Allah SWT berfirman (yang artinya): Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku (TQS adz-Dzariyat []: 56).
Ibadah kepada Allah SWT adalah tujuan hidup setiap manusia. Namun, lingkungan buruk sistem sekular demokrasi saat ini telah berperan besar dalam membelokkan orientasi tujuan hidup manusia sehingga tidak memahami akan tujuan hidup yang sesungguhnya. Bahkan, kebanyakan manusia dijebak untuk hanya mengejar materi. Padahal ibarat sebuah perjalanan, dunia ini tempat perantauan sebentar. Bagi kaum Muslim, surga adalah kampung halaman sesungguhnya. Tempat perantauan (dunia) adalah tempat mencari berbekalan. Ibadah, itulah sejatinya bekal yang bisa kita kumpulkan untuk menyiapkan kehidupan abadi di akhirat.
Islam itu aturan dari Zat Yang Maha Pencipta. Islam itu syariah paripurna. Islam itu solusi kehidupan dunia. Islam memiliki sistem negara untuk menjagai ketaatan ibadah secara totalitas. Sistem itulah Khilafah. Khilafah memiliki tiga pilar untuk menegakkan aturan Allah SWT secara sempurna. Pilar pertama adalah ketakwaan individu. Kedua: Kesadaran masyarakat untuk berdakwah dan melakukan amar makruf nahi mungkar. Ketiga: Penjagaan Negara Islam dalam menjalankan aturan Allah SWT secara kâffah. Karena itu ketika ada pelanggaran terhadap hukum Allah SWT, akan ada sanksi yang bersifat zawajir (pencegahan) dan jawabir (penebus dosa). Sungguh hanya dengan tiga pilar tersebutlah tujuan hidup manusia untuk beribadah kepada Allah SWT bisa terwujud dengan sebaik-sebaiknya.
Namun, akibat penerapan sistem demokrasi, saat ini kita dijauhkan dari pilar kedua dan ketiga. Bahkan pilar pertama pun bisa runtuh jika diri kita tak membentengi diri dengan kesadaran hubungan kita dengan Allah SWT.
Dunia merupakan tempat perantauan. Dunia adalah tempatnya berajang ikut perlombaan, fastabiqul-khayrat (berlomba-lomba dalam kebaikan). Kita harus menyadari bahwa kita sedang mengikuti perlombaan tersebut. Karena itu kita harus bangkit, bertekad kuat dan istiqâmah di jalan dakwah sebagai ajang melayakkan diri untuk meraih gelar “pribadi taqwa”.
Pengorbanan untuk mewujudkan kemuliaan Islam dan kaum Muslim harus dilalui dengan cara yang haq, yakni dengan meneladani Rasulullah saw. Caranya adalah melalui tahap pembinaan, tahapan berinteraksi dengan umat dan tahap penerapan syariah Islam secara kâffah. Jelas, mengikuti jalan dakwah Rasulullah saw. bukanlah hal yang mudah. Namun demikian, inilah jalan paling efektif untuk mewujudkan ketaatan kepada Allah secara totalitas.
Saudara seakidah yang dirahmati Allah SWT. mari ber-muhâsabah diri, sudah sejauh mana konstribusi kita di jalan dakwah Islam ini? Sudah optimalkah usaha kita? Jika belum, semoga kita termasuk orang-orang yang senantiasa terus melayakkan diri menjadi pribadi yang istiqamah menapaki jalan dakwah mewujudkan Khilafah ala’ minhaj an-nubuwwah. Amin, AlLahumma amin. WalLahu a’lam bi ash-shawab. [Hernani Sulistyaningsih, S.Pd.I; Pendidik tinggal di Sleman DIY]