HTI

Liputan Khusus (Al Waie)

ICMS 2014: Mahasiswa Pun Menuntut Khilafah Tegak!

“Mahasiswa di kepalmu Khilafah… Khilafah!” Begitulah salah satu yel-yel yang disampaikan oleh MC Kegiatan, Hanif, di Depan Gedung DPR/MPR RI. Dalam momentum puncak acara ICMS (Indonesia Conference Muslem Student) 2014, 10.000 mahasiswa tumpah-ruah di tempat tersebut. Dari berbagai wilayah Indonesia mereka datang dan bergabung untuk menyuarakan perubahan dengan syariah dan Khilafah.

Sebelumnya, aksi ICMS 2014 telah dilakukan di 91 kota Indonesia dengan peserta 50 ribu lebih dan diikuti oleh 709 pergerakan mahasiswa dari berbagai daerah. Di Banjarmasin, misalnya, kegiatan dimulai dengan pengarungan sungai menggunakan kapal-kapal sembari mengibarkan Bendera ar-Rayah. Ini sebagai pembuktian bahwa mahasiswa pun menghendaki Khilafah ar-Rasyidah berdiri kembali. Khilafah ini harus disuarakan dimana pun dan kapanpun.

Di Banten, teman-teman mahasiswa beraksi di bis-bis untuk menyampaikan kegiatan ICMS 2014 di Banten. Mereka menjadikan bis-bis itu sebagai panggung politik untuk menyuarakan menyuarakan syariah dan Khilafah.

Di Makassar, ICMS 2014 berlangsung di UNHAS. Sekitar 3.000 mahasiswa memadati aula tempat kegiatan berlangsung. Sayang, saat Darminto, anggota LKM DPP HTI naik ke podium, ada sabotase terhadap pihak tertentu dengan mematikan listrik. Namun masalah itu bisa diatas oleh panitia sehingga sabotase itu tak berlangsung lama.

Di Kendari, tempat kegiatan berada di alun-alun Kota Kendari. Lebih dari 5.000 mahasiswa menyuarakan syariah dan Khilafah. Meskipun udara terik dari sinar Matahari begitu panas, acara tetap berlangsung dengan sukses.

Di Kota Bandung, sedianya tempat berlangsung di depan Gedung Sate, namun ditolak. Acara dialihkan ke Monumen Perjuangan, tetapi juga ditolak. Tempat yang dituju akhirnya berada di depan Gedung Merdeka. Justru, di tempat ini, arus lalu-lintas begitu padat sehingga opini tentang syariah dan Khilafah bisa disampaikan secara gamblang kepada masyarakat Kota Bandung. Hadir sekitar 2.000 mahasiswa. Bahkan Ousman Diallo, Mahasiswa Muslim asal Senegal tampil sebagai salah satu orator. Ia menyampaikan pesan penting, “Kalian adalah bangsa terbesar Islam di dunia. Makanya tanggung jawab kalian besar. Jika kalian tidak memperjuangkan Islam, kalian sungguh akan berdosa!”

Di Palangkaraya, kampanye ICMS 2014 dilakukan dengan konvoi. Konvoi menggunakan sepeda ontel memasuki berbagai kampus Kalteng. Dengan ijin Allah SWT acara ICMS dan dawrah ICMS dilaksanakan indoor.

Di Kota Semarang ICMS dilakukan di bundaran Tugu Muda. Aksi dihadiri oleh berbagai mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi kota Semarang dan sekitarnya. Aksi ini diliput oleh banyak media massa. Sejumlah media massa menyebutkan aksi ini sebagai wujud perjuangan mahasiswa untuk penerapan syariah di Indonesia.

Di Jawa Timur, selain di Surabaya, sejumlah kota melakukan kegiatan ICMS; seperti Madura, Tuban, Jember, Malang, Bojonegero, Jombang, Madiun dan beberapa kota lainnya. ICMS mendapatkan sambutan hangat dari ribuan mahasiswa di wilayah Jawa Timur.

ICMS juga dilaksanakan di NTT, NTB, Bali, Papua, Kalsel, Sulselbar, Pekanbaru, Padang, Palu, Jambi, Palembang, Sultra dan kota-kota besar lainnya.

Di Jakarta, ICMS diawali dengan beberapa aksi di tempat pada beberapa titik. Di antaranya di sekitaran Cawang, Kalideres, Bundaran HI dan sejumlah tempat lainnya. Ini sebagai langkah pengenalan kepada publik akan datang acara akbar mahasiswa yang dihadiri lebih dari 10.000 mahasiswa dari seluruh Indonesia, khususnya di sekitar Jabodetabek.

Di depan Gedung DPR/MPR RI, sejumlah orasi disampaikan dari beberapa mahasiswa yang mewakili berbagai pulau besar di Indonesia. Orasi disampaikan dari perwakilan Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi. Sejumlah testimoni juga disampaikan oleh beberapa mahasiswa kampus di beberapa tempat.

Orasi politik disampaikan oleh Ketua DPP HTI, Ustadz MR Kurnia. Beliau mengungkapkan fakta dan alasan mengapa penting penerapan syariah dan Khilafah. Setelah itu, resolusi dari mahasiswa disampaikan secara langsung kepada pihak keamanan yang menjaga untuk disampaikan kepada Pimpinan DPR RI.

Di Istana Negara, Ustadz Agung Wisnu Wardana mengungkapkan fakta tentang kebohongan Penguasa dalam kenaikan harga BBM. “Kenyataannya kenaikan harga BBM itu dilakukan demi kapitalis dan pihak asing!” Kata Agung di hadapan sekitar 8000 peserta ICMS yang berkumpul di depan Istana Negara.

Agung juga menyatakan kalau BBM jadi dinaikkan oleh rezim Jokowi-JK, itu merupakan bukti ketundukan Pemerintah pada tekanan IMF. “Sebenarnya, pengurangan subsidi termasuk kenaikan harga BBM adalah amanat liberalisasi dalam Letter of Intent IMF pada Januari tahun 2000 lalu,” ungkap Agung.

Sejumlah perwakilan mahasiswa menyampaikan pesan resolusi kepada pihak perwakilan dari Istana Negara agar disampaikan kepada Jokowi. Isi resolusi itu sendiri meliputi 5 poin tuntutan kepada rezim Jokowi-JK untuk:

Pertama, segera menghentikan sistem sekular dan menggantinya dengan sistem Islam. Inilah satu-satunya solusi yang benar, yang akan membawa rahmatan lil ’alamin atau kebaikan bagi negeri ini, sekarang dan yang akan datang.

Kedua, segera menghentikan dominasi asing dalam berbagai bidang, khususnya dalam pengelolaan SDA.

Ketiga, segera menghentikan pinjaman luar negeri dan hutang ribawi. Sebagai gantinya, wujudkan Rp 3000 trilun APBN yang berasal dari pengelolaan kekayaan alam, zakat, fa’i dan jizyah; untuk memberikan jaminan kebutuhan sandang, papan dan pangan, serta kesehatan, pendidikan dan keamanan yang berkualitas dan gratis untuk seluruh rakyat.

Keempat, segera mengalihkan investasi di sektor non-riil kepada sektor riil sehingga akan membuka lapangan kerja seluas-luasnya untuk menyelesaikan 7,24 juta pengangguran dan 47 juta rakyat Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan.

Kelima, segera mewujudkan sistem pendidikan dan budaya yang islami; menghentikan segala pergaulan bebas, pornografi dan pornoaksi yang telah menimbulkan kemadaratan yang sangat mengerikan bagi generasi muda, seperti aborsi, narkoba, dan berbagai kejahatan remaja. []

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*