Turki kembali diguncang kudeta berdarah. Dalam kudeta yang dilakukan faksi militer, Jumat (15/7) diperkirakan lebih dari 90 orang terbunuh, dan lebih dari 1500 orang terluka. Gedung Parlemen dan Istana Presiden dibom. Beberapa jam setelah upaya kudeta, Pemerintah Turki mengklaim telah menggagalkan kudeta itu.
Kantor Kepresiden menuding pasukan yang setia kepada Fathullah Gulen dengan Gerakan Hizmet-nya berada di balik upaya kudeta. Tudingan ini serta-merta ditolak Fathullah Gulen.
Tidak lama setelah kudeta berhasil digagalkan, pembersihan mulai dilakukan kubu Erdogan. Sekitar 100 jenderal ditahan, 30 gubernur dan 29 walikota dipecat. Ribuan hakim dan jaksa pun dipecat dengan tuduhan terlibat kudeta yang gagal.
Lantas siapa dan apa motif sebenarnya dari kudeta ini ? Amir Hizbut Tahrir dalam Soal-Jawab yang berjudul, “Garis Besar Seputar Kudeta Militer yang Gagal di Turki (12 Syawwal 1437 H/17 Juli 2016),” menegaskan, kudeta ini sesungguhnya dilakukan oleh perwira-perwira yang loyal kepada Inggris. Meskipun bukan secara langsung digerakkan Inggris, perwira-perwira ini melakukan tindak spekulatif mengantisipasi keputusan Dewan Syura Militer yang membahayakan posisi mereka.
Disebutkan pula, tuduhan kepada Gullen tidaklah benar. Sebab, kelompok ini dalam aktivitasnya lebih banyak bergerak dalam bidang sosial, sipil dan peradilan. Kelompok ini tidak memiliki kemampuan militer untuk melakukan kudeta tanpa dukungan penjajah. Apalagi kelompok ini berkumpul atas perintah Amerika sehingga tidak mungkin bergerak tanpa izin Amerika.
Hingga saat ini Amerika masih memandang Erdogan sebagai orang yang lebih mampu melayani kepentingan Amerika khususnya dalam kondisi sekarang. Rezim Turki saat ini menjadi andalan terakhir Amerika untuk menyelesaikan masalah Suriah. Ini antara lain tampak dari kesiapan Turki untuk menormalisasi hubungan dengan Suriah.
Terkait dengan kudeta ini, perlu kita perhatikan pernyataan pers Hizbut Tahrir Wilayah Turki Sabtu (11 syawwal 1437 H/17 Juli 2016). Hizbut Tahrir Turki mengecam kudeta ini, sekaligus menegaskan upaya kudeta berdarah pada hakikatnya adalah teror yang membunuh rakyat Turki sendiri yang tidak terkait dengan umat dan identitas keislaman. Tindakan kudeta ini telah menyebabkan umat Islam kembali menjadi korban. Proyek kudeta berdarah ini secara gegabah telah membuat tentara yang tidak lain adalah anak-anak bangsa saling berhadapan satu sama lain.
Ditegaskan pula, banyak upaya kudeta yang terjadi sejak Republik Turki berdiri, baik untuk mengamankan kepentingan pribadi atau untuk kepentingan politik kaum imperialis. Karena itu tidak penting apakah upaya-upaya ini berhasil atau tidak. Pasalnya, semua ini motifnya tidak akan membawa perubahan apapun selain menambah perbudakan dan tirani terhadap rakyat Muslim di Turki.
Dalam pernyataan pers Hizbut Tahrir Wilayah Turki ini ada dua seruan yang penting untuk diperhatikan umat. Pertama, kepada para penguasa dan pemimpin. Hizbut Tahrir Turki menyerukan, “Wahai para penguasa dan pemimpin! Kapan Anda akan menyadari bahwa kaum imperialis yang Anda jadikan teman adalah musuh umat ini? Sungguh, Anda telah melihat bagaimana rakyat berdiri di depan tank dengan penuh keberanian. Bagaimana mereka dengan lantang menyuarakan yel-yel, “Ya Allah, ya Allah, Allah Tuhan Yang Maha Besar”. Lihatlah, respon mereka untuk shalat yang Anda serukan kepada mereka! Mereka tidak pergi keluar ke jalan-jalan untuk demokrasi, namun mereka keluar dengan Islam yang melawan sekulaisme. Untuk itu, lawanlah kaum imperialis, lawanlah Amerika, Inggris dan kekuatan imperialis lainnya dengan penuh keberanian, seperti rakyat Anda yang begitu berani menantang tank! Lawanlah mereka yang memusuhi Islam dan kaum Muslim! Hanya dengan ini saja Anda pantas memimpin rakyat yang seperti ini! Hanya dengan ini saja Anda akan menjadi pemimpin yang menjalankan amanah sesuai jabatan yang Anda duduki!”
Kedua, kepada seluruh kaum Muslim. Dalam seruannya disebutkan, “Wahai kaum Muslim! Lindungilah agama Allah sebagaimana Anda melindungi pemerintah ini dari “kudeta militer”. Tunjukkan keberanian ini untuk melawan mereka yang menyerang Islam dan kaum Muslim serta mereka yang mengabaikan dan menolak perintah-perintah Allah SWT. Katakan “tidak” untuk ide-ide dan sistem selain Islam, sebagaimana Anda berkata “tidak” untuk “kudeta militer”. Andalah, insya Allah, yang akan menjaga stabilitas kebenaran Islam di negeri yang memberikan masa depan ini; dan di tangan Anda, insya Allah, Khilafah Rasyidah ‘ala minhâjin nubuwah kedua akan tegak, dan pemerintahan Islam kembali memimpin dunia.”
AlLâhu Akbar! [Farid Wadjdi]