Kedubes Mesir Tidak Terima Mubarak Disebut Diktator

Jakarta. Wakil Dubes Mesir Mutasyir Hasyim tidak terima Husni Mubarak disebut diktator. Hal itu dinyatakannya saat menerima delegasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Delegasi yang terdiri dari Rochmat S Labib, Hafidz Abbdurrahman dan Jubir HTI Muhammad Ismail Yusanto datang untuk menyampaikan aspirasi Hizbut Tahir Selasa (8/12).

Suasana pun sempat sedikit tegang saat pihak Kedubes Mesir enggan menerima delegasi dengan dalih Dubes Mesir sedang tidak ada di tempat. Namun setelah pihak kepolisian melobi, delegasi pun dipersilakan masuk dan diterima oleh wakil Dubes Mesir Mutasyir Hasyim dan beberapa stafnya.

Pada awalnya delegasi hanya diterima di depan pintu. Namun setelah mendengar nasehat kewajiban memuliakan tamu, akhirnya para delegasi dipersilahkan masuk ke dalam. ” Kami datang baik-baik sebagai tamu, kenapa anda memperlakukan seperti ini, bukankah kita sesama muslim dan bukankah Rosulullah memerintahkan kita untuk menghormati tamu,” ujar Ismail.

Sebelum menyerahkan surat yang berbahasa Indonesia dan Arab yang ditujukan bagi rakyat Mesir, Ismail pun menyampaikannya secara lisan kepada pihak Kedubes Mesir maksud kedatangannya. Delegasi menyatakan bahwa HTI mendukung setiap upaya kaum Muslim di mana saja untuk menumbangkan rezim yang diktator.

Namun demikian, delegasi pun mengingatkan kepada kaum Muslim di Mesir untuk terus berjuang hanya demi Islam bukan yang lain. Persoalan yang dihadapi oleh rakyat Mesir sekarang berakar dari dua masalah. “Yakni rezim yang diktator dan sistem yang rusak,” ujar Ismail.

“Jadi Anda menuduh presiden kami diktator?” timpal Mutasyar Hasyim tidak terima. “Lho kami hanya meminjam istilah yang digunakan rakyat Anda!” jawab Ismail.

“Mengapa Anda mencampuri urusan Mesir?” tanya Mutasyar. Kemudian Ismail balik bertanya, “Mengapa Amerika Serikat dan Israel turut campur, lantas kami yang sesama Muslim tidak boleh?” Secara geografis saja, Mesir posisinya sangat strategis. Jutaan kaum Muslim di Gaza, Palestina, terisolir dan menderita karena pintu Rafah ditutup pemerintah Mesir.

Jadi siapa yang berkuasa di Mesir dan dengan sistem apa pemerintahan yang berjalan di sana bukan semata-mata urusan Mesir karena sangat berpengaruh terhadap negeri di sekitarnya dan menyangkut nasib kaum Muslim.

Oleh karena itu, rakyat Mesir juga harus memastikan bahwa Amerika Serikat dan Israel tidak lagi mencampuri Mesir. “Itu hanya dapat dipastikan bila mereka tidak saja hanya mengganti rezim tetapi mengganti sistem diktator dengan sistem Khilafah,” tegas Ismail.

Delegasi pun berupaya menggugah kesadaran wakil kedubes akan hakikat manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT. “Allah pun memerintahkan kita harus bersaudara dan disatukan dalam naungan khilafah,” Ismail mengingatkan. Seruan ini adalah amanah, maka bila tidak disampaikan kepada rakyat Mesir, dubes tidak menyampaikan amanah.

“Iya, akan kami sampaikan,” ujar Mutasyar. “Semoga Allah SWT meridhai aktivitas kita dan mencatatnya sebagai amal shalih dan sebagai salah satu langkah menuju tegaknya khilafah,” pungkas Ismail..

Sementara di halaman kedubes Mesir , sekitar 400 massa Hizbut Tahrir Indonesia menggelar aksi unjuk rasa mengingatkan warga Mesir untuk tidak sekedar mengganti rezim tetapi juga harus mengganti sistem.

Sepanduk bertuliskan Bring Down Dictatorial Regime, Raise Up For Khilafah State (Turunkan Rezim Diktator, Tegakkan Negara Khilafah) dibentangkan. Poster bertuliskan No ditaktor, No Demokrasi, Khilafah Yes! diacung-acungkan. Satu persatu orator yang berorasi dalam bahasa Indonesia dan Arab pun silih berganti.

Inzi’uu… inzi’uu as sulthatha adhadhalimah…! Aqimuu… aqimuu al khilafah ar rasyidah…!(Tumbangkan… tumbangkan…penguasa yang dhalim…! Tegakkan… tegakkan khilafah…! )” pekik dai mantan rocker Hari Moekti di setiap sela orasi, membakar semangat massa.[] joko prasetyo/mediaumat.com

2 comments

  1. BRING DOWN DICTATORIAL REGIME, RAISE UP FOR KHILAFAH STATE.
    NO DIKTATOR, NO DEMOKRASI, KHILAFAH YES !
    Saat Delegasi menyatakan bahwa “HTI mendukung setiap Muslim dimana saja untuk menumbangkan rezim yang diktator.
    Saya menjadi tergugah dan menpunyai semangat untuk turut membantu sesuatu dalam hal mewujudkan tatanan hidup menurut Al-Qur’an & Sunnah Rasul di Negara kami.
    Saat ini di negara kami mayoritas MUSLIM dan 99% PARA PEMIMPINNYA mengaku seorang Muslim tapi mereka masih tega-teganya KORUPSI,KOLUSI dan NEPOTISME dikala rakyat nya menderita. terbukti dengan banyaknya Para Pemimpin yang diadili.
    “YA ALLAH SADARKANLAH PARA PEMIMPIN KAMI, INGATKANLAH KEPADA MEREKA BAHWA KARENA KEADILAN MU, SEHINGGA TIDAK ADA SESUATU BENDA APAPUN DI DUNIA INI YANG DAPAT DIBAWA DISAAT KEMBALI KEHADIRAT MU.”

  2. Harus Ringkus Semua

    HTI YANG TERHORMAT DIRUMAH KITA MESKIPUN PARA PEMIMPINNYA MUSLIM TAPI MAYORITAS HANYA TOPENG BELAKA KALAU TOPENGNYA DIBUKA BARU TAMPAK WUJUD YAHUDI-NYA.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*