HTI

Cover (Al Waie)

Pengantar [Freeport Simbol Penjajahan Kapitalisme di Idonesia]

cover1200Assalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.

Pembaca yang budiman, isu seputar Freeport kembali mencuat belakangan ini. Isu dipicu oleh keinginan Freeport untuk segera memperpanjang kontrak tambangnya yang akan habis tahun 2021. Padahal sesuai dengan aturan resmi, Freeport baru boleh memperpanjang kontraknya dua tahun sebelum kontraknya habis, yakni 2019. Anehnya, ada sinyal positif bahwa Pemerintah bakal menyetujui permintaan Freeport tersebut, yang akan memperpanjang kontraknya selama 20 tahun lagi. Artinya, jika permintaan perpanjangan itu dikabulkan Pemerintah, Freeport akan melanjutkan eksploitasi tambangnya di Papua hingga tahun 2041!

Jika benar permintaan Freeport dikabulkan Pemerintah, tentu ini menjadi hal yang aneh. Pasalnya, di tengah makin sulitnya ekonomi yang melanda bangsa ini, saat inilah sebetulnya momentum Pemerintah untuk tidak melanjutkan kontrak Freeport. Bayangkan saja, menurut Menko Kemaritiman Rizal Ramli, cadangan emas di Papua yang dikuasai Freeport adalah sekitar 16 juta kg. Padahal cadangan emas Bank Indonesia saja hanya 100 ribu Kg. Tidak aneh jika Rizal Ramli berani sesumbar, bahwa jika tambang emas yang dikuasai Freeport bisa diambil-alih kembali oleh Pemerintah, satu dolar AS bisa hanya Rp 2000.

Namun, logika apapun—meski dengan alasan demi kepentingan rakyat—tampaknya tak akan mempan bagi Pemerintah. Pasalnya, sejak rezim Soeharto hingga Jokowi, tak tampak mereka benar-benar berpihak pada kepentingan rakyat. Apalagi Jokowi, banyak kebijakannya—meski baru setahun—yang lebih banyak merugikan rakyat dan memanjakan pihak asing.

Pertanyaannya: Relakah bangsa ini tetap membiarkan kekayaan alamnya dikuasai oleh Freeport, juga oleh banyak perusahaan asing lainnya? Masihkah bangsa ini berharap banyak pada rezim saat ini? Masihkah mereka menaruh harapan pada sistem demokrasi-kapitalis yang terbukti hanya menjadi wadah persekongkolan jahat penguasa-pengusaha demi keuntungan mereka tanpa peduli dengan penderitaan rakyat? Sampai kapan?

Itulah tema utama al-waie kali ini, selain sejumlah tema menarik lainnya yang pasti penting dan layak untuk dikaji. Selamat membaca!

Wassalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.

cover1550

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*