HTI

Cover (Al Waie)

Pengantar [Menyoal Toleransi]


192-200-cover1Assalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.

Pembaca yang budiman, baru saja kita meninggalkan bulan suci Ramadhan yang penuh dengan kemuliaan dan keberkahan. Semoga seluruh amaliah Ramadhan kita benar-benar mengantarkan kita menjadi pribad-pribadi yang bertakwa kepada Allah SWT dengan takwa yang sebenar-benarnya. Tentu, hanya orang-orang yang bertakwalah yang layak merasakan kegembiraan merayakan Idul Fitri.

Di sisi lain, Ramadhan masih menyisakan kesedihan mendalam. Sedih karena kita berpisah dengan “tamu agung”, yakni Ramadhan, tentu saja. Namun, ada kesedihan lain, yakni bagaimana kondisi umat Islam hari ini, di negeri ini maupun di belahan dunia yang lain, yang masih terpuruk di segala bidang. Dunia Islam pun masih berada dalam penjajahan kafir Barat melalui para penguasa dan orang-orang yang menjadi agen setia mereka di dalam negeri.

Umat pun terus dipojokkan dan diserang dengan berbagai fitnah dan tuduhan. Salah satunya adalah tuduhan intoleran. Karena itu pada saat Ramadhan lalu, misalnya, diserukanlah agar umat Islam yang berpuasa menghormati orang yang tidak berpuasa. Mayoritas harus menghormati minoritas. Pada saat yang sama, kaum kafir yang menghalangi umat Islam beribadah, bahkan menghancurkan rumah-rumah ibadah umat Islam, tidak dituduh intoleran. Di Papua, misalnya, pembangunan masjid dilarang. Di Bali sudah lama berlaku aturan bahwa saat Hari Raya Nyepi tidak boleh ada aktivitas meski itu aktivitas ibadah seperti shalat Jumat. Di daerah-daerah yang Muslimnya minoritas itu tetap berlaku aturan: yang minoritas harus menghormati yang mayoritas. Yang lebih parah, atas nama toleransi, umat Islam pun dipaksa untuk mengakui keberadaan aliran sesat seperti Ahmadiyah, perilaku menyimpang seperti LGBT, dsb.

Alhasil, saat ini toleransi hanya dijadikan alat oleh pihak-pihak yang anti Islam untuk membungkam Islam dan kaum Muslim. Jika demikian, toleransi tentu patut dipersoalkan dan didudukkan kembali pada koridor yang sesuai Islam.

Di sekitar itulah tema utama al-waie kali ini selain sejumlah tema menarik lainnya. Selamat membaca!

Wassalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.

 192-550-cover1

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*