Diam-diam, Amerika Serikat sudah menentukan ‘nasib’ Presiden Mesir, Hosni Mubarak. Menurut salah satu penasehat politik Preside AS, Barack Obama, Hosni Mubarak sudah habis.
“Jelas terlihat, pemerintahan Hosni Mubarak sudah kehabisan waktu,” kata pejabat tinggi Gedung Putih yang identitasnya dirahasiakan ini pada New York Times, Senin.
Menurut dia, meski AS sudah memberi sinyal soal situasi politik di Mesir, tapi pemerintahan Obama tetap ingin rakyat Mesir lah yang menentukan masa depan mereka sendiri.
Obama juga terlihat sangat berhati-hati mengomentari persoalan Presiden Mesir. Menurut pejabat senior itu, kehati-hatian Obama berkomentar soal Mubarak dikarenakan sangat sensitifnya isu Mesir bagi AS. Bila Mubarak benar-benar jatuh, AS memperkirakan Mesir akan kacau.
Meski demikian, Obama memberi sinyal bahwa pemerintahan Mesir harus mengambil langkah-langkah konkrit untuk memulihkan kewibawaannya di depan rakyat.
“Obama takut kalau ia berkomentar lebih keras lagi akan dianggap bahwa Amerika terlibat lagi menjungkalkan pemimpin di Timteng,” kata si pejabat.
Selain itu, menurut dia, dalam 30 tahun terakhir hubungan AS-Mesir terbukti cukup baik. Mesir adalah salah satu pilar kebijakan AS di Timteng. AS mengkhawatirkan pemerintahan Mesir yang baru, bila didominasi oleh Ikhwanul Muslimin akan membawa dampak buruk bagi politik AS di Timteng. (republika.co.id, 31/1/2011)
buruk bagi zionis danantek2nya,insya Allah Islam yg memimpin mesir