HTI

Jejak Syariah

Maroko: Negeri Matan al-Ajurrumiyyah (Bagian 1)

Maroko atau saat ini lebih banyak dikenal sebagai Kerajaan Maroko (Al-Mamlakah al-Maghribiyah) adalah sebuah negara di barat laut Afrika yang mempunyai garis pantai yang panjang dekat Samudra Atlantik, yang memanjang melewati Selat Gibraltar hingga ke Laut Tengah. Maroko di bagian timur berbatasan berbatasan dengan Aljazair dan tenggara dengan Sahara Barat, sebelah barat berbatasan Samudra Atlantik, dan Gibraltar di utara. Bahasa Arab merupakan bahasa resmi dan diperkaya dengan beberapa bahasa seperti bahasa Berber, Prancis dan Spanyol. Mayoritas penduknya menganut agama Islam (98.7%), Kristen (1.1%) dan minoritas Yahudi. Negara Maroko mempunyai luas wilayah sekitar sepersepuluh lebih besar dari California.

Para ahli sejarah dan geografi Muslim di era Kekhalifahan Islam menjuluki Marako dengan al-Maghrib al-Aqsa. Orang Turki memanggil Maroko dengan Fez. Orang Persia mengenal Maroko Marrakech (Tanah Tuhan). Beragam nama itu disandang negara yang kini dikenal dengan nama Maroko. Negeri yang terletak di Afrika ini memang berada paling pojok di benua hitam itu, berbatasan langsung dengan Samudera Atlantik.

Penyebutan Maghribi berdasar pada paradigma Arab karena Maroko termasuk daerah Islam Afrika yang beretnis mayoritas Arab sebagaimana Mesir, Libya, dan Aljazair.

Negeri seribu benteng ini di bidang industri, pertambangan adalah sektor penyumbang kedua terbesar ekonomi Maroko, tercatat 35% dari perdagangan luar negeri dan hampir sekitar 6% dari GDP negara. Maroko mempunyai 75% cadangan fosfat dunia dan merupakan eksporter inti dunia dan produsen phosphat terbesar ketiga dunia setelah Amerika dan Cina. Yang utama  adalah pertambangan fosfat dan pertambangan batu.

Maroko mempunyai deposit besar atas biji besi, tembaga, timah, seng, antimoni, antrasit, perak, kobalt, molipdebnum dan batubara. Industri berat adalah pupuk, penyulingan, perakitan mobil dan traktor, pengecoran, aspal dan semen.

Industri manufaktur meliputi food proccessing, barang-barang kulit, tekstil tercatat menyumbang 1/6 dari GDP, dan sumbangannya terus meningkat secara pasti. Tektil merupakan industri utama di Maroko, dengan konsumen utama adalah Uni Eropa, dengan Prancis tercatat 27,6% pakaian siap jadi, 46% kaos kaki dan 28,5% tekstil dasar produksi Maroko.

Beberapa pengolahan produk pertanian dan barang-barang konsumen disiapkan untuk kebutuhan lokal. Namun demikian, pengalengan ikan, buah, anggur, produk kulit dan tekstil dan kerajinan tradisional Maroko diekspor.

Di bidang pertanian dan perikanan merupakan sektor yang mendapatkan perhatian besar Pemerintah karena menyangkut hajat hidup 40-50% penduduk. Gandum menempati lebih dari 60 persen produksi pertanian. Area tanam untuk gandum diperluas pesat selama 20 tahun dengan dukungan Pemerintah. Di bidang perikanan Maroko mempunyai perjanjian kemitraan dengan Uni Eropa (FPA). Perjanjian ini mengijinkan kapal Uni Eropa untuk mengambil ikan di perairan Maroko. Perjanjian ini ditandatangani pada 28 Juli 2005, dan berlaku mulai 28 Februari 2007, dan berakhir pada tanggal 27 Februari 2011

Dengan perjanjian ini, UE memberikan bantuan keuangan sebesar E.144 juta kepada Maroko dan sebagai gantinya Maroko memberikan kesempatan bagi 11 negara (Prancis, Jerman, Yunani, Irealnd, Italy, Latvia, Lithuania, Belanda, Polandia, Portugal dan Spanyol) untuk mengambil ikan di perairan Maroko. Kerjasama ini dipandang sebagai kontroversial, karena tidak jelasnya spesifikasi teritorial yang dimaksud. Kerjasama ini juga sangat berpengaruh pada berkurangnya sumber ikan Maroko karena eksploitasi besar-besaran yang dilakukan oleh negara-negara kapitalis Eropa.

Melihat letak geografis Maroko yang strategis dan besarnya potensi alam Maroko maka wajar jika sejak dulu Maroko menjadi rebutan dan incaran negara-negara kapitalis.

Wilayah yang juga dikenal dengan sebutan negeri matahari terbenam ini sejatinya telah dihuni sejak zaman Neolitikum, setidaknya sekitar 8.000 sebelum Masehi. Pada masa itu, kawasan ini tidak setandus yang kita kenal sekarang. Pada zaman klasik, Maroko juga dikenal sebagai Mauritania (yang namanya mirip dengan nama negara di Laut India). Penelitian yang dilakukan selama berpuluh tahun menemukan suku bangsa yang memberikan sumbangan genetik kepada manusia Maroko saat ini, mulai dari Amazighs/Berbers, suku bangsa yang utama, lalu Arabs, Iberians, Phoenicians, Yahudi Sephardik, dan Afrika Sub-Sahara.

Agama Kristen diperkenalkan di Maroko pada abad ke-2 M dan menjadi begitu populer di kawasan perkotaan juga di kalangan suku Barber. Pada abad ke-5, bersamaan dengan kehancuran Kekaisaran Romawi, kawasan ini jatuh ke tangan suku-suku Vandals, Visigoths dan kemudian Yunani-Bizantium. Sepanjang masa ini, bagaimanapun, kawasan pegunungan Maroko tidak dapat ditaklukkan oleh pendatang. Wilayah di pegunungan ini tetap dikusai Suku Barber.

Di abad ke-7 M, tepatnya pada tahun 670 M, pasukan Umayah yang dipimpin Uqba ibn Nafi, seorang jenderal yang melayani Damaskus, menaklukkan Afrika Utara. Namun, catatan lain menyebutkan bahwa agama Islam kali pertama dibawa ke Maroko oleh orang Arab yang menyerbu wilayah itu pada tahun 683. Penaklukan wilayah Afrika Utara ini memakan waktu 53 tahun. Penyebaran Islam di Maroko dilanjutkan oleh Panglima Musa bin Nushair pada tahun 698 bersamaan dengan penaklukan benteng-benteng di dekat Samudera Atlantik. Selanjutnya orang-orang Barber ramai-ramai memeluk Islam dan beberapa kerajaan Islam berukuran kecil berdiri di kawasan itu seperti Kerajaan Nekor dan Kerajaan Barghawata.

Maroko memang mempunyai peranan besar dalam sejarah Islam, terutama dalam menyebarkan Islam di wilayah Afrika Utara dan sebagai pintu gerbang masuknya Islam ke Spanyol (Andalusia), Eropa. Seorang jenderal bernama Thariq bin Ziyad memimpin pasukan menaklukan Spanyol melalui Maroko pada tahun 710 dan ekspedisinya itu sukses luar biasa. Thariq bin Ziyad yang diangkat Musa bin Nusair untuk memerintah Maroko setelah ditaklukkan, kemudian menyeberangi selat antara Maroko dan Eropa. Ia lalu mendarat di suatu tempat (gunung) yang kemudian dikenal sebagai Jabal Tarig (Gibraltar). Maroko menjadi wilayah penyangga untuk penaklukan Spanyol.

Setelah Maroko dalam pangkuan Islam, perkembangan di semua bidang kehidupan berjalan dengan pesat, baik dalam bidang ilmu pengetahuan, ilmu, sains, teknologi, dll. Di Kota Marrakesh bisa dilihat salah satu bukti peninggalan seni arsitekturnya. Di kota ini juga banyak ditemukan bangunan istana peninggalan kejayaan Islam seperti Istana El Badi, Royal Palace, Istana Bahia serta lainnya. Tentu dengan teknologi bangunan yang mutakhir pada saat itu yang dipadu dengan nilai seni yang tinggi.

Sebagai kota tua yang dijadikan obyek wisata, Marrakech juga banyak memiliki museum seperti; Museum Dar Si Sa’ad, Museum Marrakech, Museum Bert Flint, Museum Islamic Art, dan lainnya. Museum-museum tersebut adalah bangunan yang berdiri bagus dengan struktur kuat dan indah. Ini menunjukkan tinggi ilmu bangunan pada waktu itu.

Dalam bidang ilmu pengetahuan, dari ulama Marokolah muncul ilmu tentang nahwu. Kitab kecil bernama Al-Ajurrumiyah atau Jurumiyah (bahasa Arab:) adalah sebuah kitab kecil tentang tata bahasa Arab dari abad ke-7 H/13 M. Kitab ini disusun oleh ahli bahasa dari Maroko yang bernama Abu Abdillah Sidi Muhammad bin Daud Ash-Shanhaji alias Ibnu Ajurrum (w. 1324 M). Rumus-rumus dasar pelajaran bahasa Arab klasik ditulis dengan bentuk berima untuk memudahkan dalam menghapal. Di lingkungan masyarakat Arab kitab ini menjadi salah satu kitab awal yang dihapalkan selain al-Quran. Dasar-dasar ilmu belajar bahasa Arab ditemukan. Di kalangan pesantren tradisional di Indonesia, Kitab Matan al-Ajurrumiyyah merupakan textbook tentang ilmu nahwu (gramatika Bahasa Arab) yang sangat terkenal. Hampir setiap santri yang menimba ilmu di pesantren tradisional mengawali pelajaran tentang bahasa Arab melalui kitab ini. Kitab ini merupakan kitab standar yang merupakan dasar dari pelajaran bahasa Arab. Dalam praktiknya di dunia pesantren, kitab tersebut sering disebut dengan nama Jurrumiyyah. Penamaan tersebut tidak persis sama dengan nama asli kitab tersebut, karena judul lengkap kitab tersebut adalah Al-Muqaddimah al-Ajurrumiyyah fi Mabadi’ Ilm al-Arabiyyah.

Sumbangan Islam di Maroko lainnya adalah adalah negeri yang memiliki peran penting dalam sejarah penyebaran Islam di wilayah Afrika Utara, termasuk negeri berjuluk ‘Tanah Tuhan’ itu merupakan pintu gerbang masuknya Islam ke Eropa lewat Spanyol. Dari Maroko inilah Panglima tentara Muslim, Thariq bin Ziyad menaklukan Andalusia Tanah ‘Raul Gonzalez’ itu dalam sebuah peristiwa heroik yang dikenang sejarah dan mengibarkan bendera Islam di daratan Eropa. Maroko memasuki babak baru setelah Islam menancapkan benderanya di wilayah Afrika Utara. [Gus Uwik, dari berbagai sumber]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*