Membahas jatuhnya Mesir dengan kelompok yang berjuang untuk penyebaran Islam Global
JERUSALEM – Pemerintah Mesir memiliki informasi bahwa seorang diplomat di kedutaan Amerika di Kairo kemarin secara diam-diam bertemu dengan pemimpin senior Ikhwanul Muslimin, kelompok oposisi Islam utama, kata WND.
Topik pertemuan tersebut adalah masa depan Mesir setelah “lengsernya” Presiden Hosni Mubarak, kata seorang pejabat intelijen Mesir kepada WND.
Klaim tersebut muncul di tengah tuduhan dari Kairo bahwa pemerintahan Obama telah mendorong terjadinya demonstrasi yang menggoyang Mesir dan menargetkan jatuhnya pemerintahan Mubarak, yang merupakan sekutu utama AS di Timur Tengah.
Para pejabat intelijen Mesir mengatakan kepada WND bahwa pemerintahnya memiliki informasi tentang pertemuan yang terjadi kemarin antara Issam El-Erian, seorang pemimpin senior Ikhwanul Muslimin, dan Frank Wisner, mantan Dubes AS untuk Mesir.
Pemerintahan Obama mengirim Wisner ke Mesir pada minggu terakhir ini untuk melaporkan kepada Departemen Luar Negeri dan Gedung Putih tentang umum situasi di negara tersebut.
Para pejabat intelijen Mesir yang berbicara kepada WND mengatakan bahwa pertemuan itu terjadi di dalam kedutaan besar Amerika di Kairo.
Departemen Luar Negeri AS tidak mengkonfirmasi atau menyangkal laporan tersebut.
Ikhwanul Muslimin berusaha untuk menyebarkan Islam ke seluruh dunia, yang sebagian besar dilakukan dengan tanpa kekerasan. Hamas dan al-Qaida adalah merupakan cabang Ikhwan yang melakukan kekerasan.
Informasi terbaru ini bukanlah yang pertama yang dituduhkan oleh pemerintah Mesir bahwa pemerintahan Obama telah bekerja dengan atau mendorong oposisi atas Mubarak.
Pekan lalu, seorang diplomat senior Mesir menyatakan bahwa pemerintah Mesir mencurigai bahwa unsur-unsur pemberontakan yang terjadi saat ini, khususnya dari aspek-aspek politik, sedang dikendalikan oleh Departemen Luar Negeri AS dan pemerintahan Obama.
Diplomat senior Mesir mengatakan kepada WND bahwa rezim Mubarak mencurigai AS telah membantu merencanakan demonstrasi yang dilakukan Mohamed ElBaradei, yang dipandang sebagai salah satu pemimpin oposisi utama di Kairo.
ElBaradei, seorang mantan kepala Badan Energi Atom Internasional, menjadikan dirinya juru kampanye untuk “reformasi” di Mesir. Dia adalah kandidat untuk pemilihan presiden yang dijadwalkan diadakan tahun ini.
ElBaradei tiba di Kairo setelah mulai terjadi aksi protes pekan lalu dan dilaporkan kunjungan ke rumahnya dibatasi oleh pasukan keamanan Mesir.
Dia dianggap sebagai sekutu Ikhwanul Muslimin.
Pada pekan terakhir ini, Telegraph London melaporkan bahwa kedutaan besar AS di Kairo pada tahun 2008 membantu hadirnya seorang pembangkang muda pada KTT bagi pada aktivis yang disponsori Amerika di New York, dengan terus berusaha merahasiakan identitasnya dari polisi Mesir.
The Telegraph tidak akan mengungkapkan identitas sang pembangkang itu, tetapi mengatakan bahwa dia terlibat dalam usaha membantu mendorong terjadinya demonstrasi pada saat ini. Laporan tersebut menyatakan bahwa pembangkang itu mengatakan kepada Kedubes AS di Kairo bahwa aliansi kelompok oposisi punya rencana untuk menggulingkan pemerintahan Mubarak.
Pengungkapan masalah ini, yang disebutkan dalam selebaran-selebaran diplomatik AS yang dirilis oleh situs WikiLeaks, menunjukkan bahwa pejabat Amerika menekan pemerintah Mesir untuk melepaskan para pembangkang lain yang telah ditahan oleh polisi.
Gedung Putih telah secara terbuka mendorong terjadinya di Mesir.
Menlu Hillary Clinton menyerukan terjadinya suatu “transisi pemerintahan secara damai” bagi demokrasi di Mesir, dimana Ikhwanul Muslimin adalah kelompok oposisi utama.
Obama dilaporkan telah menyuarakan dukungan bagi terjadinya “transisi pemerintahan secara damai” di Mesir yang merespon aspirasi rakyat Mesir dalam teleponnya dengan para pemimpin asing, kata Gedung Putih.
Wakil Penasehat Keamanan Nasional Denis McDonough, yang berbicara dalam webcast Gedung Putih, juga mendesak pemerintah dan para pengunjuk rasa di Mesir untuk menahan diri dari kekerasan.
Namun, para pejabat Mesir yang berbicara kepada WND, memperingatkan bahwa Ikhwanul Muslim memiliki keuntungan terbesar dari reformasi politik yang terjadi.
Sumber : http://www.wnd.com (1/2/2011)
Jangan sampai Anda terpedaya oleh apa yang diumumkan dalam bentuk pemerintahan keamanan yang baru, selama sistem tetap tak berubah. Penyakitnya adalah sistem sekular yang loyal kepada gembong kekufuran Amerika.