HTI

Opini (Al Waie)

Meretas Jalan Kebangkitan

Praktis, sampai tahun 2016 ini, atau 92 tahun sesudah keruntuhan Khilafah tahun 1924, umat mengalami kemerosotan ruhaniah, keterbelakangan material dan intelektual, serta kemunduran dalam bidang politik.

Efek dari kemunduran berpikir umat telah menyebabkan hilangnya ketajaman intelektual kaum Muslim dalam menyelesaikan persoalan. Daya kreativitas mereka menjadi tumpul. Ushul fikih berkembang, tetapi ijtihad mandeg; bukan semata-mata karena adanya seruan penutupan pintu ijtihad, tetapi juga karena hilangnya vitalitas ushul fikih sebagai kaidah istinbâth (penggalian hukum). Setelah semuanya itu, sempurnalah kejumudan kaum Muslim sehingga mereka tidak mampu menyelesaikan berbagai persoalan baru yang silih berganti.

Barat dan antek-anteknya menggunakan media massa untuk menyebarkan dan mempropagandakan beragam pemikiran yang destruktif. Umat juga dicekoki oleh propaganda mengenai realitas perbedaan wilayah, keragaman karakter, maupun bahasa mereka sehingga umat Islam tidak akan bisa bersatu kembali. Padahal umat Islam hakikatnya satu akidah dan satu umat. Kerusakan pemikiran dan perasaan kolektif umat jelas sangat membahayakan sehingga kaum Muslim tidak bisa padu, terserak satu sama lain.

Untuk membangkitkan kejumudan berpikir umat, umat perlu meyakini bahwa paradigma mendasar untuk meraih kebangkitan adalah ideologi (mabda’) yang merupakan satu-kesatuan dari ide (fikrah) dan metode (thariqah), yakni Islam. Ketika kita berbicara mengenai kebangkitan (an-nahdhah), yang kita maksudkan adalah ketinggian berpikir (ar-raqi al-fikr) yang memiliki karakter mendalam (‘umuq) dan menyeluruh (syumul).

Kaum sekular Barat mampu bangkit dengan ideologi Kapitalisme. Bangsa Uni Soviet mampu bangkit dengan memeluk ideologi Sosialisme. Namun, kebangkitan dengan kedua ideologi tersebut adalah kebangkitan semu belaka. Fakta empirik menunjukkan ideologi-ideologi batil ini justru menimbulkan efek kesengsaraan dan penderitaan bagi umat manusia. Akibatnya, Sosialisme kemudian hancur setelah berkuasa selama 74 tahun. Ideologi Kapitalisme juga di ambang keruntuhan.

Karena itu, kebangkitan hakiki adalah yang pernah dialami bangsa Arab saat mereka mengambil Islam sebagai ideologi individu, masyarakat dan negara. Kebangkitan ini dipimpin oleh Rasulullah saw. Bangsa yang dulunya Jahiliah berubah menjadi bangsa berperadaban tinggi dan mulia, bahkan kemudian berhasil menerangi dua pertiga dunia.

Sikap produktif yang seharusnya diambil umat Islam adalah beraktivitas tanpa letih dan lelah dengan kesadaran penuh dan pengorbanan yang tulus demi menegakkan kembali kemuliaan umat di bawah naungan Daulah Khilafah Islamiyah, dengan cara menyebarluaskan pemikiran Islam dan berani berkorban memperjuangkannya. Umat harus menyadari kenyataan bahwa Islam menjadi satu-satunya pemikiran yang haq, sedangkan pemikiran agresor kapitalis itu adalah batil dan dusta. Saatnya membangkitkan kembali akidah Islam dengan menumbuhkan rasa takut kepada Allah SWT dan mematuhi perintah-Nya; dengan menumbuhkan rasa takut pada siksa-Nya dan rasa rindu pada surga-Nya.WalLâhu a’lam bi ash-shawwâb. [Ibu Ainun Dawaun Nufus; Ibu Rumah Tangga-Alumni PP Al Mawadah Ponorogo]

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*