Pada malam 27 Rajab lebih dari 1400 tahun lalu, Allah SWT memperjalan-kan Baginda Rasulullah Muhammad saw. dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsha di Palestina, kemudian naik ke Sidratul Muntaha. Inilah peristiwa Isra’ Mi’raj yang sangat monumental, yang kelak sangat berpengaruh pada perjalanan hidup Rasulullah saw. dan umatnya.
Namun harus diingat, bahwa pada bulan Rajab pula, persisnya pada tahun 1342 Hijirah (94 tahun lalu) Khilafah Utsmani yang berpusat di Turki diruntuhkan oleh tangan-tangan kafir penjajah. Peristiwa ini kemudian menjadi pangkal dari timbulnya berbagai malapetaka (ummul jara’im) yang menimpa kaum Muslim di seluruh dunia, termasuk di negeri ini.
Khilafah adalah kepemimpinan umum bagi seluruh kaum Muslim di dunia untuk menegakkan syariah Islam dan mengemban dakwah ke segenap penjuru dunia. Dalam sejarahnya yang membentang lebih dari 1300 tahun, Khilafah secara praktis telah berhasil menaungi Dunia Islam, mampu menyatukan umat Islam seluruh dunia dan menerapkan syariah Islam secara kaffah sedemikian sehingga kerahmatan yang dijanjikan benar-benar dapat diwujudkan.
Syariah dan Khilafah bagaikan dua sisi dari sekeping mata uang. Tepat sekali ketika Imam Ghazali dalam kitab Al-Iqtishad fi al-I’tiqad menggambarkan eratnya hubungan antara syariah dan khilafah dengan menyatakan, “Ad-Din uss[un] wa ash-shultan haris[un] (Agama adalah tiang dan kekuasaan adalah penjaga).”
“Wa ma la ussa lahu fa mahdumun wa ma la harisa lahu fa dha’i (Apa saja yang tidak ada asasnya akan roboh dan apa saja yang tidak ada penjaganya akan hilang),” lanjut al-Ghazali.
Menyadari arti pentingnya Khilafah dan betapa vitalnya bagi ‘izzul Islam wal muslimin, umat Islam tidak pernah tinggal diam. Karena itu sejak masa keruntuhannya, umat Islam, termasuk Hizbut Tahrir, terus berjuang keras untuk menegakkan kembali payung Dunia Islam itu. Perjuangan itu tidak pernah berhenti hingga sekarang.
Berkenaan dengan itu, Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Ismail Yusanto, dalam pernyataan persnya menjelaskan bahwa sepanjang bulan Mei 2015, bertepatan dengan bulan Rajab 1436 H, HTI menyelenggarakan Rapat dan Pawai Akbar (RPA) di 36 kota di seluruh Indonesia. Puncaknya pada 30 Mei di Stadion Gelora Bung Karno dilanjutkan dengan pawai di sepanjang Jalan Sudirman, Jakarta yang insya Allah akan diikuti oleh sekitar 150 ribu peserta.
Dengan tajuk “Bersama Umat Tegakkan Khilafah” RPA diselenggarakan sebagai medium untuk mengokohkan visi dan misi perjuangan umat untuk tegaknya kembali kehidupan Islam dalam Khilafah. Visi dan misi ini penting untuk terus ditegaskan dan dikokohkan apalagi di tengah arus besar yang tengah mengancam keselamatan negeri ini, yakni neoliberalisme dan neoimperialisme.
Hizbut Tahrir meyakini, keruntuhan Khilafah dulu menjadi pangkal hancurnya Dunia Islam dan timbulnya berbagai malapetaka yang menimpa Dunia Islam. Karena itu bangkitnya kembali Dunia Islam dari keterpurukannya pun hanya mungkin melalui tegaknya kembali Khilafah itu. Khilafahlah yang akan menyatukan kaum Muslim di seluruh dunia, menerapkan syariah secara kaffah dan menghadapi segala bentuk ancaman, khususnya neoliberalisme dan neoimperialisme. Hanya dengan itu negeri ini akan benar-benar akan menjadi baldah thayyibah wa rabbun ghafur.
Berkenaan dengan acara tersebut, Ismail Yusanto juga menyampaikan seruan HTI kepada seluruh umat Islam, khususnya para pimpinan ormas, orpol, ulama, wakil rakyat, anggota TNI/Polri, wartawan, cendekiawan, para pengusaha, para pekerja serta para pemuda dan mahasiswa. Hizbut Tahrir menyerukan kepasa seluruh komponen umat itu agar secara sungguh-sungguh mengamalkan syariah Islam, berjuang bagi tegaknya syariah Islam di negeri ini serta secara sengaja menempatkan perjuangan penegakan syariah sebagai agenda utama mereka.
Sesungguhnya mengamalkan syariah dalam kehidupan pribadi dan menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara merupakan kewajiban setiap Muslim, juga merupakan realisasi dari ibadah kepada Allah SWT. Karena itu Hizbut Tahrir mengundang masyarakat untuk hadir dalam acara itu. Jadilah saksi bagi bergeloranya keinginan umat menuju terwujudnya kembali kehidupan Islam di bawah naungan Khilafah yang akan menerapkan syariah secara kaffah.
Semoga Allah SWT memberikan pahala yang besar kepada siapapun yang berpartisipasi dalam acara umat ini dan menyegerakan tegaknya Khilafah ‘ala minhaj an-Nubuwwah.
HasbunalLah wa ni’ma al-Wakil, ni’ma al-Mawla wa ni’ma an-Nashir [Farid Wadjdi]