Mesir dan Negara-negara Teluk Rencanakan Bentuk Aliansi Militer
Mesir dan tiga negara sekutu dari Teluk sedang mempertimbangkan rencana untuk mengatur bersama kekuatan militer demi melakukan campur tangan militer di seluruh wilayah Timur Tengah. Demikian sumber Saudi mengatakan kepada Associated Press (AP) beberapa waktu lalu.
Keempat negara itu sedang membahas pembentukan pakta militer untuk melawan kelompok militan Islam, dengan kemungkinan membentuk kekuatan bersama untuk bisa melakukan campur tangan di seluruh Timur Tengah.
AP, mengutip pejabat senior militer Mesir, mengatakan bahwa Libya dan Yaman mungkin menjadi tempat bagi pakta militer itu untuk bertindak. Dikatakan juga bahwa aliansi itu pun akan berfungsi sebagai alat unjuk kekuatan regional atas kekuatan saingan kelas berat mereka, Iran. Tiga pejabat militer Mesir membahas rincian pembicaraan kepada AP dan mengkonfirmasi komentar mereka.
Namun, ada perbedaan atas ide membentuk kekuatan bersama itu lebih jauh. Ada perbedaan antara ukuran kekuatan, pendanaan dan kantor pusat; juga mengenai apakah akan melihat dukungan Liga Arab atau PBB untuk mendapatkan perlindungan politik demi operasi militernya. Demikian salah satu pejabat Mesir mengatakan kepada AP.
Bahkan jika tidak ada kekuatan bersama yang disepakati, aliansi akan mengkoordinasikan aksi militer yang bertujuan untuk secara cepat menentukan operasi melawan kelompok militan, bukan lagi misi militer. Demikian pejabat itu mengatakan.
Di Washington, Sekretaris Pers Pentagon Adm. John Kirby menolak berkomentar. Untuk mempersiapkan suatu kekuatan, baik bilateral maupun multilateral, telah dilakukan latihan perang selama tahun lalu di antara negara-negara itu untuk mempromosikan harmoni antara pasukan dan sistem senjata mereka. Demikian kata para pejabat Mesir.
Kata para pejabat, Yordania dan Aljazair juga kemungkinan telah mendekati untuk bergabung. Negara- negara yang terlibat berniat untuk mendapatkan “anggukan” persetujuan dari Amerika Serikat, pejabat mengatakan.
Pejabat mengatakan, aliansi juga akan siap melindungi Teluk dari setiap serangan oleh IS. Keberadaannya juga akan secara simbolis menunjukkan persatuan dalam melawan pengaruh Iran. []
Derita Kaum Muslim di Yerusalem dan Sekitarnya
Aktivis Hizbut Tahrir Abu Khalid menyatakan, sejumlah media melaporkan berita tentang pelanggaran dan serangan orang-orang Yahudi terhadap Masjid al-Aqsa, kegelisahan sikap dunia, dan sejumlah demonstrasi massa di ibukota beberapa negara Arab.
“Pada saat yang sama, media-media ini tidak mempublikasikan berita tentang Irak, Syam, Yaman dan negeri-negeri kaum Muslim lainnya yang tengah mengalami pengeboman, pembunuhan, penghancuran rumah-rumah dan penistaan,” ungkapnya seperti dilansir hizb-ut-tahrir.info, Selasa (11/11).
Padahal, lanjutnya, serangan serangan koalisi internasional terus menghantam Mosul, helikopter rezim Suriah menjatuhkan empat tong berisi bahan peledak di Aleppo, puluhan korban meninggal dan terluka di Yaman.
“Wahai kaum Muslim, wahai orang-orang yang disebutkan oleh Allah SWT dengan firman-Nya ‘Kalia adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia’. Apakah kalian telah memutus tangan pengkhianat para antek, yaitu para penguasa yang ditempatkan oleh kaum kafir Barat di atas pundak kalian, hingga mereka menimpakan penyiksaan terburuk kepada kalian. Apakah kalian takut pada mereka? Sungguh, Allah-lah yang harus kalian takuti jika kalian benar-benar orang yang beriman.
Untuk itu, berjuanglah dan tolonglah orang-orang yang berjuang dengan serius untuk mengubah keadaan umat ini dengan perubahan secara radikal, yang akan mengembalikan umat ini menjadi umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,” pungkasnya.[]
Arab Saudi Pantau Kegiatan Online Para Imam
Kementerian Urusan Islam, Wakaf, Dawah dan Bimbingan Arab Saudi memantau kegiatan online para dai, imam dan pejabat di situs jejaring sosial untuk menyingkirkan ‘unsur-unsur ekstremis’.
Menurut seorang pejabat tinggi, Tawfiq as-Sudairi, Kementerian telah bekerjasama dengan sejumlah cendekiawan dan mahasiswa untuk meningkatkan kesadaran mengenai postingan yang dianggap sesat dan orang yang sesat di situs jejaring sosial.
Kementerian baru-baru ini meluncurkan kampanye yang disebut “As-Sakinah”. Kampanye ini bergantung pada tim ahli dari berbagai bidang dan latar belakang untuk menyebarkan dan mendiskusikan Islam moderat melalui forum diskusi online, chatting, situs jejaring sosial dan interaksi pribadi.
Proyek baru lain bernama “Teknologi-Masjid”. Proyek ini bertujuan menyiarkan pesan tentang kesadaran legitimasi dan Islam yang sesungguhnya untuk para jamaah serta untuk menyebarkan pengumuman resmi tentang perkuliahan atau pelajaran dari ulama senior yang yang telah diizinkan untuk berkhutbah.
Pembicaraan fokus pada topik yang berbeda-beda seperti ibadah, akhlak dan hubungan antarmanusia. Melalui hal ini, pembicaraan merujuk pada subjek yang berbeda yang menarik perhatian masyarakat dan mendorong semangat nasionalisme dan hubungan erat dalam agama. []
Untuk Basmi Terorisme, AS Harus Dibasmi dan Diusir
Hizbut Tahrir Pakistan mengutuk keras pengeboman di perbatasan dekat daerah Wagah. “Untuk membasmi terorisme harus membasmi dalangnya (Amerika Serikat) dan mengusirnya dari negeri ini!” tegas Wakil Jubir Hizbut Tahrir Pakistan Shahzad Shaikh seperti dilansir Hizb-ut-tahrir.info, Rabu (5/11).
Shahzad menegaskan agar tercipta perdamaian di Pakistan dan di wilayah tersebut, Amerika Serikat dan India harus diusir dari wilayah itu serta. Tidak akan pernah ada perdamaian yang bisa dirasakan selama masih membiarkan Amerika Serikat untuk tetap tinggal di wilayahnya serta selama masih memberi India konsesi ekonomi dan politik.
Untuk itu, ajak Shahzad, orang-orang mukhlis yang berada di dalam angkatan bersenjata harus membersihkan kepemimpinan politik dan militer dari para pengkhianat dan memberi-kan nushrah (pertolongan) kepada Hizbut Tahrir, untuk mendirikan Khilafah yang berdasarkan metode Kenabian.
“Sebab hanya dengan berdirinya Khilafah, kaum Muslim di wilayah ini akan bersatu untuk melawan terorisme Amerika. Bahkan Khilafah satu-satunya yang mampu mengusir Amerika Serikat dari wilayah ini serta mengembalikan keamanan dan kedamaian,” katanya.
Sebelumnya, 60 orang meninggal dalam ledakan bom. Mereka adalah orang-orang yang tengah pulang dari menyaksikan upacara penurunan bendera kedua negara yang dilakukan sebelum matahari terbenam, di daerah perbatasan Wagah, dekat Lahore.
HT Pakistan mengutuk keras tindakan barbar ini. “Kami memohon kepada Allah SWT semoga Allah menyirami mereka dengan rahmat-Nya serta memberi keluarga yang ditinggal kesabaran atas ujian yang menimpa mereka,” doa Shahzad.[]