Mendominasinya tokoh parpol pendukung pemerintah dalam keanggotaan Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), menurut Ketua Lajnah Siyasiyah DPP Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Yahya Abdurrahman, menunjukkan politik akomodasi merupakan bagian integral dari politik demokrasi.
“Sebab parpol jadi penentu siapa yang bisa jadi presiden. Tanpa parpol, Jokowi tak bisa jadi presiden,” ungkapnya kepada mediaumat.com, Rabu (21/1) melalui surat elektronik.
Sehingga, lengkap sudah. “Wantimpres banyak diisi petugas partai, klop dengan presiden yang juga petugas partai,” ujarnya.
Menurutnya, didominasinya parpol pendukung sebagai anggota Wantimpres makin menunjukkan banyak janji yang tak terbukti. “Sudah saatnya rakyat sadar diri dari tipu-tipu politik demokrasi,” pungkasnya.
Seperti diberitakan Kompas, Selasa (20/1), tokoh partai politik pendukung pemerintah mendominasi keanggotaan Wantimpres yang dilantik Presiden Joko Widodo, Senin (19/1), di Istana Negara Jakarta. Hal ini membuat pemilihan anggota Wantimpres dinilai sarat politik akomodasi. (mediaumat.com, 22/1/2015)