Keruntuhan Khilafah 94 tahun yang lalu pada bulan Rajab 1342 H merupakan pangkal malapetaka umat Islam. Sejak saat itu di tengah-tengah umat tidak lagi ada negara yang menerapkan syariah Islam secara totalitas, melindungi dan mengurus rakyat serta menyebarluaskan dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia. Ketiadaan Khilafah juga telah menghilangkan pengikat kuat umat Islam yang kemudian membuat negeri Islam terpecah-belah, terjajah dan lemah.
Untuk itu Hizbut Tahrir di seluruh dunia, bersamaan dengan bulan Rajab saat runtuhnya Khilafah, mengingatkan umat Islam tentang kewajiban penegakan Khilafah Islam. Bukan meratapi, tetapi mengingatkan tentang kewajiban syariah Islam. Berbagai acara digelar di seluruh dunia; Indonesia, Yordania, Pakistan, Bangladesh, Sudan dan beberapa tempat lainnya.
Yordania
Di Yordania, kampanye “Khilafah ‘ala Minhaj an-Nubuwwah yang Kami Inginkan” telah selesai dengan dikawal aparat keamanan dan diliput sejumlah media. Aksi massa yang digelar HT wilayah Yordania untuk mengenang 94 tahun runtuhnya Khilafah berlansung di Ibukota Amman, Kota Zarqa’ dan Kota Irbid. Aksi massa tersebut dilakukan setelah shalat Jumat dari depan Masjid Abu Darwis di Distrik al-Asyrafiyah, Masjid Rumah Sakit Amir Hamzah di Distrik al-Hasyimi, di Amman; Masjid Jami’ Yarmuk di Kota Irbid, dan Masjid Dlahiyah Madinah al-Munawwarah di Kota Zarqa’. Aksi tersebut mengangkat slogan, “Mari menuju Khilafah ‘ala Minhaj an-Nubuwwah untuk Menghapus Aib Hilangnya al-Aqsa dan Penghinaan Terhadap Rasulullah saw. yang Kita Muliakan”.
Aksi massa itu dibanjiri oleh kerumunan manusia. Selama aksi itu berlangsung disampaikan sejumlah pernyataan dari para pembicara yang mengingatkan umat terhadap kewajibannya untuk berjuang mengembalikan kehidupan Islam dengan menegakkan Khilafah ‘ala Minhaj an-Nubuwwah. Sebab, akibat keruntuhan Khilafah, runtuh pula benteng Islam; hukum-hukum Islam dikebiri, Rasulullah saw. diserang dan dilecehkan, masjid Al-Aqsa hilang bahkan seluruh Palestina, negeri-negeri kaum Muslim dikapling, umat dirobek-robek, darah generasi kaum Muslim ditumpahkan dan terus ditumpahkan, kehormatannya terus diperkosa dan terus diperkosa. Sungguh tidak ada yang bisa menyelamatkan umat dari semua musibah ini kecuali dengan mengembalikan negara Khilafah ‘ala Minhaj an-Nubuwwah.
Para peserta dengan suara lantang terus meneriakkan kalimat takbir (Allahu Akbar, Allah Mahabesar), dan yel-yel yang membangkitkan semangat umat. Mereka diajak untuk berjuang mengembalikan negara Khilafah serta berdakwah untuk menggerakkan umat, khususnya para pemilik kekuatan dan pengaruh di tengah-tengah umat. Tujuannya adalah guna mengembalikan kehidupan Islam dalam naungan negara Khilafah ‘ala Minhaj an-Nubuwwah.
Sepanduk pun dibentang dengan kalimat-kalimat yang menggugah: “Khilafah yang Kami Inginkan…‘ala Minhaj an-Nubuwwah”; “Dalam Mengenang Keruntuhan Khilafah…Hizbut Tahrir Menyeru Anda untuk Menegakkannya”; “Sekiranya Kami Memiliki Khilafah, Apakah Mereka Berani Melecehkan Rasulullah saw.?”; “Al-Aqsha Tidak Akan Menyeru kecuali…Umar”; “Dalam Mengenang Keruntuhan Khilafah…Tuntutan Kami adalah Negara Khilafah”.
Bangladesh
Di Bangladesh, meskipun dibawah tekanan politik yang menindas dari rezim sekular, Hizbut Tahrir Bangladesh dengan gagah berani tetap mengorganisir rapat umum di depan beberapa masjid. Rapat-rapat umum diadakan di depan masjid di Dhaka, Chittagong dan Sylhet setelah shalat Jumat (15/5) untuk memperingati keruntuhan Khilafah pada tanggal 28 Rajab 1342 Hijriah (3 Maret 1924) oleh Mustafa Kemal yang bekerjasama dengan Barat.
Para pembicara mengingatkan para hadirin bahwa keruntuhan Khilafah adalah hari saat setelah itu umat Islam menjadi anak yatim dan masuk ke lubang penindasan dan penderitaan yang ditimpakan atas mereka secara kejam. Dengan memecah Khilafah menjadi lebih dari lima puluh negara yang lemah, kekuatan Barat telah mengangkat para penguasa pengkhianat yang berkolaborasi melawan umat dan terus mengancam mereka dari tuntutan solusi yang benar, yaitu, Khilafah.
Para pembicara kemudian mengatakan kepada para hadirin bahwa rezim Hasina-Khaleda juga membawa warisan pengkhianatan yang sama terhadap Islam dan kaum Muslim. Sejak kelahiran negeri ini, semua rezim itu telah menjadi mata dan telinga tuan-tuan kolonial mereka. Mereka dengan tergopoh-gopoh bersaing satu sama lain hanya untuk mengamankan takhta mereka dengan mempertahankan kepentingan geopolitik tuan-tuan mereka di wilayah ini.
Sudan
Sudan adalah salah satu negeri Islam di Afrika yang ikut mengenang keruntuhan Khilafah. Hizbut Tahrir Wilayah Sudan menggelar Pekan Politik yang dimulai pada 21 Rajab 1436 H (10 Mei 2015 M.) Pekan Politik berlanjut hingga 28 Rajab 1436 H (17 Mei 2015 M). Berbagai kegiatan digelar untuk mengingatkan umat terhadap tragedi keruntuhan Khilafah dan kewajiban mereka untuk menegakkannya kembali.
Di Mahalliyah Ummu Darman HT mengadakan panggung dialog di wilayah Mauqif al-Tsaurat. Selama kegiatan itu telah distribusikan banyak selebaran yang bergema dengan baik di hati masyarakat.
Di Mahalliyah al-Qadarif, 410 km sebelah timur Khartoum, untuk kedua kalinya sepanjang minggu ini, HT menggelar panggung dialog pada 23 Rajab 1436 H atau 12 Mei 2015 M, di sebuah pasar besar. Kegiatan itu mendapat reaksi dan sambutan baik dari publik.
Pada hari yang sama, yaitu hari Selasa, HT menggelar dialog politik lainnya di Universitas al-Quran al-Karim. Para syabab HT juga melakukan pawai di dalam komplek Universitas. Selama pawai para mahasiswa terus meneriakkan slogan-slogan yang menuntut untuk menegakkan kembali Khilafah. Pawai itu berlangsung begitu mengesankan hingga tidak sedikit para mahasiswa yang bergabung. Hal itu mencerminkan perasaan Islam yang tinggi dalam diri generasi kaum Muslim dan dukungan mereka terhadap dakwah.
Di Mahalliyah Bahri, HT mengadakan panggung dialog di pusat kota, di depan Masjid Agung sambil membagikan sejumlah nasyrah, dan surat kabar ar-Rayah. Di Port Sudan, sekitar 675 km dari Khartoum, HT mengadakan panggung dialog, di Kota Port Sudan. Slama acara itu berlangsung banyak interaksi pemikiran yang menyentuh dan berpengaruh dengan masyarakat.
Pakistan
Pakistan adalah tempat para syabab HT mengalami penindasan yang kejam. Para syabab HT terkemuka seperti Naved Butt diculik dan hingga kini tidak diketahui keberadaan. Di Pakistan demonstrasi untuk mengingatkan umat tentang kewajiban Khilafah tetap dilaksanakan. Aksi yang dilakukan pada 28 Rajab H memiliki tujuan yang sama, yaitu mengingatkan keruntuhan Khilafah dan kewajiban untuk menegakkannya saat ini.
Para peserta aksi memegang spanduk dan plakat yang menyatakan “Khilafah adalah Perisai Kaum Muslim” dan “Wahai Angkatan Bersenjata Pakistan! Mobilisasikanlah Kekuatan Sekarang, Bebaskanlah Palestina!”
Hizbut Tahrir mengingatkan para perwira yang tulus dari angkatan bersenjata Pakistan bahwa adalah tugas Islam atas mereka untuk memberikan nushrah untuk kembalinya Khilafah yang berjalan pada metode kenabian. Dengan itulah perisai akan terbentuk oleh kaum Muslim yang bersatu. Mereka menduduki wilayah yang akan dibebaskan dan cahaya Islam akan dibawa ke seluruh umat manusia melalui dakwah dan jihad.
Palestina
Di Palestina, tempat Hizbut Tahrir didirikan pertama kali oleh Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani rahimahulLah, berbagai acara digelar untuk membangkitakan harapan umat. Hizbut Tahrir Wilayah Palestina berusaha menyegarkan kembali kenangan tragis ini dengan beberapa kegiatan di Al-Quds, Jalur Gaza dan kota-kota di Tepi Barat. Mereka mengangkat slogan, “Khilafah ‘ala Minhaj an-Nubuwwah Adalah Warisan Kenabian yang Dengannya Kami Akan Menegakkan Agama”.
Hal itu dilakukan guna membangkitkan harapan kaum Muslim agar mereka berjuang untuk menegakkan kembali Khilafah dan menyatukan kaum Muslim di bawah benderanya, yaitu Bendera Rasulullah saw.
Hizbut Tahrir telah memulai kegiatannya bersamaan dengan datangnya bulan Rajab, melalui berbagai khutbah, kajian, audiensi dan penyebaran nasyrah. Kegiatan ini meliputi berbagai aktivitas utama. Pertama: Pawai Akbar di Gaza, pada hari Ahad ( 17/5). Kedua: Konferensi Kolosal (Rapat Akbar) di Ramallah, pada hari Sabtu(23/5). Selain itu HT menggelar berbagai kuliah, seminar dan konferensi pada beberapa kota di Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Aksi yang sama juga dilakukan di berbagai negara lainnya, seperti Malaysia, Turki, Australia, Inggris dan Amerika Serikat dan tempat-tempat lainnya.
Hizbut Tahrir sungguh-sungguh memohon kepada Allah SWT untuk menerima dan menjadikan semua rangkain kegiatan ini dalam timbangan kebaikan bagi siapa saja yang berkontribusi dalam suksesnya acara, berpartisipasi dalam menghadirinya, serta mempublikasi dan menyampaikan pesan semua kegiatan itu kepada pikiran dan hati kaum Muslim, pada umumnya; khususnya kepada kelompok-kelompok yang merindukan dan memiliki kemampuan untuk menolong Islam dan kaum Muslim, serta menegakkan Khilafah Rasyidah ‘ala Minhaj an-Nubuwah. Allahu Akbar [Riza/Bajuri/Abu al-Fatih/dari berbagai sumber]