Aksi demonstrasi di Mesir terus menarik perhatian Presiden Amerika Serikat Barack Obama. Untuk membahas situasi politik di Mesir, Obama pun menelepon Raja Arab Saudi, Abdullah.
Dalam percakapan telepon itu, Obama menekankan perlunya mengambil langkah-langkah segera menuju transisi politik yang tertib, legal dan responsif akan aspirasi rakyat Mesir.
“Presiden hari ini berbicara dengan Raja Abdullah dari Arab Saudi mengenai situasi di Mesir,” demikian pernyataan Gedung Putih seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (10/2/2011).
“Presiden juga menegaskan komitmen jangka panjang Amerika Serikat untuk perdamaian dan keamanan di wilayah tersebut,” demikian statemen Gedung Putih.
Presiden Mesir Hosni Mubarak dikenal dekat dengan Raja Abdullah. Raja Saudi itu sebelumnya mengecam upaya-upaya oleh mereka yang disebutnya “penyusup-penyusup” untuk mengintervensi stabilitas Mesir.
Bersama Mesir, Saudi merupakan sekutu utama AS di Timur Tengah.
Aksi demo antipemerintah yang terjadi di Mesir hingga hari ini telah memasuki hari ke-17. Para demonstran terus mendesak pengunduran diri Presiden Mubarak.
Namun Mubarak sejauh ini menolak untuk mundur secepatnya seperti yang diinginkan para demonstran. Mubarak sebelumnya telah menyatakan bahwa dirinya baru akan mundur setelah pemilihan presiden yang rencananya akan digelar pada September mendatang. (detiknews.com, 10/2/2011)