HTI

Dari Redaksi (Al Waie)

Hizbut Tahrir dan Kekalahan Demokrasi


Upaya pelarangan aktivitas Hizbut Tahrir (HT) di berbagai negara Barat sesungguhnya merupakan bukti yang telak kekalahan sistem demokrasi. Sistem demokrasi yang diklaim memberikan kebebasan kepada siapa saja untuk berpendapat, mengkritik, ternyata tak mampu menghadapi pemikiran-pemikiran Islam dan politik yang diemban HT. Pasalnya, HT, dengan pemikiran Islam yang ia emban, sukses membongkar kepalsuan sistem demokrasi, standar ganda, kerusakan, dan bahayanya bagi umat manusia.

HT, selama ini, memang dikenal konsisten mengkritik ideologi Kapitalisme Barat berikut kebijakan-kebijakan negara-negara imperialis; mengkritik keburukan sistem demokrasi dan pertentangannya dengan Islam; menguliti kerusakan pemikiran sekular dan liberalisme. HT paling getol membongkar kejahatan negara-negara Barat terhadap Dunia Islam; membongkar kepalsuan Amerika dan sekutu Baratnya yang—kerap mengatasnamakan demokrasi dan HAM—menjajah negeri-negeri Islam.

Dengan dakwah politik yang gencar dilakukan HT, negara-negara Barat seperti Amerika Serikat, Inggris dan beberapa negara Eropa menjadi gerah dan khawatir. Mereka takut negeri-negeri Islam akan mencampakkan sistem demokrasi dan liberalisme yang mereka anut selama ini. Negara-negara imperialis tentu sadar benar, ketika umat Islam di seluruh dunia mencampakkan sistem Kapitalisme yang dipaksakan atas mereka, tamatlah penjajahan negara-negara Barat atas dunia Islam. Ini merupakan kerugian yang sangat besar bagi Barat yang hidup dari penjajahan mereka atas dunia Islam.

HT juga dengan berani dan membongkar pengkhianatan para penguasa negeri Islam yang menjadi kaki-tangan Barat. HT menyadarkan umat, betapa jahatnya para penguasa di negeri Islam yang menjadi operator penjajahan Barat. Demi menguntungkan Barat, para penguasa negeri Islam menjual kekayaan negeri-negeri Islam yang sangat melimpah, sementara rakyatnya hidup menderita. HT menjelaskan kepada umat kepatuhan penguasa boneka Barat mengikuti kebijakan ekonomi Barat atas nama perdagangan bebas, investasi asing, liberalisasi pasar, yang intinya adalah jalan mulus bagi Barat untuk menjajah negeri Islam.

Bagi Barat upaya HT ini sangat menakutkan, karena salah satu pilar penjajahan mereka di Dunia Islam adalah keberadaan para penguasa boneka itu.

HT pun ditakuti penjajah Barat karena seruannya yang jelas: mengajak umat Islam seluruh dunia untuk menegakkan kembali Khilafah yang akan menerapkan seluruh syariah Islam. Khilafah adalah institusi politik yang ditakuti Barat kembali tegak. Dengan tegaknya Khilafah berarti umat Islam seluruh dunia akan bersatu. Khilafah akan menghapuskan sekat-sekat Negara-bangsa (nation-state) yang selama ini memecah-belah negeri Islam dan memperlemah Dunia Islam.

Tegaknya Khilafah akan membuat seluruh syariah Islam ditegakkan. Hal ini akan membawa kesejahteraan bagi seluruh umat manusia, memberikan keamanan dan kebaikan. Tegaknya Khilafah akan mengembalikan pelindung umat Islam yang sejati. Khilafah akan menjaga setiap nyawa umat Islam, setiap tetes darah umat Islam, setiap jengkal tanah negeri Islam, dan setiap kekayaan umat Islam dari penjajah-penjajah yang rakus dan buas.

Tidak aneh jika Barat menganggap HT sebagai ancaman serius. Setelah kepalsuan Barat berhasil dibongkar, kejahatan mereka tampak jelas di depan mata, sistem kapitalisme mereka nyata kebob-rokannya , barang busuk yang tidak bisa ditutup-tutupi lagi. Barat pun melakukan berbagai cara untuk menghentikan dakwah HT. Mereka mencoba untuk menantang pemikiran Islam yang dibawa HT, namun mereka gagal total.

Kaki tangan mereka dari kelompok liberal dan tokoh serta intelektual yang dibayar oleh Barat, berupaya mempromosikan pemikiran liberal, namun hasilnya juga gagal. Mereka tidak bisa mengalahkan pemikiran Islam. Barat pun mencoba melakukan politik adu domba sesama umat Islam, memprovokasi umat Islam untuk memusuhi para pejuang Islam. Namun, hal ini juga gagal. Umat sudah menyadari bahaya politik adu domba Barat ini.

Jalan buntu terakhir yang mereka tempuh adalah menggunakan alat politik secara represif dengan melarang HT. Ini jelas menunjukkan kekalahan sistem demokrasi. Kalaulah mereka yakin akan ide yang mereka klaim unggul, mengapa mereka takut membiarkan pemikiran HT yang mengemban Islam berkembang? Padahal mereka mengklaim sebagai negara demokratis yang mengagung-agungkan kebebasan berpendapat.

Lebih menggelikan lagi ketika mereka meragukan umat Islam dengan menyatakan penegakan syariah Islam, penegakan Khilafah, adalah omong-kosong, mimpi. Namun, di sisi lain, mereka begitu serius menghalangi perjuangan penegakan Khilafah.

Upaya pelarangan HT bukan hanya di lakukan di negara-negara Barat. Di negeri-negeri Islam, ketakutan akan kembalinya Khilafah yang akan mengguncang tahta para penguasa zalim, membuat para penguasa itu melakukan tindakan represif terhadap HT. Penjara-penjara rezim represif di berbagai negeri Islam penuh dengan para aktifis HT yang berjuang bersama umat. Syabab HT bukan hanya dipenjara, tetapi juga disiksa dengan cara yang keji. Salah satunya adalah apa yang menimpa syabab HT di Kazakstan. Radio Liberty (25/4) menerbitkan sebuah artikel tentang anggota HT yang dipenjara, Rafis Galiulin. Wartawan itu melaporkan bahwa Rafis Galiulin ditahan dalam penjara koloni Pavlodar dalam kondisi yang tidak manusiawi: dipaksa minum air mendidih dan makan makanan yang terbakar, tidak boleh menggunakan kamar mandi dan dibuat kurang tidur. Mereka bahkan mencoba menginfeksi tubuhnya yang sehat dengan tuberkulosis. Caranya, dengan sengaja memenjarakan dia bersama orang-orang yang terinfeksi penyakit itu.

Menurut Radio Liberty: “Galiulin pernah berkata kepada istrinya bahwa hampir setiap hari ia dibujuk di depan kamera video untuk mencemarkan nama baik HT. Dia juga dibujuk untuk mengatakan orang-orang yang mengikuti HT adalah orang-orang yang sesat.

Namun, semua siksaan itu, tidak pernah membuat syabab HT melemah, apalagi mundur dari perjuangan yang suci ini. Tidak akan pernah. Syabab HT sesungguhnya sedang mengikuti jejak para Sahabat Rasulullah saw. seperti Bilal, keluarga Amr bin Yasir, dll yang balasannya, seperti yang dinyatakan oleh Rasulullah saw., adalah surga.

Sebaliknya, nasib para antek Barat akan sangat hina bukan hanya di dunia, teapi juga diakhirat kelak. Lihatlah betapa hinanya kematian Fir’aun yang kejam, sama dengan tragisnya nasib pemimpin diktator Khadafi yang telah banyak menggantung kaum Mukmin. Apalagi setelah sandaran mereka—negara-negara Barat—hancur, para penguasa ini akan jatuh bersamaan dengan hina. Karena itu jangan pernah bermimpi melarang HT akan menghentikan perjuangan ini. Tidak. Tidak akan pernah! Justru, darah para syuhada yang tertumpah, siksaan keji, akan makin mengokohkan perjuangan ini. AlLâhu Akbar! [Farid Wadjdi]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*