Cina Larang Syariah Islam, Tuntut Pertahanankan Ateisme-Marxisme
Mendekati bulan Ramadhan, ungkap Direktur Kantor Media Pusat (CMO) Hizbut Tahrir Osman Bakhach, tampaknya Pemerintah Cina sangat ketakutan dengan gelombang keagamaan kaum Muslim. Karena itu Cina berusaha keras untuk menghentikan perluasan Islam dan menuntut kaum Muslim untuk mempertahankan ateisme-marxisme.
Salah satunya seperti kebijakan yang disampaikan Presiden Xi Jinping. Jinping yang juga Sekretaris Jenderal Partai Komunis menginstruksikan mereka yang tinggal di Provinsi Xinjiang untuk tidak melaksanakan syariah Islam, sebaliknya rakyat harus mempertahankan kebijakan negara Cina yang menganut ateisme-marxisme.
Jinping mengeluarkan pernyataan tersebut dalam konferensi nasional kedua untuk aktivitas keagamaan dan telah dilaporkan di sejumlah media, terutama televisi pemerintahan pusat secara luas. Peringatan itu ditujukan bagi minoritas Muslim Uighur.
Sebelumnya, Pemerintah Cina telah melakukan penyiksaan, pemenjaraan dan menyamakan Islam dengan terorisme untuk mencegah kaum Muslim dari melaksanakan syariah Islam. “Sekarang Pemerintah sedang menggalakkan promosi ateisme-marxisme yang ditolak dan dibuang oleh pemiliknya, lalu memeluk kapitalisme sebagai penggantinya. Dengan kegagalan pemikirannya itu, maka habis sudah semua pilihan yang dimiliki oleh Pemerintah untuk menghentikan gelombang perluasan Islam,” pungkas Bakhach seperti dipublikasikan Kantor Berita Hizbut Tahrir, Senin (30/05/2016).
Hizbut Tahrir Umumkan Hasil Monitoring Hilal Ramadhan
Hizbut Tahrir mengumumkan hasil monitoring hilal Ramadhan 1437 Hijriah. “Setelah memonitor hilal Ramadhan al-mubârak pada malam Senin, telah terbukti terlihat hilal dengan ru’yah syar’i di beberapa negeri kaum Muslim, maka besok, Senin adalah hari pertama bulan Ramadhan al-mubarak,” ungkap Direktur Kantor Media Pusat (CMO) Hizbut Tahrir Osman Bakhach dalam pers rilisnya Malam Senin, 1 Ramadhan al-mubârak 1437 H.
Bakhach juga mengucapkan selamat atas kedatangan bulan yang penuh berkah ini. “Kami juga sangat senang menyampaikan ucapan selamat Direktur Maktab I’lami Pusat Hizbut Tahrir dan seluruh aktivis untuk Amir Hizbut Tahrir al-‘alim al-jalil Atha’ bin Khalil Abu ar-Rasytah dan seluruh kaum Muslim dengan kedatangan bulan yang mulia ini, seraya memohon kepada Allah SWT agar menjadikan kita termasuk orang-orang yang bertakwa bulan maghfirah dan kebaikan ini, sebagaimana kami memohon kepada Allah SWT agar menyampaikan kita kepada malam Lailatul Qadar dan menganugerahi kita dengan pahalanya.”
Bakhach mengingatkan bahwa Ramadhan adalah bulan al-Quran, dan bulan berbagai kemenangan dalam serajah umat Islam. Pada bulan Ramadhan terjadi perang Badar al-Kubra yang dinilai oleh Rabb semesta alam sebagai yawm al-furqân, karena pada peristiwa itu Allah SWT membedakan antara kebenaran dan kebatilan. Fathu Makkah juga terjadi pada bulan Ramadhan.
Menurut Bachash, pada semua itu terdapat ibrah dan pelajaran bagi orang yang mau mengambil pelajaran. Bulan puasa dan bulan al-Quran bukan bulan kemalasan dan tidur, tetapi merupakan bulan keimanan yang mendorong untuk berjuang guna meninggikan kalimat Allah melalui penerapan syariah Allah dan melawan musuh-musuh-Nya.
Ia juga menyeru seluruh kaum Muslim dan perwira militer untuk bahu-membahu dengan Hizbut Tahrir dalam perjuangan menegakkan syariah Islam secara kâffah dalam naungan Khilafah.
Serangan Masif Media Barat Meningkatkan Kekerasan Rakyat Inggris terhadap Islam
Serangan masif yang terus dilakukan oleh media Barat terhadap Islam, menurut Direktur Kantor Media Pusat (CMO) Hizbut Tahrir Osman Bakhach, meningkatkan kekerasan perilaku rakyat Inggris terhadap Islam. “Tidak tampak adanya sesuatu yang menyerukan untuk mengubah pendekatan ini pada masa depan,” ujarnya dalam rilis yang dikeluarkan Kantor Berita Hizbut Tahrir, Senin (30/05/2016).
Hal itu juga yang membuat persepsi masyarakat terhadap Islam sangat negative. Salah satunya terungkap dalam survei yang dilakukan situs ComRes. Sebanyak 72 persen dari sekitar 2000 responden menyatakan setuju terhadap pernyataan “kebanyakan orang di Inggris memiliki pandangan negatif tentang Islam.”
Survei juga mengungkapkan bahwa hampir sepertiga dari mereka meyakini bahwa Islam adalah agama kekerasan dan mempromosikan kekerasan di Inggris. Islam mempromosikan kekerasan di Inggris, 31 persen setuju. Islam adalah kekuatan negatif di Inggris, 43 persen setuju.
Dukung Mursi Dihukum Mati, Mufti Mesir Dinilai Zalim
Karena mendukung mantan Presiden Mesir Muhammad Mursi yang digulingkan rezim kudeta untuk dihukum mati, Mufti Mesir Shawqi Allam dinilai zalim. “Tindakan mufti Mesir ini jelas merupakan bentuk kezaliman,” ujar Ketua Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Farid Wadjdi seperti diberitakan situs hizbut-tahrir.or.id, Selasa (7/06/2016).
Farid juga menilai rezim kudeta as-Sisi telah memanfaatkan ulama yang bisa dibayar untuk mempertahankan kekuasaanya. Ia juga menyebut tindak represif rezim as-Sisi tidak bisa dilepaskan dari dukungan negara-negara Barat terutama Amerika, yang terus memelihara antek-anteknya untuk menjamin kepentingan penjajahan Amerika di Timur Tengah termasuk Mesir.
Situs berita Misrawi telah mengkonfirmasi bahwa Dr. Shawqi Allam, seorang mufti Mesir, telah mendukung hukuman mati terhadap Mursi, dan para terdakwa lainnya dalam kasus yang timbul karena mereka melarikan diri dari Penjara Wadi Al-Natroun. Menurut Arabi21, website Mesir yang mengutip sumber-sumber khusus, dikatakan bahwa mufti itu mengirimkan tanggapannya terhadap kasus yang memiliki kerahasiaan penuh bagi Pengadilan Pidana.
Selain Mursi, para pemimpin Ikhwanul Muslimin lainnya yang disebut dalam dakwaan termasuk Issam Al-Iryan dan Saad al-Katatni. Pelarian dari penjara di tengah kasus Mursi itu dikenal di kalangan media sebagai “Big Escape” (Pelarian Besar).
Seperti diketahui, semua keputusan hukuman mati di Mesir memerlukan dukungan dari mufti negara yang diminta untuk memberikan opini keagamaan pada setiap kasus tertentu. Sejumlah kasus lainnya juga telah dirujuk pada pendapat Dr. Allam atas keputusan (hukuman mati) yang dikeluarkan.. [Riza Aulia/Joy, dari berbagai sumber]