Assalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.
Pembaca yang budiman, sepanjang tahun 2015 lalu, kasus pelecehan demi kasus pelecehan simbol-simbol Islam seolah terjadi susul-menyusul. Sudah lama kita disuguhi informasi tentang sandal/sepatu yang di bagian atas bahkan bagian bawahnya bertuliskan lafal ’Allah’. Ada kasus celana legging wanita yang bermotifkan kaligrafi QS al-Ikhlas. Ada mukena bermotifkan ’salib’ yang sempat dipakai dan dipertontonkan oleh seorang artis wanita muda. Bahkan ada kerudung yang bermotif siluet wanita telanjang. Ada kasus terompet dari bahan kertas sampul al-Quran. Ada kasus loyang kue dari bahan plat (seng) cetakan bertuliskan ayat-ayat al-Quran. Ada kasus azan mengiringi Perayaan Natal yang dihadiri Presiden Jokowi. Terakhir adalah kasus sajadah bergambar masjid yang dijadikan alas untuk pentas tari-tarian wanita mengumbar aurat yang justru terjadi di lingkungan Kementerian Agama.
Mengapa semua ini bisa terjadi? Apakah ada unsur kesengajaan atau kebetulan belaka? Jika kebetulan, mengapa kasusnya terus berulang meski dengan bentuk yang berbeda-beda? Jika kesengajaan, apa pula motif dan tujuannya? Siapa pula yang melakukan semua ini? Mengapa Pemerintah cenderung pasif, tidak segera melakukan langkah-langkah hukum dengan menindak para pelakunya yang nyata-nyata telah melakukan pelecehan dan penodaan terhadap simbol-simbol Islam? Bagaimana seharusnya umat menyikapi semua kasus ini? Bagaimana pula solusinya menurut Islam?
Tentu umat Islam perlu memahami kasus-kasus ini secara jelas. Yang pasti, umat Islam perlu menyikapi semua kasus penghinaan Islam ini secara benar dan syar’i. Tidak menganggap kasus-kasus tadi sebagai hal kebetulan, dilakukan hanya oleh oknum, tak perlu dibesar-besarkan, dsb. Pasalnya, dengan kasus pelecehan Islam yang terkesan massif ini, umat tentu wajib waspada. Boleh jadi, tujuan dari semua itu bermuara pada upaya pelemahan Islam dan umatnya secara keseluruhan.
Itulah tema utama yang dibahas pada al-waie edisi kali ini selain tema-tema lain yang beragam, yang tentu layak dan penting untuk dibaca dan dikaji. Selamat membaca!
Wassalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.