Donasi Rekonstruksi Gaza Bukan Solusi atas Kebrutalan Israel
Karena tidak menghentikan serangan brutal Israel, anggota Maktab I’lami DPP Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Farid Wadjdi menilai bantuan donasi rekontruksi Gaza dari negara-negara donor tidaklah menyelesaikan masalah. “Bantuan rekonstruksi Gaza ini tidak menyelesaikan masalah Palestina. Bantuan ini sama sekali tidak menghentikan serangan brutal zionis Israel terhadap Gaza. Bangunan yang sudah direkonstruksi akan kembali diancurkan oleh zionis Israel,” paparnya kepada mediaumat.com, Selasa (14/10).
Satu-satunya yang bisa menghentikan kebiadaban zionis Israel adalah dengan mengusir Israel dari Bumi Palestina. Upaya ini hanya bisa dilakukan dengan mengirim pasukan perang negeri-negeri Islam, bukan sekadar dengan bantuan kemanusiaan.
Farid menyatakan bahwa dukungan Amerika dan sekutunya, serta diamnya negara-negara Arablah yang menjadi penyebab mengapa penjajah zionis Israel bisa leluasa membunuhi kaum Muslim di Gaza. “Donasi tersebut tidak lebih dari sekadar menutupi pengkhianatan penguasa Arab yang diam saja saat Gaza diserang dan justru taat di bawah komando Amerika Serikat saat menyerang negeri Islam atas nama perang palsu melawan ISIS,” tegasnya.
Pada konferensi donor internasional pada Ahad sebelumnya di Mesir, Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengajukan permintaan US$ 4 miliar. Dana tersebut akan digunakan di daerah-daerah Gaza yang telah rusak atau hancur dalam serangan 50 hari Israel ke Gaza. Qatar, sebagai negara donor terbesar, berjanji akan memberi dana 1 miliar dolar. Amerika Serikat juga diketahui menjanjikan bantuan sebesar 212 juta dolar untuk Palestina. []
Pernyataan Abdullahian Ungkap Persekongkolan Iran dengan Amerika dan Yahudi
Pernyataan blak-blakan Wakil Menteri Luar Negeri Iran Hussein Amir Abdullahian, menurut aktivis Hizbut Tahrir Abu Hamzah Khathwani, mengungkap persekongkolan Iran dengan Amerika dan Yahudi. “Para pejabat Iran sudah tidak ragu-ragu lagi mengungkapkan konspirasi kebijakan mereka yang begitu harmonis dengan Amerika, terutama dalam mendukung keamanan entitas Yahudi,” ujar Abu Hamzah seperti dilansir hizb-ut-tahrir.info, Selasa (14/10).
Sebelumnya diberitakan media-media Iran, Abdullahian memperingatkan, “Jatuhnya rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad oleh ISIS, berarti hancurnya keamanan Israel.”
Pejabat tinggi Iran itu juga mengatakan, “Jika koalisi internasional yang dipimpin oleh Amerika Serikat berubah dari melawan ISIS menjadi melawan rezim Suriah, maka berakhirlah keamanan Israel.”
Abdullahian juga menyebutkan negaranya telah saling bertukar informasi dengan Amerika tentang konflik yang berlangsung dengan ISIS. “Tentu saja, inilah mengapa rezim Suriah dijaga sekeras mungkin agar tidak runtuh. Hal ini juga menunjukkan sejauh mana hubungan strategis antara menjaga keamanan negara Yahudi dengan mencegah jatuhnya rezim tiran Bashar al-Assad!” beber Abu Hamzah.
Abu Hamzah menyebutkan pengungkapan hubungan Iran, Amerika, dan Yahudi tersebut menunjukkan sejauh mana kebohongan slogan kebencian Iran kepada Amerika dan anak tirinya, negara Yahudi. Begitu juga slogan penolakan dan perlawanan semu yang dinyanyikan oleh rezim despotik di Damaskus, sekutu-sekutunya di Teheran dan ekor mereka seperti ‘Hizbullah’. Kenyataannya, semua itu hanyalah kedok untuk menutupi kesesatan dan kemunafikannya dari masyarakat,” pungkasnya. []
Hizbut Tahrir Kutuk Tindakan Tak Manusiawi Otoritas Libanon kepada Pengungsi Suriah
Hizbut Tahrir Libanon mengutuk keras tindakan tak manusiawi dan tak bermoral yang dilakukan otoritas Libanon kepada para pengungsi Suriah di Arsal dan tempat lainnya. “Wahai Otoritas di Libanon, sungguh kezaliman ini menunjukkan kebodohan dalam memerintah dan bukan hanya menunjukkan kedengkian dan kebencian saja. Menunjukkan kebodohan karena Otoritas dengan tindakan itu telah membangun basis konsekuensi yang buruk,” tegas Jubir HT Libanon Ahmad al-Qashash dalam pers rilisnya, Jumat (26/9).
Otoritas Libanon pada tiga hari terakhir menggerebek kamp-kamp pengungsi Suriah di kota Arsal dan tempat-tempat lainnya. Mereka menangkap lebih dari seribu laki-laki di kamp-kamp itu. Orang-orang yang ditangkap diikat dan wajah mereka di sungkurkan ke tanah. Para tentara menendang wajah dan kepala mereka dengan sepatu lars. Para tentara juga melecehkan banyak perempuan. Mereka membakar kamp dan barang-barang.
Otoritas Libanon menuduh para pengungsi membantu orang-orang bersenjata yang berdiam di gunung. Beberapa media massa mengungkap, tindakan itu dimaksudkan untuk mengambil sejumlah orang dari para pengungsi Suriah untuk ditukar dengan personel militer yang diculik sebagai sandera oleh orang-orang bersenjata. Setelah investigasi yang tidak transparan, sebagian dari orang yang ditangkap itu dilepaskan, sementara lebih dari 80 orang dari mereka tetap ditahan.
Dalam rilis itu juga disebut kepada musuh yang ditawan saja, Allah SWT dalam Surat Muhammad ayat 4 melarang kaum Muslim membunuh. Akan tetapi, ia dibebaskan baik dengan disertai tebusan atau tanpa tebusan. “Ini dalam kondisi tawanan perang yang berasal dari musuh. Lalu bagaimana jika ia diculik dan bukan seorang musuh serta bukan di dalam kondisi perang?!” tanya Al Qashash retoris.
Karena itu Hizbut Tahrir Libanon pun memperingatkan akan status para pengungsi tersebut. “Kami peringatkan, khususnya kepada kaum Muslim, bahwa para pengungsi itu adalah saudara Anda. Mereka ditimpa musibah, dipaksa mengungsi dan datang kepada Anda. Karena itu secara syar’i Anda tidak boleh menolak atau menyepelekan mereka. Anda wajib membantu mereka dan bersikap baik kepada mereka. Jika Anda menemukan orang yang menyakiti mereka dan menyerang mereka, Anda wajib menghadapi dan menolak mereka. Anda wajib menjadi pelindung, penolong dan penjaga bagi mereka. Bahkan jika yang menyerang mereka dan menyusahkan mereka itu adalah otoritas resmi sekalipun,” pungkasnya. []
Media AS Serang Ben Affleck karena Bela Islam
Pembelaan Ben Affleck terhadap Islam dalam acara talk show di sebuah stasiun TV AS belum lama ini, seperti diberitakan Republika.co.id, Kamis (9/10) ternyata mengundang reaksi sejumlah media sayap kanan di negeri Paman Sam. Berbagai tudingan negatif pun mereka tujukan kepada aktor kondang Hollywood itu.
Salah satu kecaman tersebut datang dari National Review, sebuah majalah konservatif yang berbasis di New York, AS. Editor majalah tersebut, Rich Lowry, menuding Affleck tidak mau menerima “kebenaran tentang dunia Muslim” secara jujur. Hal tersebut disampaikan Lowry dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada Selasa (7/10) kemarin.
“Dia (Affleck) terus bersikeras dengan pendapatnya. Pada satu titik, dia mencoba mendebat Maher dan Harris dengan mengecam perang di Irak. Padahal perang (Irak) itu bertujuan untuk pembebasan, tidak bisa disamakan dengan hukuman rajam bagi orang-orang murtad (dalam ajaran Islam),” tulis Lowry, seperti dikutip The Guardian, Rabu (9/10).
Kontributor Fox News, David Webb, dalam program “America’s Newsroom”, Selasa (7/10) lalu, menuduh Affleck sedang hidup dalam ‘dunia dongeng.’
Tidak sampai di situ saja, Webb bahkan juga menyebut Islam sebagai ‘agama yang tidak dapat ditoleransi’.
Presenter acara ‘The Five’ yang juga mengudara di kanal Fox, Greg Gutfield, juga menyindir Affleck sebagai ‘tentara Khilafah’. ”Dia (Affleck) tidak mampu memisahkan yang jahat dari hal-hal yang sudah jelas dalam toleransi. Ini memungkinkan kejahatan untuk berkembang,” ujar Gutfield, seperti dikutip The Guardian, Rabu (8/10).
Pembawa acara radio terkenal di AS, Laura Ingraham, juga ikut menyerang Affleck. “Apakah mungkin orang liberal seperti Affleck menyadari kekejaman Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS)?” kata perempuan itu mempertanyakan.
Sebelumnya, Affleck menuduh pembawa acara TV Bill Maher dan penulis Sam Harris sebagai orang-orang yang ‘kotor’ dan ‘rasis’ dalam melihat Islam. Hal tersebut diungkapkan pemeran Tony Mendez dalam film Argo itu dalam sebuah sesi debat acara talk show, ”Real Time” yang ditayangkan di saluran HBO, Jumat (3/10) pekan lalu.
Dalam sesi tersebut, Affleck meradang karena klaim Maher yang menyebut Islam sebagai satu-satunya agama yang bertindak seperti mafia. Tak hanya itu, Affleck juga menunjukkan reaksi kemarahan ketika Maher menuding Islam sebagai ajaran yang bakal membunuh orang-orang yang berkata, membuat gambar, atau menulis buku yang salah. “Ada lebih dari satu miliar orang (Muslim) yang tidak fanatik, yang tidak memukul wanita, yang hanya ingin pergi ke sekolah, makan beberapa sandwich, menunaikan shalat lima kali sehari, dan tidak melakukan satu pun hal buruk yang Anda katakan tentang mereka. (Pendapat yang menyebut umat Muslim kejam) itu hanya stereotip,” tutur Affleck. []
Menolak Perangi Boko Haram, 59 Tentara Nigeria Didakwa
Sejumlah 59 tentara Nigeria menghadapi sidang di pengadilan militer setelah mereka menyatakan menolak untuk melawan kelompok Islam Boko Haram yang diperangi oleh militer di negara itu.
Para tentara membantah tuduhan pemberontakan dan konspirasi untuk melakukan pemberontakan ketika mereka tampil di pengadilan militer, lapor BBC pada Kamis (16/10).
Ini adalah jumlah terbesar tentara yang mencoba untuk memberontak, ujar pengacara mereka seperti dikutip Arrahmah.com, Jum’at (17/10).
Sebelumnya 12 tentara Nigeria dijatuhi hukuman mati pada bulan lalu setelah dinyatakan bersalah atas kasus serupa.
Pasukan Nigeria di garis depan sering mengeluh tentang kurangnya peralatan yang memadai dan bayaran untuk mereka, ujar wartawan BBC yang melaporkan dari Lagos. Terdapat juga mental yang rendah, di mana tentara di garis depan lebih baik mundur daripada menghadapi kelompok Islam Boko Haram yang jauh lebih baik dalam persenjataan dan kemampuan.
Pejuang Boko Haram telah merebut beberapa kota di timur laut Nigeria, memunculkan pertanyaan apakah militer Nigeria mampu merebutnya kembali. [Joko Prasetyo, dari berbagai sumber]