikalahkan, insya Allah. WalLahu a’lam. [Nur Izzati Fajriyah; Mahasiswa Pascasarjana Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Negeri Malang]