TERORISME KEMBALI MENCUAT, UMAT HARUS WASPADA!

[AL-ISLAM 497] Isu terorisme mencuat lagi. Isu ini muncul ke permukaan sejak media memberitakan upaya penggerebekan kelompok bersenjata yang tengah mengadakan latihan militer di Pegunungan Jalin, Jantho, Aceh Besar, yang diduga berlangsung sejak September tahun lalu. Penggerebekan dilakukan pada Senin malam, 22 Februari 2010 lalu, hingga akhirnya pecah kontak tembak pada Kamis. Korban pun berjatuhan di pihak polisi dan Kelompok Jalin. Masyarakat sipil juga menjadi korban dalam peristiwa ini (Acehkita.com,8/3).

Kepolisian segera menyebut Kelompok Jalin ini sebagai teroris yang tergabung dalam jaringan Jamaah Islamiyah. Menurut pihak Kepolisian, ditemukan beberapa barang dengan simbol-simbol Islam (misal: buku-buku Islam, atribut pakaian koko, dsb) yang diduga milik kelompok tersebut, dan beberapa orang dari luar Aceh yang terlibat juga tertangkap.

Media juga dengan mudah menghakimi bahwa ini adalah kelompok teroris. Media seolah menemukan kembali saat yang tepat untuk kembali membuat narasi (cerita) agar isu terorisme bisa diterima oleh masyarakat dan menjadi payung moral bagi setiap langkah penanganan oleh pihak Kepolisian.

Para pengamat pun tidak mau ketinggalan; ikut menabuh genderang dengan ‘analisis’ yang tak jarang sangat prematur—hanya berdasarkan sangkaan semata. Mereka lalu bersepakat bahwa kelompok ini terkait dengan jaringan Jamaah Islamiyah bahkan al-Qaidah, kemudian menyebutkan tentang adanya potensi ancaman atas keamanan Indonesia, bahkan di wilayah Selat Malaka.

Dugaan Rekayasa

Tentu bagi masyarakat Aceh istilah teroris adalah ganjil, karena dalam kamus sejarah Aceh tidak pernah dikenal istilah tersebut. Karena itu, kasus ini melahirkan tanda tanya masyarakat. Komite Peralihan Aceh (KPA) wilayah Pase, melalui jurubicaranya Dedi Syafrizal, dalam jumpa pers di kantor Partai Aceh Lhokseumawe (1/3), menilai bahwa pemberitaan adanya gerakan terorisme di Aceh merupakan isu murahan. Isu terorisme di Provinsi Aceh ini bahkan dinilai tidak rasional. Berita bahwa ada gerakan teroris di Aceh sangat tidak berdasar. Ini diduga hanya sebuah rekayasa oleh oknum tertentu untuk kepentingan kelompok maupun pribadi. Kondisi itu seperti sudah direncanakan, bukan terjadi dengan tiba-tiba. “Kami mengklaim tidak ada gerakan teroris di Aceh umumnya dan Aceh Utara khususnya. Apalagi ada informasi sudah berada di Aceh sejak tahun 2005. Ini sangat tidak dapat diterima oleh akal sehat. Kami menilai ini hanya kerjaan orang-orang yang tidak menginginkan Aceh tetap damai," kata Syafrizal.

Sebagaimana diketahui, jika dikaitkan dengan jaringan Jamaah Islamiah, jaringan ini biasa menjadikan pihak asing sebagai target mereka. Padahal saat ini orang asing yang berada di Aceh sangat sedikit. Itu pun sedang dalam misi kemanusiaan. Dari sejumlah deretan peristiwa setelah perdamaian, ada sejumlah anggota KPA yang menjadi korban, termasuk dalam penggerebekan yang dikabarkan sebagai tempat latihan terorisme di Aceh Besar.

Sudarwis, salah seorang anggota DPRK Lhokseumawe dari Partai Aceh, mengatakan hal yang sama. Isu adanya kegiatan teroris di Aceh adalah rekayasa. Ini dikhawatirkan akan berdampak pada proses damai Aceh yang saat ini mulai berjalan. Sejauh ini, pihak KPA punya jaringan mulai dari tingkat pemerintahan hingga pedesaan. Jadi, menurutnya, tidak mungkin ada aksi lain yang tidak terpantau oleh mereka. Apalagi budaya dan adat Aceh sejak dulu tidak pernah menantang atau mempersoalkan pemeluk agama lain (Rakyataceh.com, 2/3).

Anggota Komisi VIII DPR-RI Sayed Fuad Zakaria juga mempertanyakan sejauh mana dugaan adanya keberadaan jaringan teroris di Aceh dan mengapa baru sekarang diketahui. Mantan Ketua DPRA ini menambahkan, di daerah Aceh yang merupakan paling ujung Sumatera ini tidak pernah terdengar adanya kelompok jaringan Jamaah Islamiyah yang selama ini dicap sebagai kelompok teroris (Rakyataceh.com, 2/3).

Belum juga kontroversi penggerebekan teroris di Aceh mereda, Selasa (9/3) lalu, pihak Kepolisian (Densus 88) tiba-tiba kembali melakukan penggerebekan, tepatnya di Warnet Multiplus, Pamulang, Tangerang. Dalam penggerebekan itu, Densus 88 berhasil menewaskan 3 orang teroris, satu di antaranya—meski masih simpang siur hingga tulisan ini dibuat—diduga Dulmatin yang merupakan gembong teroris yang dicari-cari oleh Pemerintah Amerika Serikat.

Terkait dengan itu, menurut Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) Irwandi Yusuf, penggerebekan teroris di Pamulang, Tangerang, berkaitan erat dengan penggerebekan teroris di Aceh. "Ada kaitan. Dari yang tertangkap, ada yang berasal dari Pamulang. Tapi soal kaitannya biar Polri yang menjelaskan," katanya dalam jumpa pers di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (9/3).

Menurut Irwandi, para teroris itu masuk ke Aceh dengan memakai isu Islam dan syariah (Inilah.com, 9/3). Ia juga memenambahkan, para teroris ini ingin menjadikan Aceh sebagai basis teroris Asia Tenggara. Mereka berpikir bisa beroperasi di Aceh karena mayoritas Muslim dan pernah punya GAM. "Tapi sangkaan mereka salah. Masyarakat Aceh tidak seperti itu," katanya (Detik.com, 9/3).

Keterkaitan teroris Aceh dengan Kelompok Pamulang juga dikuatkan oleh Kepala Densus 88 Antiteror Polri Brigjen (Pol) Tito Karnavian. "Teroris di Pamulang adalah otak pelaku yang mengirimkan orang-orang ke Aceh. Iya, dia biang keroknya yang kirim orang ke Aceh. Itu nama besar,” ucap Tito melalui pesan singkatnya, Selasa (Inilah.com, 9/3).

Terkesan Dipaksakan

Selain janggal, isu terorisme kali ini terkesan dipaksakan. Pasalnya, isu ini muncul saat antiklimaks kasus skandal Bank Century yang dibawa ke Sidang Paripurna DPR dan menghasilkan keputusan melalui voting ‘Opsi C’ (bahwa bailout Century bermasalah). Isu ini juga muncul menjelang kedatangan Obama ke Indonesia. Dengan isu ini, Pemerintah seolah ingin menunjukkan kembali kepada pihak AS mengenai perhatian dan komitmennya terhadap kasus-kasus terorisme.

Selain itu, proyek kontra-terorisme memang merupakan salah satu prioritas dalam 100 hari program kerja Pemerintahan SBY. Dalam 100 hari itu diharapkan bisa dirumuskan ‘cetak biru’ penanganan terorisme, yang pelaksanaannya tentu membutuhkan waktu lebih dari 100 hari. Bahkan inilah salah satu inti dari pertemuan National Summit di Jakarta pada 29-31 Oktober 2009 lalu.

Karena itu, saat memimpin rapat terbatas bidang politik, hukum dan keamanan (Polhukam), SBY antara lain mengingatkan bahwa pemberantasan terorisme tetap menjadi agenda dalam penegakan hukum dan HAM (Detik.com, 5/3).

Lebih dari itu, komitmen pada isu terorisme ini juga menjadi kesepakatan dan pembicaraan antara Obama dan SBY saat pertemuan terbatas di Singapura. Saat kunjungan Obama ke Indonesia pertengahan Maret ini pun, hal ini akan kembali menjadi inti dan komitmen Indonesia-AS.

Umat Harus Waspada!

Umat Islam di Indonesia tentu harus memahami sekaligus mewaspadai mencuatnya kembali isu terorisme ini karena beberapa hal berikut: Pertama, terorisme hakikatnya adalah isu yang dijadikan proyek global AS yang bersifat jangka panjang setelah Peristiwa Peledakan WTC 9/11/2001. Proyek terorisme ini digunakan AS sebagai strategi untuk terus menjajah negeri-negeri kaum Muslim, termasuk Indonesia, semata-mata demi kepentingan AS dan Kapitalisme globalnya. Ini dilakukan dengan bantuan dan kesetiaan para penguasa negeri kaum Muslim yang berkhianat kepada Allah SWT, Rasul saw. dan umat Islam. Padahal Allah SWT telah berfirman:

]يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَتَّخِذُوا عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاءَ[

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengambil musuh-Ku dan musuh kalian sebagai teman-teman setia (QS al-Mumtahanah [60]: 1).

Kedua, bagi AS isu terorisme di Dunia Islam, khususnya di Indonesia, terbukti mampu menciptakan keterbelahan umat Islam. Umat Islam diadu domba dengan sejumlah pengelompokan: moderat-radikal; liberal-fundamentalis; dsb. Keterpecahbelahan ini jelas secara langsung melemahkan umat Islam. Karena itu, umat Islam tentu harus waspada, karena Allah SWT telah berfirman:

]وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا[

Berpegang teguhlah kalian semuanya pada tali (agama) Allah dan janganlah bercerai-berai (QS Ali ‘Imran [3]: 103).

Ketiga, isu terorisme akan terus diusung dan menjadi perhatian penguasa negeri ini (yang terjebak dalam proyek global AS) sampai seluruh komponen Islam yang dianggap mengancam agenda sekularisasi dan liberalisasi betul-betul bisa dibungkam.

Keempat, isu terorisme ini juga bisa dijadikan alasan oleh Indonesia untuk meminta kembali kerjasama militer dengan AS karena Indonesia dianggap telah serius memberantas terorisme. Padahal Allah SWT telah berfirman:

]الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ[

(Orang-orang munafik itu) ialah mereka yang mengambil orang-orang kafir sebagai teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang Mukmin (QS an-Nisa’ [4]: 139).

Kelima, Indonesia adalah bagian dari Dunia Islam yang memiliki nilai strategis dari berbagai aspek; jumlah penduduk, sumber daya alam serta geopolitik di kawasan Asia Pasifik maupun di Dunia Islam. Indonesia menjadi salah satu basis perang melawan terorisme, yang secara tegas menempatkan Islam dan kaum Muslim sebagai sasarannya. Karena itu, wajar jika selama ini Islam dan kaum Muslim menjadi korban dari isu terorisme ini. Sebab, memang itulah yang menjadi target AS. Allah SWT berfirman:

]وَلاَ يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا[

Orang-orang kafir tidak henti-hentinya berusaha memerangi kalian hingga mereka berhasil mengeluarkan kalian dari agama kalian—jika saja mereka mampu (QS al-Baqarah [2]: 217).

Wahai kaum Muslim:

Isu terorisme akan terus dipelihara oleh AS sebagai gembong negara penjajah demi terus-menerus menjajah dan menguasai kaum Muslim. Kaum Muslim akan selalu menjadi sasaran kaum kafir penjajah, termasuk melalui isu terorisme, jika mereka tidak memiliki pelindung. Pelindung mereka tentu bukan para penguasa yang justru menjadi pelayan negara penjajah seperti AS. Pelindung mereka tidak lain adalah seorang Khalifah yang bertakwa kepada Allah SWT. Itulah yang ditunjukkan oleh para khalifah pada masa Kekhilafahan Islam selama berabad-abad lamanya. Karena itu, mengangkat kembali seorang khalifah dalam institusi Khilafah Islam adalah pilihan yang bukan saja merupakan tuntutan syariah, tetapi juga tuntutan kondisi saat ini. Wallâhu a’lam bi ash-shawâb []

Komentar al-islam:

Kemitraan strategis Indonesia AS terkait Namru akan ditandatangani pertengahan Maret ini (Hidayatullah.com, 9/3/2010).

Faktanya, di masa lalu Namru strategis bagi AS, tetapi tragis bagi Indonesia.

18 comments

  1. abdullah,tulungagung

    Ya Alloh, ingatkan hambaMu yang telah mendzolimi hambaMu yang lain. Padahal bisa jadi baju yang ia kenakan, makanan yang ia makan adalah dari gaji yang sumbernya bisa jadi adalah pajak yang dibayar oleh orang ia dzolimi itu.
    ia juga punya ayah punya ibu, ia juga punya anak dan keluarga, yang tidak ridlo jika anak atau orang tuanya didzolimi. Ya Alloh, tolonglah kaum Muslimin, menangkan atas makar orang – orang kafir. Allohu Akbar !

  2. Lagi arep dibahas jum’at sesuk sudah muncul lagi teroris di pamulang. cuma saya ga tahu yang terorisnya yang mana. adakah kaitannya dengan kasus century gate. kan biar isu yang berkembang jadi masalah teroris bukan masalah korupsi. aaahhhh lagu lama
    asal ada masalah lagi serius menjurus ke kesalahannya sendiri bikin deh masalah baru. pooooodho aaee rek karo orde baa…ba…ba…ru
    tapi jangan lupa kita harus terus menolak kedatangan obama. neng jowo wetan wae wis kumpul 1000 ulama nolak masa neng jowo kulon arep kalah. ayo…ayo pohdo rame-rame nolak obama

  3. bentuk adu domba dr penjajah, bentuk adu domba yang mereka taburkan pada kaum muslim, jika di tilik terorois yang sebenarnya adalah Amerika, Obama buakn kaum muslim. banyak fakta yang menjadi bukti,,,
    inilah bukti betapa takutnya mereka ketika melihat islam akan erjaya kembali,,, tetap semangat. Allahuakbar!!

  4. muhamad arifin

    setuju umat harus waspada terhadap isu terorisme, yang sering dijadikan pengalih isu dan bahkan untuk memaintance konflik di negeri ini. saatnya kita kembali kepada islam dengan tegaknya syariah dan khilafah.

  5. Dengan Izin Allah Khilafah akan kembali
    Allahu AKBAR !!!

  6. ALLAHUAKBAR…..ALLAHUAKBAR……ALLAHUAKBAR…… HIDUP KHILAFAH N SYARIAH

  7. sadarlah hai para penguasa, do’a orang yang terzalimi makbul. tidak cukupkah kalian mengambil hikmah dengan berbagai musibah dan fitnah yang menimpa kalian setiap kali melakukan kezaliamn kepada rakyat dan saudara muslim hanya demi kepentingan penguasa kafir Amerika laknatullah alaih??? bertaubatlah SBY dan para pembantunya sebelum azab Allah yang lebih besar diturunkan untuk membungkam kemungkaran yang secara sistemik terus berlangsung ini!ALLAHU AKBAR!!!

  8. semoga dengan semakin giatnya para pejuang syariah dalam berda’wah isu murahan seperti itu akan segara diabaikan oleh umat yang semakin cemerlang pemikirannya… semoga pertolongan Allah SWT akan segera datang amin…

  9. Bersatulah wahai kaum muslimin…serta waspadalah…yang benar akan datang dan yang batil pasti lenyap…Allahu Akbar…!!!

  10. mispansyah hanif

    ya..umat harus waspada atas makar yang dibuat oleh antek2 barat…tetapi ingat mereka membuat makar, maka Allah juga membuat makar, makar siapa yg lebih baik dari makar Allah. tunggu saja azabnya kepada mereka yg loyal pada kafir barat

  11. mencuatnya kembali Isu terorisme merupakan sambutan atas rencana kedatangan Mbahnya Teroris (OBAMA)ke Indonesia.

  12. pemerintah kembali berlindung dibalik isu terosisme.. ingat ketika pemerintah dipojokkan dengan isu daftar pemilih tetap menjelang pemelihan.. BOM meledak.. sekarang lagi dipojokkan dengan isu century.. jangan2 pemerintah yang teroris!! korbankan 1 2 sampai 3 jawa skalipun asal misi tercapai…

  13. Amerika,,,amerika Teroris kok teriak teroris,, sejatinya Obama dan AS the real terrorist. so segera sadar para obama maniak,, only ISLAM is problem solving.

  14. sambut obama dengan tebar isu terorisme dan latihan militer yang seharusnya dilakukan bulan desember, siapa yang untung? ya koreografinya century!

  15. sandiwara itu semakin tersa

  16. sekarang setiap orang berjenggot, celana gantung, baju koko, atribut islam…mulai dicurigai teroris bagi yang memakai…, masih tersangka sudah langsung di dor..royokan lagi…memang mau bikin goro-goro ato gimana?…mendingan buru tuh para koruptor..yang menyengsarakan rakyat..ga ikut menikmati hutang malah dibebani hutang dengan pajak dan harga tinggi..bener2 politik cari muka didepan dajjal..yang kami butuh pemimpin yang amanah..dan siap berkorban demi tegaknya aturan Allah di bumi Allah..apakah itu salah?

  17. Coba cermati: Berita kenaikan BBM dialihkan teroris BOM Bali dua. Kasus kecurangan pemilu dialihkan teroris BOM Dubes Australi. Kasus korupsi Centrury dialihkan teroris Solo dan temanggung. Kasus ruwet para jendral dan susno dialihkan ke teroris lagi. Lagi-lagi yang dikorbankan orang Islam, nyawa mereka murah….HAM bisu…..padahl dikit-dikit tembak tempat…..Tapi jangan kuatir saudaraku bahwa Alloh tak pernah akan tinggal diam…..suatu saat mereka akan dikutuk kalau tidak mau diingatkan…….

  18. menurut pendapatku kok yang ngebom itu bukan para teroris….. Para teroris yang dituduh dan ditembak itu sepertinya sudah tak berdaya dan tak punya apa-apa. Nah, coba analisa siapa yang punya pistol, bom granat dan lain-lain. Paling pelakunya mereka yang punya kekuasaan….?…..?BETUL.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*