Pemuda adalah poros perubahan menuju masa depan. Di tangan pemudalah baik-buruknya peradaban. Sebagai pemuda masa kini, tentu kita berharap di tangan kitalah perubahan menjadi lebih baik. Untuk itu ada baiknya kita meneladani para pemuda terbaik sepanjang zaman, tiga di antaranya adalah Usamah bin Zaid bin Haritsah, Muhammad al-Fatih dan para pemuda Ashabul Kahfi.
Rasulullah saw. pernah mempercayakan komando pasukan perang kepada Usamah bin Zaid bin Haritsah. Sungguh, kita patut belajar dari kepercayaan diri seorang Usamah bin Zaid. Meskipun usianya belum sampai 20 tahun, ia tidak merasa gentar menghadapi pasukan Rum. Kepercayaan diri menjadi kekuatannya menghadapi musuh-musuh yang siap menghadang Islam sehingga pasukan di bawah komandonya, qadarullah, memenangkan peperangan.
Contoh lain adalah Muhammad Al Fatih. Ia sosok pemuda gagah, shalih dan cerdas. Pada usia 23 tahun ia menjawab bisyarah Rasulullah saw. sebagai panglima terbaik karena kegigihan dan keberhasilannya menaklukan Konstantinopel.
Sosok lain pemuda yang patut dijadikan sebagai contoh dalam menuju perubahan adalah dari Ashabul Kahfi. Mereka adalah para pemuda gagah berani, yang dengan lantang menyuarakan kebenaran di tengah-tengah kezaliman penguasa kafir. Mereka tahu, ancaman serius ketika menyuarakan kebenaran pada saat itu, namun karena keyakinan yang kuat terhadap Allah SWT, ketakutan pun tidak lagi mereka hiraukan.
Al-Quran mencatat kisah pemuda pemberani ini: Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami menambah pula untuk mereka petunjuk. Kami meneguhkan hati mereka pada waktu mereka berdiri (TQS al-Kahfi [18]: 13-15).
Kepercayaan diri seorang Usamah bin Zaid, ketawadhuan seorang pemimpin muda ahlu bisyarah seperti Muhammad al-Fatih, di tambah dengan keberanian menyampaikan kebenaran seperti sosok pemuda Ashbul Kahfi adalah kombinasi lengkap yang seharusnya dimiliki oleh pemuda untuk menyongsong perubahan masa depan lebih baik. [Mustaqim Aziz; Aktivis Dakwah Sekolah di Tangerang]