Mengawal Tiga Pilar ‘Revolusi Syam’

Tsawrah asy-Syâm (Revolusi Syam), hingga kini masih menjadi harapan besar umat agar benar-benar menjadi jembatan yang mengantarkan mereka dari fase pemerintahan diktator menuju fase Khilafah ar-Rasyidah ‘ala Minhaj an-Nubuwwah. Untuk itu, Hizbut Tahrir wilayah Suriah terus melakukan kegiatan-kegiatannya secara berkesinambungan. Sejak tanggal 11 Dzulhijjah 1435/4 Oktober 2014, Hizbut Tahrir wilayah Suriah mengadakan kampanye besar yang dilakukan secara luas di Suriah bertema: “Tsawâbit Tsawrah asy-Syam”.

Tsawâbit adalah perkara-perkara pokok/pilar yang tidak bisa ditawar-tawar. Keberhasilan Revolusi Syam sangat bergantung pada apakah perkara-perkara pokok tersebut masih dipegang ataukah tidak. Bila ditinggalkan, mungkin saja gejolak di Suriah akan segara berakhir, namun nihil perubahan. Tentu ini bukanlah pilihan bagi umat Islam di sana.

Memang benar, konspirasi kafir penjajah untuk memalingkan Revolusi Syam hingga kini selalu berujung kegagalan.  Namun, perjuangan kaum Muslim di sana harus lebih difokuskan agar segara dapat dituntaskan dengan hasil yang menggembirakan, yakni tegaknya Dawlah Khilâfah ‘alâ Minhaj an-Nubuwwah  (Negara Khilafah yang sesuai dengan Metode Kenabian).

Kampanye ini dilakukan oleh syabab Hizbut Tahrir melalui penyebaran selebaran di masjid-masjid dan opini besar-besaran di tempat-tempat umum di Suriah. Tujuannya adalah menyeru kaum Muslim agar senantiasa memegang  perkara-perkara pokok (tsawabit) tersebut. Ast-Tsawâbit yang dimaksud adalah: (1)  Meruntuhkan sistem yang saat ini berkuasa di Suriah beserta seluruh pilar dan simbol-simbolnya; (2) Menolak intervensi asing (negara-negara kafir) beserta seluruh agen-agennya; (3) Menegakkan Daulah Khilafah ‘ala Minhaj an-Nubuwwah.  

Hizbut Tahrir wilayah Suriah menyeru seluruh umat Islam yang ada di Suriah khususnya, dan umat Islam  di Dunia pada umumnya, untuk tetap menjaga, mendakwah-kan dan merealisasikan perkara-perkara pokok ini dalam perjuangan mereka. Ketiga hal ini tidak boleh berubah dan tidak bisa ditawa-tawar. Inilah pokok-pokok perjuangan yang menjadi pemersatu umat Islam di Suriah.

Setelah lebih dari tiga tahun berlangsung, revolusi di Bumi Syam hingga kini masih tetap kokoh bagaikan gunung meski menghadapi setiap konspirasi yang berusaha mememalingkan arah perjuangan kaum Muslim dan mengaborsi  proyek Islam di sana. Meski demikian, untuk mencegah pembajakan pihak asing  dan melindungi revolusi dari penyimpangan dan penyesatan kaum kuffar, Hizbut Tahrir memandang sangat penting untuk mengokohkan kembali  tiga pilar “Tsawrah asy-Syam” yang disepakati semua komponen umat di sana, sebagaimana disebutkan di atas.

Demi menjaga sekaligus mewujudkan tiga pilar tersebut, Hizbut Tahrir menyeru seluruh komponen umat Islam di Suriah untuk melakukan hal-hal berikut:

 

1.     Menghentikan peperangan antarkelompok dan brigade serta tidak menghabiskan energi dalam peperangan yang tidak penting yang menguras energi.

Sebaliknya, mereka harus memfokuskan pertempuran untuk menjatuhkan rezim yang berpusat di Damaskus.  Demikianlah Allah SWT memperingatakan kita dalam firman-Nya:

وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُوا إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

Taatilah kalian kepada Allah dan Rasul-Nya, jangan kalian berbantah-bantahan sehingga kalian menjadi gentar dan hilang kekuatan, serta bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar (QS al-Anfal [8]: 46).

 

2.     Menolak proyek pembentukan negara madani.

Negara madani adalah Negara dengan sistem demokrasi yang memisahkan antara agama dan kehidupan. Demokrasi bertentangan dengan Islam secara diametral dan tidak pernah menghasilkan apa-apa kecuali kerusakan dan kesengsaraan. Allah SWT mengancam dalam firman-Nya: 

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى

Siapa saja yang berpaling dari peringatan-Ku, sesungguhnya bagi dia kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkan dirinya pada Hari kiamat dalam keadaan buta (QS Thaha [20]:124).

 

3.     Independen dalam mengambil keputusan, baik dalam urusan politik maupun militer.

Agar bisa melakukan hal ini, setiap kelompok umat Islam di Suriah wajib menolak setiap bantuan  materil dari pihak asing. Sebab, bantuan itulah yang memecah-belah kelompok mujahidin, mengintervensi keputusan mereka, dan pada gilirannya pihak pendonor berhasil memperalat mereka demi kepentingan mereka. Ini pulalah yang diperingatkan oleh Allah SWT dalam firman-Nya:

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ لِيَصُدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ فَسَيُنْفِقُونَهَا ثُمَّ تَكُونُ عَلَيْهِمْ حَسْرَةً ثُمَّ يُغْلَبُونَ وَالَّذِينَ كَفَرُوا إِلَى جَهَنَّمَ يُحْشَرُونَ

Sesungguhnya orang-orang kafir itu, menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka dan mereka akan dikalahkan. Ke dalam neraka Jahanamlah orang-orang kafir itu dikumpulkan (QS al-Anfal [8]: 36).

 

4.     Menolak intervensi asing dalam segala bentuknya, baik politik, militer, pertahanan kemananan, dsb.

Allah SWT berfirman:

يَقُولُونَ لَئِنْ رَجَعْنَا إِلَى الْمَدِينَةِ لَيُخْرِجَنَّ الأعَزُّ مِنْهَا الأذَلَّ وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لا يَعْلَمُونَ

Mereka berkata, “Sesungguhnya jika kita telah kembali ke Madinah maka orang yang kuat benar-benar akan mengusir orang-orang yang lemah dari sana.” Padahal kekuatan itu hanyalah milik Allah, Rasul-Nya dan kaum Mukmin. Akan tetapi, kaum munafik itu tiada mengetahui (QS al-Munafiqun [63]: 8).

 

5.     Memutus hubungan dengan negara Barat secara total dalam setiap level dan unsur-unsurnya.

Allah SWT mengajarkan dalam al-Quran:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَتَّخِذُوا عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاءَ تُلْقُونَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَقَدْ كَفَرُوا بِمَا جَاءَكُمْ مِنَ الْحَقِّ يُخْرِجُونَ الرَّسُولَ وَإِيَّاكُمْ أَنْ تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ رَبِّكُمْ إِنْ كُنْتُمْ خَرَجْتُمْ جِهَادًا فِي سَبِيلِي وَابْتِغَاءَ مَرْضَاتِي تُسِرُّونَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَأَنَا أَعْلَمُ بِمَا أَخْفَيْتُمْ وَمَا أَعْلَنْتُمْ وَمَنْ يَفْعَلْهُ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيلِ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian menjadikan musuh-Ku dan musuh kalian sebagai teman setia yang kalian sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih saying. Padahal sesungguhnya mereka telah mengingkari kebenaran yang datang kepada kalian; mereka telah mengusir Rasul dan kalian  karena kalian mengimani Allah, Tuhan kalian. Jika kalian benar-benar keluar untuk berjihad di jalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku (janganlah kalian berbuat demikian). Kalian memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kalian sembunyikan dan yang kaliannyatakan. Siapa saja di antara kalian yang melakukan itu, sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus (QS al-Mumtahanah [60]: 1).

 

6.     Memutus hubungan dengan seluruh negara yang berdiri di negeri Islam dalam setiap levelnya.

Pasalnya, penguasa negara-negara tersebut adalah agen penjajah. Mereka bekerja siang-malam untuk menjaga kepentingan Barat, di antaranya yang paling utama adalah mempertahankan sistem demokrasi dan mencegah Daulah Khilafah Islamiyah berdiri. Allah SWT berfirman:

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ آمَنُوا بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَنْ يَتَحَاكَمُوا إِلَى الطَّاغُوتِ وَقَدْ أُمِرُوا أَنْ يَكْفُرُوا بِهِ وَيُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُضِلَّهُمْ ضَلالا بَعِيدًا

Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman pada apa yang telah diturunkan kepada kamu dan pada apa yang diturunkan sebelum kamu. Mereka hendak berhukum pada thaghut. Padahal mereka telah diperintah untuk mengingkari thaghut itu. Setan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya (QS an-Nisa’ [4] :60).

 

7.     Menganggap siapa saja yang berhubungan dan menjalin kesepakatan dengan negara luar sebagai musuh bagi perlawanan dan perjuangan umat di Suriah.

Mereka adalah musuh yang berusaha memalingkan dan mengaborsi perjuangan umat. Mereka menyia-nyiakan dan meremehkan darah para syuhada yang telah dikorbankan dalam meninggikan kalimat Allah. Oleh sebab itu, berhubungan dengan mereka merupakan pengkhianatan yang diharamkan.  Allah SWT berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ

Hai orang-orang beriman, janganlah kalian mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad); jangan pula kalian mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepada kalian, sedangkan kalian mengetahui (QS al-Anfal [8]: 27).

 

8.     Berpegang teguh pada metode dakwah Rasulullah saw. dalam menegakan Khilafah Islam.

Ini karena hal tersebut merupakan bagian dari keumuman firman Allah SWT:

وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Apa saja yang diperintahkan Rasul kepada kalian, lakukanlah. Apa saja yang dia larang atas kalian, tinggalkanlah. Bertakwalah kalian kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya (QS. al-Hasyr [59]: 7).

 

9.     Mengadopsi rancangan politik yang jelas, rinci serta bersumber dari al-Quran dan Sunnah Rasulullah saw. yang mengambarkan sistem dan bentuk negara Khilafah yang akan ditegakkan.

Allah SWT berfirman:

قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ

Katakanlah, “Inilah jalan (agama)-ku. Aku dan orang-orang yang mengikuti diriku mengajak (kalian) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Mahasuci Allah. Aku tidaklah termasuk kaum musyrik (QS Yusuf [12]: 108).

 

Mudah-mudahan Allah SWT segera memberikan pertolongan-Nya kepada orang-orang yang sedang memperjuangkan agama-Nya dan menegakan Khilafah ar-Rasyidah yang dicontohkan Rasul-Nya. Hanya dengan itu kita akan kembali menjadi umat terbaik yang diutus untuk seluruh manusia. Pada saat itu kita akan kembali mengatakan pada awan di atas sana, “Turunkanlah hujan dimana pun engkau mau (amthirî haytsu syi‘ti!) sebab kami tahu bahwa harta kharaj dari hasil bumi berkat curahan hujanmu pasti datang kepada kami.”

Pada saat itu seluruh thaghut tunduk di bawah agama Allah SWT. Dia berfirman:

فِي بِضْعِ سِنِينَ لِلَّهِ الأمْرُ مِنْ قَبْلُ وَمِنْ بَعْدُ وَيَوْمَئِذٍ يَفْرَحُ الْمُؤْمِنُونَ، بِنَصْرِ اللَّهِ يَنْصُرُ مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ

Pada hari itu bergembiralah kaum Mukmin karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang Dia kehendaki. Dialah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang (QS ar-Rum [30]: 4-5).

                  

          Allah SWT pun berfirman:

وَاللَّهُ غَالِبٌ عَلَى أَمْرِهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ

Allah berkuasa atas urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (QS Yusuf [12]: 21).

 

[Abu Muhtadi/Diterjemahkan dari al-wa’ie edisi bahasa Arab no. 335-336]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*