HTI

Berita Luar Negeri

Lintas Dunia [Alwaie September 2015]

Ratusan Pengunjung Pasar Terbunuh Akibat Serangan Udara Rezim Assad

Observatorium Suriah untuk HAM di Inggris melaporkan sekitar 110 pengunjung pasar terbunuh dan 300 luka-luka akibat serangan udara rezim Assad, Ahad (16/8) di Douma. Kota ini dikuasai para pejuang dekat Damaskus, Suriah. Serangan tersebut merupakan serangan kedua setelah Rabu sebelumnya serangan udara di wilayah itu menewaskan sedikitnya 27 orang tewas.

Sebuah video yang di-posting online oleh para aktivis setelah serangan itu menunjukkan suatu persimpangan yang berserakan dengan puing-puing dan potongan logam yang bengkok. Bagian depan dari beberapa bangunan di dekatnya tampak telah terpotong-potong akibat kekuatan ledakan. Beberapa kendaraan pun terbalik dan hancur di tengah reruntuhan. Pertahanan sipil mem-posting video tersebut yang disebutkan diambil setelah serangan.

Konsisten Menyeru Kebenaran, Syarif Zayid Diculik Rezim Diktator Mesir

Karena selalu menyeru kebenaran dan tak pernah melakukan kejahatan, Hizbut Tahrir mendesak rezim diktator Sisi membebaskan Ketua Kantor Media Hizbut Tahrir Mesir Syarif Zayid. “Untuk itu, bebaskan Ustadz Syarif Zayid, mungkin dengan itu kami akan mengingat kalian dalam waktu dekat pada saat Khilafah tegak dengan izin Allah sehingga ada alasan kami menolong kalian,” tegas Direktur Kantor Media Pusat (CMO) Hizbut Tahrir Osman Bakhach, Sabtu, 30 Syawal 1436 H (15 Agustus 2015 M).

Pada 11 Juli lalu pasukan Sisi menangkap Syarif Zayid melalui sebuah operasi pengecut yang disiapkan oleh departemen imigrasi daerah di Provinsi Tanta. Mereka menyerahkan dia kepada penyidik keamanan negara yang telah melakukan penyiksaan terhadap dia selama enam hari. Kemudian mereka menempatkan dia di bagian keamanan selama lima hari. Akhirnya ia diserahkan kepada wakil jaksa yang memerintahkan untuk menahan dia selama lima belas hari, lalu ditambah lima belas lagi.

Syarif diculik bersama sejumlah dokumen kitab yang berisi seruan-seruan kebenaran yang dengan lantang menentang pemerintahan yang tidak berhukum dengan hukum Allah, menyerukan yang makruf dan mencegah yang mungkar, menjelaskan kepada mereka perkara yang halal dan memperingatkan mereka dari perkara yang haram, menasihati mereka dan juga masyarakat.

Menurut Otsman, yang dilakukan pemerintah lalim itu adalah benar-benar bukti atas kebangkrutannya dan ketidakmampuannya untuk meyakinkan masyarakat dengan apa dia lakukan. “Untuk itu, ia mulai membungkam mereka yang lantang menyuarakan kebenaran sehingga yang ada hanyalah kebatilan dan penganutnya. Padahal pada mereka dan di tengah-tengah umat ada Hizbut Tahrir dan para syabab-nya, yang terus berjuang siang malam untuk membuka jalan di tengah puing-puing ketidakadilan untuk melenyapkannya hingga akarnya, sementara mereka tidak memiliki apa-apa selain Allah, dan hanya Allah sebagai Penolongnya,” tegas Otsman.

Pencitraan, Diktator Sisi Rayakan Proyek Perluasan Suez

Presiden Otoriter Mesir Sisi merayakan penyelesaian ekspansi Terusan Suez bernilai US$ 8 miliar yang tak diminta oleh siapapun. Menurut anggota Kantor Berita Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Farid Wadjdi, Sisi hanyalah seorang diktator lain yang terdorong oleh ambisi yang muluk untuk meninggalkan suatu warisan agar orang akan mengingat dia. ”Betapa bodohnya pikiran itu, Al-Sisi harusnya menoleh kepada pendahulunya, Mubarak dan para penguasa lainnya di Dunia Arab seperti Gaddafi dan Saddam, untuk melihat bagaimana rakyat ingat kepada mereka,” tegas Farid seperti diberitakan www.hizbut-tahrir.or.id, Kamis (13/8). 

Pernyataan Farid mengacu pada publikasi Bloomberg yang melaporkan, tepat satu tahun setelah konstruksi perluasan Terusan Suez dimulai, Presiden otoriter Mesir Abdel Fattah al-Sisi mengadakan pesta untuk merayakan penyelesaiannya.

Meskipun perayaan dan penyelesaian proyek itu begitu cepat, banyak ahli yang mempertanyakan apakah uang senilai US$ 8 miliar benar-benar membawa manfaat ekonomi yang dijanjikan.

Amr Adly, seorang pakar pada Carnegie Middle East Center di Beirut, mengatakan kepada Bloomberg bahwa perluasan kanal itu digunakan sebagai alat untuk menopang rezim Sisi. ”Al-Sisi sedang mencoba untuk mendapatkan legitimasi melalui prestasi pemerintahnya,” kata Adly beberapa waktu lalu.

Menurut para pakar ekonomi, masih belum jelas apakah pembukaan perluasan kanal tersebut akan menghasilkan manfaat ekonomi yang sesungguhnya. Seorang pakar mengatakan kepada Bloomberg bahwa hanya ada sedikit kebutuhan ekonomi yang jelas untuk suatu usaha yang sangat besar ini. ”Dari sudut pandang industri pelayaran, inisiatif untuk memperluas Terusan Suez merupakan sedikit kejutan,” kata Ralph Leszczynski, kepala riset di Shipbroker Genoa Banchero Costa & Co yang berbasis di Singapura, kepada Bloomberg.

“Tidak ada kebutuhan mendesak atau permintaan untuk ini sejauh yang saya tahu,” pungkas Ralph.

AstaghfirulLâh, Israel Membuka Kafe di Pemakaman Sahabat Nabi saw.!

Quds Press melaporkan seperti dikutip Middle East Monitor, Selasa (4/8), bahwa Pemerintah Israel kemarin membuka sebuah kedai kopi baru dan membangun pub di bagian tanah milik pemakaman Muslim bersejarah Ma’manillah di kota tua Yerusalem.

Dalam sebuah pernyataan, Organisasi Al-Aqsa untuk Wakaf dan Warisan Islam mengatakan bahwa jaringan toko kopi Israel menjalankan fasilitas baru tersebut, sementara bangunan dikelola oleh pemerintah kota Israel di Yerusalem.

Kelompok itu mengutuk “pelanggaran” kesucian terhadap pemakaman itu, dan mencatat bahwa pembukaan pub dan toko kopi ini dilakukan sebagai bagian dari serangkaian pelanggaran kesucian terhadap pemakaman bersejarah ini.

Hanya 20 dari 200 dunam (1 dunam= 1000 m2) dari total luas asli pemakaman yang belum hancur, kata organisasi tersebut. Namun, itu menegaskan bahwa wilayah ini telah dilanggar kesuciannya setiap hari.

Ma’manillah adalah pemakaman Muslim bersejarah yang berisi sisa-sisa tulang-belulang dari tokoh-tokoh pada periode awal Islam (para Sahabat Nabi saw.). Tempat ini mencakup beberapa kuil bersejarah dan makam. Kaum Muslim berhenti menggunakan tempat itu sejak tahun 1927 ketika Dewan Muslim Agung memutuskan untuk melestarikan tempat tersebut sebagai situs bersejarah. [Riza Aulia-Muhammad Bajuri/Joko Prasetyo]

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*