Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Islam pertama kali datang dalam keadaan terasing dan akan kembali terasing sebagaimana mulanya. Karena itu berbahagialah orang-orang yang terasing (al-ghuraba). Ditanyakan, “Siapa al-ghuraba itu?” Rasulullah saw. bersabda, “Mereka adalah orang-orang yang terpisah dari kabilah-kabilah.” (HR Ahmad dan Ibn Majah)
Banyak julukan yang diberikan kepada kaum muda mulai dari ‘agent of cange’, ‘ujung tombak perubahan’, ‘generasi harapan bangsa’ dsb. Bahkan nabi dan rasul pun diangkat dari kalangan muda.
Namun sayang, usia muda sering dianggap oleh masyarakat umum sebagai usia yang masih labil. Karena itu banyak pemakluman yang diberikan kepada kaum muda ini jika mereka melakukan suatu kesalahan. Geng motor, narkoba, miras, pencurian, seks bebas, pelecehan seksual-pemerkosaan pembunuhan, akhir-akhir ini pelaku utamanya banyak dari golongan muda. Lalu, perubahan seperti apa yang diharapkan dari generasi yang seperti ini. Namun, swebetulnya tidak sedikit kaum yang hapal al-Quran, taat beribadah, rajin ikut kajian keislaman, berdakwah di tengah masyarakat dan seabrek kegiatan positif lainnya.
Dalam sejarah kita mengenal pemuda Mush’ab bin Umair, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Haritsah, Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, dan yang lainnya.
Karakteristik pemuda Muslim seperti generasi Sahabat itu dicirikan antara lain: Pertama, selalu menyerukan kebenaran. Allah SWT berfirman: “Di antara orang-orang yang Kami ciptakan ada umat yang memberikan petunjuk dengan haq dan dengan yang haq itu (pula) mereka menjalankan keadilan (TQS al-A’raf [7]: 181).
Kedua, mencintai Allah SWT dan Allah SWT pun mencintai mereka (Lihat: QS Al-Maidah [5]: 54).
Ketiga, saling melindungi dan saling mengingatkan satu sama lain serta taat menjalankan ajaran agama. Allah SWT berfirman; “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka melakukan amar makruf nahi mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya (TQS at-Taubah [9]: 71).
Keempat, memenuhi janji kepada Allah SWT (Lihat: QS ar-Ra’d [13]: 20).
Kelima, tidak ragu-ragu dalam mengorbankan jiwa dan harta mereka untuk kepentingan Islam (Lihat: QS al-Hujurat [49]: 15).
Keenam, tumbuh dalam ketaatan kepada Allah SWT dan hatinya senantiasa terpaut dengan masjid (HR al-Bukhari dan Muslim). WalLâhu a’lam. [Endah Sulistiowati ; (Direktur Muslimah Voice)]