Pihak keamanan rezim Mubarak, diktator yang didukung oleh AS dan Eropa serta telah menjadi sekutu dekat Israel, menyerang para pengunjuk rasa yang sedang melaksanakan ibadah Shalat di tengah-tengah aksi untuk menumbangkan Mubarak, Jumat, 28/01/2011.
Kaum Muslim di seluruh negeri di Mesir turun ke jalan-jalan usai Shalat Jumat untuk menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran untuk menumbangkan rezim Mesir. Penguasa setempat menghadapi para pengunjuk rasa dengan mengerahkan sejata.
Pihak kepolisian mulai melepaskan tembakan gas air mata, water cannon bahkan peluru kepada kerumunan massa.
Hingga para pengunjuk rasa menunaikan shalat pun diserang oleh pihak keamanan rezim. Nyaris saja membuat massa semakin marah. Tembakan silih berganti dari pihak keamanan tidak menyurutkan para pengunjuk rasa.
Sudah empat hari, Mesir bergejolak. Rezim Mubarak pun dalam keadaan sekarat. Demonstrasi besar-besaran warga Mesir ini terilhami oleh revolusi di Tunisia yang berhasil menumbangkan diktator Zine El Abidin Ben Ali, seorang diktator yang juga telah menjadi sekutu AS dan Barat.
Melihat kerumunan massa yang banyak dalam aksi anti pemerintah di Mesir membuat AS sekutu dekat Mesir kembali memperlihatkan muka duanya. Al-Baradei dianggap sebagian kalangan untuk dapat diterima AS sebagai tokoh baru yang dekat dengan Barat.
Bagaimana pun juga, merebaknya protes di negeri-negeri Timur Tengah menunjukkan umat benar-benar telah bosan dengan kediktatoran para penguasa mereka yang hampir semuanya didukung oleh AS dan Eropa. Umat kini membutuhkan satu kesatuan politik yang akan menerapkan Islam di bawah institusi Khilafah. Insya Allah, semakin dekat! (syabab.com, 29/1/2011)