Assalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.
Pembaca yang budiman, isu kebhinekaan akhir-akhir ini dimunculkan kembali oleh sekelompok orang di Tanah Air. Isu ini terutama dipicu oleh hiruk-pikuk Pilkada DKI, dengan salah satu calonnya, Ahok. Ahok kebetulan keturunan etnis Cina dan beragama Kristen. Kebetulan pula, karena sepak terjangnya yang kontroversial, dia banyak tidak disukai oleh masyarakat Jakarta. Ketidaksukaan masyarakat Jakarta atas pencalonan kepemimpinan kembali Ahok jelas bukan karena dia Cina atau Kristen, tetapi karena sikapnya yang arogan; sering melontarkan kata-kata kotor; serta sering marah-marah dan melontarkan sumpah-serapah. Ahok pun berkinerja buruk, terindikasi banyak melakukan korupsi dan yang pasti banyak melakukan tindak penggusuran rumah-rumah warga secara semena-mena dan tidak adil.
Puncak kekesalan warga Jakarta, bahkan sebagian masyarakat Indonesia yang Muslim, adalah saat Ahok dengan sombongnya menyatakan di Kepulauan Seribu agar kaum Muslim jangan mau dibohongi oleh al-Quran Surat al-Maidah ayat 51. Ayat ini memang secara tegas mengharamkan kaum Muslim mengangkat orang kafir menjadi pemimpin mereka. Hal ini tentu tidak menguntungkan Ahok—yang memang kafir—sebagai salah satu calon gubernur dalam proses Pilkada Jakarta. Inilah yang akhirnya memicu umat Islam di seluruh penjuru Indonesia melakukan protes keras terhadap sikap Ahok yang dianggap telah menistakan al-Quran. Puncaknya adalah Aksi Bela Islam (ABI) 1, 2 dan 3 di Jakarta yang dihadiri oleh jutaan umat Islam dari berbagai daerah. Mereka menuntut agar Ahok dipenjarakan.
Rupanya ABI mengakibatkan para Ahokers dan kelompok sekular-liberal meradang. Mereka merasa terancam. Pasalnya, jika Ahok sampai dipenjara, dia bisa gagal mengikuti proses Pilkada. Jika itu yang terjadi, tentu dia bakal gagal untuk menjadi gubernur Jakarta untuk kedua kalinya.
Oleh karena itu, mereka lalu mengangkat kembali isu kebhinekaan. Bahkan beberapa kali mereka melakukan aksi tandingan ABI dengan memainkan isu kebhinekaan. Tentu tindakan mereka amat lucu seolah-olah umat Islam yang menolak Ahok intoleran dan anti kebhinekaan. Padahal ABI 1, 2 dan 3 murni karena Ahok telah menistakan al-Quran; bukan karena dia Kristen atau Cina. Memang ada alasan lain dari orang-orang yang anti Ahok, yaitu tadi, karena Ahok arogan, tidak berprestasi, terindikasi korupsi, gampang emosi dan mulutnya kotor; jadi bukan karena dia Cina dan Kristen.
Di seputar isu kebhinekaan itulah tema utama al-waie kali ini, selain sejumlah tema menarik lainnya. Selamat membaca!
Wassalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.