HTI

Dunia Islam (Al Waie)

Ungkap Makar Barat Di Yaman, Syabab Hizbut Tahrir Ditangkap

Houthi Menangkap Syabab Hizbut Tahrir karena Mendistribusikan Leaflet yang Membongkar dan Mengutuk “Paket Badai”!

Milisi Houthi di Kota Raidah di Provinsi Imran menangkap saudara kami al-Ustadz Muthahhar Ahmad ar-Rasyidi yang berusia 43 tahun. Ia bekerja sebagai direktur salah satu sekolah di kota tersebut. Ia ditangkap dari rumahnya pada Senin 30 Maret 2015 dan dipindahkan ke provinsi. Penangkapan itu karena ia menyebarkan leaflet Hizb dengan judul, ”Akhirnya Pesawat Para Penguasa Agen Bergerak. Namun, Kemana? Mereka Bergerak untuk Membunuh Kaum Muslim, Bukan untuk Memerangi Musuh!” 

Di dalam leaflet itu dinyatakan:

Pesawat-pesawat dan kapal-kapal perang para penguasa agen itu bergerak untuk menyerang Yaman, bukan menyerang Yahudi. Padahal Yahudi itu lebih dekat dari mereka dibandingkan dengan Saba’ (Yaman)! Hal sangat buruk mereka katakan untuk menjustifikasi tindakan mereka, bahwa serangan itu untuk melindungi kiblat kaum Muslim (Makkah). Padahal Makkah tidak sedang diduduki. Sebaliknya, kiblat pertama kaum Muslim (Al-Quds) mereka biarkan. Padahal al-Quds sedang diduduki Yahudi dan terus berteriak meminta pertolongan! Pesawat-pesawat mereka itu bergerak ke Yaman untuk kepentingan kaum kafir penjajah. Pesawat-pesawat mereka tidak bergerak untuk membebaskan bumi penuh berkah (Palestina) yang diduduki oleh manusia yang paling keras permusuhannya (Yahudi) kepada kaum Muslim!

Houthi dan beberapa kekuatan politik kesal terhadap leaflet yang dikeluarkan oleh Hizbut Tahrir itu. Padahal leaflet tersebut mengungkap-kan kebenaran, tidak menjilat dan bermanis muka kepada penguasa, partai atau kelompok manapun. Hizbut Tahrir sepanjang perjalanannya hanya menasihati, memperingat-kan dan membongkar rencana-rencana Barat dan alat-alatnya dari kalangan para penguasa agen dan siapa saja yang berjalan bersama mereka dan berada dalam pelukan asuhan mereka, baik mereka sadar atau tidak. Hizbut Tahrir tidak memandang kecuali dari sudut pandang syariah.

Hizbut Tahrir dalam sikap dan perjalanannya hanya berpegang teguh pada syariah. Hizbut Tahrir tidak memandang kubu-kubu yang bertarung dengan pandangan sektarian menjijikkan yang ditempuh oleh Barat untuk memicu sektarianisme di antara kaum Muslim. Akan tetapi, analisis dan pandangan Hizb terhadap berbagai peristiwa adalah pandangan mendalam dan cemerlang yang mendeskripsi-kan realita sebagaimana adanya, meski pihak-pihak yang bertarung di Yaman tidak tahan dengan kenyataan pahit dan nasihat yang benar tersebut.

Hizbut Tahrir di dalam leaflet-nya menjelaskan hakikat pergolakan yang terjadi di Yaman dan kubu-kubunya yang menjadi agen. Hizb juga menjelaskan bahwa itu merupakan pergolakan internasional Anglo Amerika. Di dalam leaflet itu dinyatakan:

Amerika telah mendukung Houthi melalui Iran dengan berbagai macam senjata dan peralatan militer agar mereka mampu mengontrol Yaman menggunakan kekuatan. Sebabnya, Amerika paham bahwa lingkungan politik (di Yaman) pada galibnya adalah buatan Inggris… Begitulah, Houthi beranggapan, mereka memiliki kekuatan yang bisa mengontrol Yaman. Karena itu mereka mengepung Presiden Hadi agar bisa mendapatkan dari Presiden apa yang mereka inginkan melalui undang-undang yang dikeluarkan oleh Presiden. Presiden Hadi sebelumnya setuju, tetapi kemudian menunda-nunda pelaksanaannya. Karena itu Houthi lalu memberlakukan tahanan rumah terhadap Hadi. Namun kemudian, Presiden Hadi bisa lolos dan pergi ke Aden. Houthi bisa menyusul Hadi, tetapi Hadi kembali bisa lolos untuk kedua kalinya…Begitulah harapan dan tempat yang dituju terasa makin jauh bagi mereka. Mereka menyebar di wilayah tanpa pengasuh yang menerima mereka, kecuali para pengikut Saleh yang berjalan bersama mereka agar bisa berbagi kekuasaan dengan mereka jika mereka berhasil mengalahkan Hadi, atau sebaliknya melecehkan mereka jika mereka gagal bahkan hingga jika mereka ditimpa oleh sesuatu kegagalan! Tanda-tanda hal itu sangat menonjol.

Kemudian Hizb di dalam leaflet itu memberikan analisis terhadap realita serangan terhadap Houthi, yang disebut “Paket Badai”. Hizb mengatakan:

Amerika paham bahwa Houthi, pengikut AS, telah berada dalam situasi kacau. Mereka telah menyebar di negeri (Yaman), tetapi tidak bisa mendominasi dan juga tidak bisa kembali ke basis kekuatan mereka di utara. Karena itu Amerika berpandangan untuk menyelamat-kan mereka dengan aksi militer terbatas dengan cara “menembak dua burung dengan satu tembakan”. Pertama: untuk menonjol-kan mereka (Houthi) sebagai korban yang sebelumnya masyarakat melihat agresi mereka. Kedua: menciptakan suasana negosiasi darurat untuk sampai pada solusi jalan tengah—seperti kebiasaan Amerika—ketika tidak mampu mengambil semuanya sendirian…

Hal itu telah menjadi jelas dengan memantau apa yang telah dan sedang terjadi. Saudi berkonsultasi dengan Amerika sebelum aksi militernya di Yaman. Pihak-pihak yang melakukan peran militer secara aktif adalah agen-agen Amerika, khususnya Salman, Raja Saudi, dan al-Sisi, Presiden Mesir. Adapun negara-negara Teluk lainnya, Yordania dan Maroko, lebih memainkan peran politis menurut kebiasaan Inggris dalam mendampingi Amerika. Tujuannya adalah agar Inggris berada dalam potret dan mendapat bagian dalam negosiasi-negosiasi mendatang agar bisa memperoleh pembagian pengaruh…

Aksi-aksi militer kadangkala berhasil membuka pintu negosiasi, namun kadangkala gagal. Akibatnya, masalahnya menjadi kacau kembali, menyengsarakan Yaman yang dulu bahagia pada hari yang tidak jauh, yaitu pada hari saat Bumi Yaman yang bersih tidak dimasuki oleh para agen dan orang-orang kafir penjajah.

Kami mengetahui bahwa di antara para pengikut di dalam gerakan-gerakan yang disebut gerakan islami, di antaranya Houthi, banyak yang mukhlis. Akan tetapi, ikhlas saja tidak cukup tanpa kesadaran terhadap apa yang terjadi di dalam konstelasi internasional serta kondisi para penguasa dan agen yang menjadi pengikut dalam konstelasi internasional itu. Jika Houthi dan kubu-kubu yang bertarung di Yaman dan di kawasan merasa marah karena penyifatan mereka sebagai agen, maka hendaklah mereka membahas makna istilah agen itu supaya mereka paham bahwa agen adalah orang yang merealisasi rencana-rencana musuh baik dia tahu atau tidak.

Mereka semua harus memahami bahwa syabab Hizbut Tahrir terus berjalan pada apa yang dijanjikan oleh Allah seraya bertawakal kepada-Nya sampai Allah memenangkan agama-Nya sehingga al-Khilafah ar-Rasyidah yang mengikuti manhaj kenabian tegak atau syabab Hizb binasa karenanya.

Mereka pun harus mengetahui bahwa syabab Hizbut Tahrir merupakan katup pengaman di tengah umat ini. Mereka, dengan izin Allah, merupakan pemimpin umat yang menuntun umat pada terhimpunnya kalimat, penyatuan barisan, mencampakkan perpecahan, menelanjangi musuh, menegakkan kekuasaan Islam dan menyuarakan kalimat kebenaran secara lantang dan memberikan nasihat kepada semua muslim. Allah Mahakuasa atas hal itu. Karena itu hendaklah al-Ustadz Muthahhar ar-Rasyid segera dilepaskan dan begitu pula semua orang yang yang ditangkap.

وَاللَّهُ لا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ

Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim (QS Ali Imran [3]: 140).

Maktab I’lami Hizbut Tahrir di Wilayah Yaman; Keterangan Pers Nomor: H.T.Y 193, 11 Jumaduts Tsaniyah 1436 H/31 Maret 2015 M.

[Sumber: http://www.hizb-ut-tahrir.info/info/index.php/contents/entry_45682]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*