YOGYAKARTA, KAMIS- Kini saatnya masyarakat harus berani melawan dominasi tayangan yang tidak mendidik dari media televisi. Masyarakat juga perlu memberikan dukungan pada Komisi Penyiaran Indonesia agar tegas dalam mengawasi siaran televisi.
“Sekarang kontrol media ada di masyarakat, tetapi kalau masyarakat diam, adem-ayem, dan malah menikmati maka kondisi tidak akan lebih baik,” ungkap Bekti Nugroho, anggota Dewan Pers yang juga Sekretaris Jenderal Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), Kamis (27/11) di Yogyakarta dalam diskusi publik bertema Media Penyiaran dan Kekerasan.
Bekti menuturkan, media televisi banyak diisi tayangan yang tidak mendidik, seperti acara gosip, infotainment, dan berita-berita kekerasan. Tayangan-tayangan tersebut terus bertahan dan semakin banyak jenisnya karena memperoleh rating tinggi. Meski masyarakat banyak nggrundel, marah-marah terhadap tayangan-tayangan itu tetapi ditonton juga. “Tidak ada pengaduan ke dewan pers. Sekarang saatnya masyarakat berani melawan tirani,” katanya.
Menurut Bekti, berdasarkan riset Albert Bandura (psikolog), tayangan televisi mendorong peniruan perilaku sosial bahkan pada tahap akhir mampu menciptakan hiperealitas. Tayangan kekerasan membawa dampak negatif kepada masyarakat karena bisa menjadi contoh. (Kompas.Com, 27/11/08)
we miss islamic broadcasting (TV)…