HTI

Opini (Al Waie)

Membangkitkan Umat yang Jumud

Hendaknya kita menyadari bahwa kebangkitan tidak mungkin terwujud kecuali setelah umat mengetahui jatidirinya dan makna keberadaannya dalam kehidupan. Perlu disadari, ada lima potensi yang dimiliki umat Islam untuk bangkit. Pertama: Potensi ideologis, Potensi ideologis inilah yang dipandang sebagai ancaman oleh negara kafir imperialis.

Kedua: Potensi geopolitis. Kaum Muslim secara geografis menempati posisi strategis jalur laut dunia. Mereka menempati Selat Gibraltar, Terusan Suez, Selat Dardanella dan Boshporus yang menghubungkan Laut Hitam ke Mediterania, Selat Hormuz di Teluk dan Selat Malaka di Asia Tenggara. Dengan menempati posisi strategis ini, kebutuhan dunia banyak ditentukan oleh umat Islam. Jika kaum Muslim bersatu terhimpun di bawah naungan Khilafah Islamiyah, niscaya mereka menjadi kekuatan adidaya.

Ketiga: Potensi Sumber Daya Alam. Seluruh negeri-negeri Muslim telah dianugerahi Allah SWT dengan kekayaan alam yang melimpah. Potensi SDA ini, dipandang sebagai bahaya yang dapat mengalahkan negara-negara besar di satu sisi; sementara di sisi lain merupakan lahan bagi negara-negara kafir imperialis untuk memperkaya diri mereka.

Keempat: Potensi demografi. Memang, jumlah penduduk bukalah faktor penentu kekuatan suatu negara. Namun, bila umat Islam di seluruh dunia bersatu di bawah payung Khilafah Islamiyah, tentu ini merupakan kekuatan luar biasa.

Kelima: Potensi Militer. Secara kuantitas jumlah tentara di Dunia Islam sangat besar. Bila terekrut 1% saja dari penduduknya yang 1,6 Milyar, akan didapat 16 juta tentara. Karena itu dapat dibayangkan betapa kuatnya jika mobilisasi pasukan militer ini dilakukan oleh negara yang bersifat internasional.

Karena itu, jika umat ingin bangkit, negeri ini tidak cukup hanya dengan berganti pemimpin atau pejabatnya, namun diperlukan pula sebuah sistem negara dengan kualitas nomor wahid. Sistem itu tiada lain Khilafah Islamiyah yang menerapkan syariah Islam secara kaffah. Sungguh, Indonesia dan dunia membutuhkan syariah dan Khilafah untuk kehidupan yang lebih baik.

WalLahu a’lam bi ash-shawab. [Umar Syarifudin; Tinggal di Kota Kediri]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*