Assalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.
Pembaca yang budiman, Revolusi Suriah sudah menginjak tahun kelima. Belum ada tanda-tanda gerakan revolusioner itu akan berakhir; entah berakhir dengan kemenangan ataupun ditutup dengan kekalahan, sebagaimana terjadi di sejumlah negeri Arab sejak Arab Spring muncul ke permukaan. Di Tunisia, Libya, Mesir dan Yaman revolusi boleh dikatakan gagal. Pasalnya, pasca revolusi, rezim boleh berganti, tetapi sistem pemerintahan tetap sekular. Di Mesir, rezim sekular sekarang bahkan lebih lalim dan kejam dibandingkan dengan rezim sebelumnya. Kegagalan Arab Spring justru menunjukan sebaliknya: kemenangan intervensi Barat kafir penjajah dalam membajak revolusi.
Adapun di Suriah, meski pilar-pilarnya sudah mulai melemah, rezim Assd tetap masih bisa bertahan hingga kini. Tidak lain karena kuatnya dukungan kafir penjajah Barat, khususnya AS dan Rusia, terhadap rezim ini. Namun, Barat kafir penjajah, khususnya AS, belum dikatakan berhasil mewujudkan skenarionya di Suriah, yakni membajak revolusi sesuai dengan kepentingan mereka, sebagaimana kesuksesan mereka membajak revolusi di negeri-negeri Arab yang lain.
Pertanyaannya: Bagaimana sebetulnya kondisi mutakhir Revolusi Suriah, terutama dengan adanya intervensi militer langsung Rusia baru-baru ini atas restu dan kerjasama dengan AS? Masihkah ada harapan positif terhadap Revolusi Suriah? Ataukah Barat kafir penjajah makin mendekati sukses membajak revolusi di Suriah sebagaimana di negeri-negeri Arab yang lain? Bagaimana pula Revolusi Suriah jika dikaitkan dengan peluang dan tantangan penegakan kembali Khilafah Islam di Bumi Syam?
Itulah di antara beberapa pertanyaan yang jawabannya dipaparkan dalam tema utama al-waie edisi kali. Tema-tema lain yang pastinya penting tentu juga layak untuk dikaji. Selamat membaca!
Wassalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.