Negara yang membela teroris tentu layak disebut teroris juga. Seperti sikap yang dilakukan oleh Pemerintah Australia yang selalu membela teroris Israel, padahal kebrutalan teroris AS itu terlihat oleh mata kepala mereka sendiri. Hingga hari ini, Muslim Palestina yang tewas telah mencapai 660 orang. Serangan brutal teroris Israel pun tak berhenti. Sementara para penguasa diam, malah sibuk dengan perbincangan-perbincangan dengan pelindung teroris itu. Sungguh derita umat terus terjadi saat tidak ada Khilafah.
Apa yang dilakukan oleh Pemerintah Australia, malah mereka menganggap Hamas sebagai organisasi teroris, dan serangan brutal teroris Israel ke Jalur Gaza dalam 10 hari terakhir yang menewaskan ratusan warga Palestina itu dianggap sebagai “hak membela diri”.
Betapa liciknya sikap Pemerintah Australia mengikuti sikap licik teroris Israel. Sikap pembelaan terhadap tindakan teroris Israel semakin menunjukkan Australia layak disebut juga sebagai teroris. Tidak jauh beda dengan “mbahnya teroris”, Pemerintah Amerika Serikat, yang sejak awal, Obama berjanji akan bergandengan tangan dengan penjajah Israel itu.
Namun demikian, fitrahnya sebagai manusia tak dapat dipungkiri. Ternyata, Canberra masih merasakan keprihatinan dengan implikasi buruk yang ditimbulkan konflik berdarah Israel-Hamas terhadap rakyat di wilayah masing-masing. Tapi aneh, di satu sisi merasa prihatin, di sisi lain melegalkan tindakan brutal Israel itu. Malah menuduh kelompok Islam Hamas yang berjuang untuk mengusir penjajah, sebagai teroris.
Sikap ambivalen pemerintah Australia itu terungkap dalam pernyataan Perdana Menteri Kevin Rudd dan Wakil PM Julia Gillard kepada pers secara terpisah, Senin. Dalam konferensi pers di kantor Parlemen Persemakmuran Sydney, PM Rudd mengatakan pihaknya sangat prihatin dengan kekerasan yang terus berlanjut di Jalur Gaza dan wilayah selatan Israel.
Australia, katanya, mengakui hak Israel untuk membela diri, namun semua pihak yang bertikai diminta menghindari aksi apapun yang dapat menambah penderitaan warga sipil tak berdosa. Kendati Hamas adalah pihak yang memenangkan suara mayoritas rakyat Palestina dalam Pemilu demokratis, PM Rudd menyebut Hamas “organisasi teroris”.
Tuduhan ini merupakan upaya kampanye busuk mengikuti kampanye Israel. Seperti yang dilontarkan oleh Presiden Irael Simon Peres saat menyerang upaya-upaya Uni Eropa untuk mencari cara menghentikan konflik di Gaza dengan menandaskan Israel tidak peduli dengan citra internasional negara itu yang memburuk. “Eropa mesti membuka matanya. Kami tidak sedang berbisnis Humas atau mengangkat citra kami. Kami sedang memerangi teror dan kami berhak mempertahankan keselamatan warga kami,” katanya.
Itulah kelicikan Israel berikut pemerintahan Barat yang senantiasa melegalkan tindakan teroris nyata dan penjajahan nyata. Lalu di mana HAM itu? Jika Rudd dan Perers mengakui hak Israel untuk membela diri, apakah kaum Muslim tidak berhak untuk membela diri dan membebaskan diri dari penjajahan Israel yang telah mencaplok tanah milik kaum Muslim serta mengusir warganya sejak bertahun-tahun?
Para penguasa di negeri-negeri Barat ataupun di neger-negeri Muslim, kebanyakan lebih memilih menutup mata. Mereka sudah tak mau melihat kemarahan warganya yang sudah tidak tahan melihat “diamnya” para penguasa terhadap tindakan brutal teroris Israel itu.
Walaupun mendapat dukungan pemerintah Australia, aksi brutal Israel di Gaza mendapat kecaman ribuan warga Australia pro-Palestina yang menggelar demonstrasi damai di Sydney, Brisbane, Melbourne, dan Perth dalam sepekan terakhir. Mereka mengeritik keras sikap “diam” pemerintah Australia dan mengutuk aksi kejahatan kemanusiaan Israel di Gaza.
Gaza terus berdarah. Palestina kian membara. Korban-korban terus berjatuhan, termasuk anak-anak juga perempuan. Para penguasa Muslim masih tetap diam dan berharap pada PBB. Mereka tak mau mengirimkan pasukan militernya untuk membantu saudara-saura Muslim Palestina. Nasionalisme telah menyebabkan mereka tuli. Sementara warganya terus menerus marah atas diamnya penguasa itu.
Lalu di manakah amirul mukminin yang akan mengerahkan pasukan untuk membela Palestina itu? Di manakah? Hanya Khilafah yang menyatukan umat Islam sedunia yang dapat menghentikan tindakan brutal teroris Israel itu. Masihkah percaya dengan solusi palsu perdamaian, nasionalisme dan harapan pada PBB? (Syabab.Com, 07/01/09)
Peta Palestina: