HTI

Dari Redaksi (Al Waie)

Penangkapan Tak Akan Menghentikan Perjuangan

Kebrutalan para rezim represif di dunia Islam semakin menjadi-jadi. Kali ini mereka menangkap para Muslimah yang mulia. Di Bangladesh, pada (30/8/2015), mereka menangkap dua Muslimah, seorang dokter gigi dan seorang insinyur. Mereka ditangkap preman kepolisian kota Uttara Dakka. Kesalahan mereka hanya satu: karena berjuang menegakkan Khilafah untuk melanjutkan kehidupan Islam.

Keduanya ditangkap karena membagi undangan konferensi Islam yang diadakan secara online. Acara ini rencananya diselenggarakan pada Jumat (4/9) dengan tema, “Tegaknya Khilafah ‘ala Minahajin-Nubuwwah, Kepastian Transformasi Politik dan Ekonomi Bangladesh”.

Sebelumnya, kantor berita Interfax Rusia (28/8) melaporkan berita penangkapan seorang Muslimah anggota Hizbut Tahrir yang berasal dari Kota Osh, sebelah selatan Kirgistan. Tuduhannya, sangat jelas dicari-cari, hanya karena mengajari anak-anak kecil yang berusia 4-9 tahun secara illegal.

Pihak kepolisian wilayah Osh, Jenic Ocherbayav, menyatakan kepada Kantor Berita Interfax, tahanan tidak memiliki izin menyelenggarakan pendidikan agama untuk anak-anak perempuan di bawah umur. Buku-buku agama dan pamflet pun disita sebagai alat bukti.

Penangkapan ini merupakan bagian dari kampanye otoritas sekular Kyrgys untuk melawan Islam dan kaum Muslim di negeri itu. Rezim Kyrgys gencar memerangi segala hal yang terkait dengan simbol-simbol Islam seperti jilbab dan jenggot, juga para pemuda yang pergi ke Masjid.

Dengan dalih memerangi ekstremis dan terorisme, Dinas Keamanan Kirgistan membuntuti para syabab dan syabah Hizbut Tahrir. Para pejuang Islam ini dipenjara, dilecehkan dan disiksa dengan tuduhan keji dan mengada-ngada: melakukan kekerasan dan kegiatan terorisme.

Padahal semua orang tahu, Hizbut Tahrir adalah partai politik yang berideologi Islam. Hizbut Tahrir berjuang secara politik tanpa kekerasan berdasarkan metode Rasulullah saw. Tidak menyimpang sedikitpun dari manhaj beliau.

Apa yang membuat Pemerintah Kirgistan gelap mata dan marah? Tidak lain karena masyarakat menerima secara terbuka dakwah Hizbut Tahrir, berkumpul di sekelilingnya, teguh dalam memegang Islam dan keyakinan yang tinggi akan kembalinya penerapan Islam di muka bumi.

Kondisi yang sama dialami para pejuang Islam di Uzbekistan. Rezim tiran Uzbekistan keturunan Yahudi, Karimov, terus memusuhi Islam dan memerangi kaum Muslim, terutama para pengemban dakwah. Berita yang lain, syabab Hizbut Tahrir yang mulia, Tuliaganov Abdul Ghafur Abdul Mualouvic rahimahulLâh telah syahid di penjara, setelah bertahun-tahun dipenjara rezim Karimov.

Abdul Matlouvic ditangkap pertama kali pada tahun 2000, dalam usia 52 tahun. Ia (lahir pada tahun 1948, di Kota Tashkent). Ia divonis hukuman penjara selama 7 tahun yang ia habiskan di penjara Kota Kosonsoy. Setelah 7 tahun berakhir, mereka memperpanjang penahanannya dengan 3 tahun kurungan di penjara Kota Tovakasay. Setelah 3 tahun perpanjangan berakhir, diperpanjang lagi untuk jangka waktu 3 tahun 10 bulan di penjara Kota Novoiy 64.

Setelah perpanjangan demi perpanjangan itu, lalu ia dipindahkan ke Penjara Tashkent Sanjurod. Di sana ia menghabiskan 6 bulan terakhir dari hidupnya. Pada bulan Mei, Abdul Matlouvic memulai perjalanan untuk bertemu Tuhannya. Namun, otoritas tidak menyerahkan jasadnya yang suci kepada kerabatnya, dan baru diserahkan pada tanggal 19 Juli 2015.

Tindakan para rezim otoriter ini sungguh memalukan dan dibenci Allah SWT. Bagaimana mungkin para pejuang Islam yang menyerukan hukum-hukum Allah SWT tegak dianggap sebagai ancaman bagi negara. Justru Islamlah yang bakal menjadi solusi tuntas bagi berbagai masalah yang dialami di negeri Islam termasuk di Bangladesh, Kyrgistan, maupun Uzbekistan.

Ancaman apa yang dibawa oleh kedua orang muslimah di Bangladesh yang mulia itu terhadap umat, sementara yang mereka lakukan hanya mengundang masyarakat pada ketaatan kepada Allah SWT dan berjuang untuk menegakan Daulah Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian? Padahal Allah SWT telah memuji kaum Muslim yang menyeru manusia pada Islam (Lihat QS Fushilat [41]: 33).

Hizbut Tahrir juga mengingatkan para rezim represif yang menghalangi umat Islam, bahwa tindakan kejam mereka tidak akan pernah menghentikan perjuangan yang mulia ini. Perjuangan ini didasarkan pada akidah Islam dengan tujuan mencari ridha Allah SWT. Inilah yang membuat syabab Hizbut Tahrir tak akan pernah berhenti, tak akan pernah putus asa, sekeras apapun ancaman dan siksaan yang menghadang.

Hizbut Tahrir adalah partai politik. Islam adalah ideologinya. Ia didirikan dalam rangka merealisasikan perintah Allah SWT dan menggapai ridha-Nya, serta bercita-cita untuk mengembalikan Negara Islam yang berhukum pada apa yang diturunkan Allah SWT. Yang dilakukan Hizbut Tahrir tak lain adalah upaya untuk menjalankan kewajiban yang agung ini.

Setiap upaya menghalangi-halangi dakwah Islam berarti sama saja memerangi Allah SWT serta memerangi upaya untuk mengembalikan penerapan Islam dan melanjutkan kehidupan Islam. Allah SWT berfirman (yang artinya): Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya adalah termasuk orang-orang yang sangat hina. Allah telah menetapkan, “Aku dan para rasul-Ku pasti menang.” Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Mahaperkasa (TQS al-Mujadilah [58]: 20-21).

Hizbut Tahrir mengingatkan kepada rezim represif ini, kekejaman mereka justru menunjukkan kekalahan telak ideologi mereka. Kejatuhan mereka juga sesungguhnya tinggal menunggu waktu. Tegaknya Khilafah tidak akan bisa dibendung oleh siapapun. Ini karena kembalinya Khilafah Islam merupakan janji Allah (wa’dulLâh) dan kabar gembira Rasulullah saw. (busyra RasûlilLâh).

Semoga Allah SWT memenuhi kalbu setiap pejuang Islam dengan kesabaran, ketenangan dan keimanan. Semoga Allah SWT meninggikan martabat mereka di dunia dan di akhirat atas kesabaran dan pengorbanan mereka. Semoga Allah mempercepat lenyapnya para tiran menolong kita untuk mengembalikan kemuliaan Islam dan kaum Muslim. Allah SWT berfirman (yang artinya): “Kami hendak memberikan karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi itu, hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi)” (TQS al-Qashash [28]: 5). AlLâhu Akbar! [Farid Wadjdi]

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*