HTI

Lintas Dunia (Al Waie)

Lintas Dunia [Januari 2017]


Aleppo Jadi Duri Beracun di Tenggorokan Amerika, Rusia dan Sekutunya

Meskipun saat ini tengah dihancurleburkan, Aleppo akan bangkit kembali. “Bumi Syam seluruhnya dan Aleppo khususnya akan menjadi duri beracun di tenggorokan Amerika, Rusia, para pengikut dan kelompoknya, yang akan mengguncang peraduan mereka dan membunuh mereka karena kejahatan-kejahatan mereka,” tegas Amir Hizbut Tahrir Syaikh Atha Abu Rustah seperti diberitakan hizb-ut-tahrir.info, Rabu (7/12/2016).

Amerika, Rusia dan sekutunya tidak akan menikmati kemenangan yang mereka klaim. “Mereka tidak bisa masuk negeri kecuali setelah menghancurkannya, itu adalah kemenangan imajiner… Mereka tidak bisa mengalahkan para pejuang kecuali setelah para pejuang itu syahid adalah kemenangan yang kalah…,” ungkap Syaikh Atha.

Mereka mengumpulkan rudal-rudal, bom-bom barel dan pasukan ribuan untuk menghadapi ratusan atau beberapa ribu pejuang. “Meski demikian, mereka tidak bisa menghadapi para pejuang kecuali dengan peneboman dari udara dan kapal-kapal perang, maka itu merupakan kemenangan pengecut yang takut untuk menghadapi langsung para ksatria. Kemenangan seperti itu akan lenyap,” ujarnya.

Sungguh, lanjut Syaikh Atha, Amerika dan Rusia serta sekutu, kelompok dan para pengikutnya ingin mengulangi kejahatan-kejahatan brutal mereka meniru sejarah teman-teman mereka sebelumnya kaum salibis dan Moghul Tatar dengan kejahatan-kejahatan yang mereka perbuat di Irak dan negeri Syam. Akan tetapi, mereka tidak mengambil pelajaran dari nasib kaum salibis dan Moghul Tatar.

Syaikh Atha mengingatkan, mereka telah dicampakkan oleh kaum Muslim dari negeri mereka dan kaum Muslim bangkit kembali.  Kemuliaan Islam dan kaum Muslim pun kembali lagi. Khilafah mereka menjadi kuat kembali. Mereka pun membebaskan kota Heraklius dan kota itu menjadi kota Islam (Istanbul).  Mereka juga mendekati Moskow dan mengetuk pintu-pintu Wina.

“Hari-hari itu silih berganti dipergilirkan. Sungguh hari esok bagi orang yang menantinya adalah dekat,” pungkasnya.

 


Lima Solusi Praktis untuk Menyelamatkan Muslim Rohingya

Hizbut Tahrir menawarkan lima solusi praktis yang dapat ditempuh negeri-negeri Islam terutama Bangladesh, Malaysia dan Indonesia untuk menyelamatkan Muslim Rohingya. “Tindakan-tindakan itu antara lain: membuka perbatasan negeri bagi pengungsi Rohingya,” ujar Anggota Kantor Media Pusat (CMO) Hizbut Tahrir untuk Asia Tenggara dan Timur Jauh Fika Monika Komara  menyebutkan poin pertama, seperti dilansir Tabloid Media Umat Edisi 186: “Stop Pembantaian Muslim Rohingya!” 2-15 Rabiul Awal 1438H/Desember 2016.

Kedua, mengirim misi penyelamatan pada mereka yang masih terkatung-katung di laut. Ketiga, melindungi dan mengurus semua kebutuhan mereka. Keempat, melakukan tekanan politik pada rezim penindas Myanmar agar menghentikan semua kezhaliman dan brutalitas mereka pada Muslim Rohingya.  Kelima, jika tekanan politik diabaikan, maka langkah mobilisasi kekuatan militer harus dilakukan untuk menegakkan kehormatan Islam dan kaum Muslim!

Namun, bila negeri-negeri Islam masih terkungkung sistem nasionalisme dan demokrasi tentu saja itu semua tidak dapat dilakukan, Fika pun menyeru kaum Muslim untuk mengubah sistem kufur yang ada menjadi negara yang berasaskan Islam dengan sistem pemerintahan yang menerapkan syariah Islam secara kâffah, yakni Khilafah Rasyidah.

“Kembali berdirinya negara ini adalah solusi hakiki bagi tragedi yang menimpa saudara-saudara kita Muslim Rohingya dan umat secara umum,” pungkasnya.

 

Enam Catatan Amir HT Terkait Kemenangan Trump dalam Pemilu Amerika

Amir Hizbut Tahrir Syaikh Atha Abu Rasytah mengungkapkan enam catatan penting terkait kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden Amerika. “Garis-garis besar politik Amerika yang diputuskan pada masa presiden sebelumnya tidak berubah secara signifikan, khususnya terhadap Islam dan kaum Muslim. Dengan potret yang lebih khusus terhadap krisis Suriah, baik presidennya Republikan atau Demokrat. Hal itu karena politik Amerika diputuskan oleh banyak lembaga yang masing-masing memiliki suatu pengaruh yang kadang naik kadang turun,” ungkapnya menyebutkan catatan pertama, seperti diberitakan hizb-ut-tahrir.info, Jumat (18/11/2016).

Kedua, pernyataan-pernyataan kampanye bukan standar untuk implementasi praktis hubungan internasional atau untuk solusi-solusi problem luar negeri.

Ketiga, Amerika akan terus menggunakan Rusia dalam perangnya terhadap kaum Muslim yang melakukan revolusi menentang rezim dan sistemnya. Demikian juga menggunakan Rusia untuk berkonfrontasi dengan Eropa. “Sebab Amerika ingin membatasi pembangkangan orang-orang Eropa terhadap Amerika… Juga untuk menghalangi aksi independen Eropa di luar kehendak dan payung Amerika dan menghalangi upaya Eropa membentuk kekuatan politik, ekonomi dan militer yang independen,” ungkapnya.

Keempat, di antara uslub-uslub dari administrasi baru adalah ancaman, ejekan dan serangan terhadap orang-orang yang dianggap musuh. Demikian juga penggunaan kecongkakan dan arogansi. “Sebab ketika Amerika sedang berada di puncak pada masa Bush Jr. saja, waktu itu Prancis membentuk poros bersama negara-negara lain untuk menentang Amerika dan mampu berpengaruh terhadap Amerika, lalu bagaimana sekarang sementara Amerika sedang meluncur jatuh?!” ujarnya.

Kelima, tampaknya, pemerintah Amerika di bawah Trump akan menggunakan uslub-uslub pemerasan seperti yang tampak darinya untuk memaksa negara-negara lain membayar, tidak tersisa untuknya selain trik ini. “Pada kondisi ini negara-negara lain wajib tidak tunduk pada pemerasan Amerika dan memicu opini publik menentang Amerika,” saran Syaikh Atha.

Keenam, adapun bangsa-bangsa umat Islam yang sedang berevolusi, yang mereka menjadi duri terbesar dan kuat di kerongkongan Amerika, yang menggetarkan peraduan Amerika dan tidak membiarkannya bisa tidur nyenyak, mereka harus terus melanjutkan perjuangannya. “Dengan izin Allah, mereka akan menang terhadap Amerika dan semua kekuatan imperialis… Umat harus bergerak ke arah orang-orang mukhlis dan memiliki kesadaran yang akan memimpin umat dengan izin Allah ke arah keselamatan, pembebasan dan kemuliaan, sehingga umat akan kembali seperti dahulu memegang kemuliaan seutuhnya,” pungkasnya. [Joy, dari berbagai sumber]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*