Menangis Lihat Film Palestina

BANGIL – Kerinduan warga Bangil untuk bisa menonton tragedi Palestina sedikit terobati. Kemarin malam, ribuan warga tumplek blek di pojok Alun-Alun Bangil sebelah barat. Mereka menyaksikan film berdurasi 1 jam dengan layar berukuran 2 x 2 meter.

Acara nonton bareng (nobar) yang digagas HTI Pasuruan ini benar-benar di luar dugaan. Malam minggu yang biasanya dijadikan warga Bangil untuk kongkow-kongkow di seputaran alun-alun berubah menjadi ajang nobar.

Para penonton dewasa, remaja hingga anak-anak memenuhi jalanan beraspal. Meski hujan rintik-rintik sempat mengguyur wilayah tersebut, warga tidak menghiraukan. Warga tetap ingin melihat film hasil kiriman HTI Malaysia dan downlood dari youtube itu hingga selesai.

Film itu awalnya menggambarkan sejarah runtuhnya Khilafah Turki Ustmani pada 1924 yang digulingkan oleh Mustofa Kemal Atatuk. Dari peristiwa sejarah inilah, Palestina kemudian diserahkan dengan kekuasaan Yahudi di bawah kolonialisasi Inggris.

Selanjutnya, film itu juga menceritakan krisis di Bosnia, India hingga negeri-negeri lain. Puncaknya, diputar serial tragedi Palestina di jalur Gaza oleh agresi Israel.

Meski sempat terpotong-potong, namun dari penayangan film ini sempat membuat warga meneteskan air mata. Terutama ketika beberapa anak berlumuran darah setelah terkena bom dan peluru tentara Israel. “Saya nggak tega ada anak yang mati terus dipanggul ayahnya masih berlumuran darah. Israel sungguh kejam,” ujar Azizah, salah satu warga yang sempat menitikkan air mata.

Azizah tidak sendiri. Alwi dan Muhammad, dua siswa dari madrasah ibtidiyah ini juga sempat mengusap kedua matanya. Kelopak matanya masih terlihat sembab. “Saya menangis karena melihat banyak anak-anak yang mati. Kasihan mereka,” cetus Alwi sambil mengusap kedua matanya.

Dewan pembina HTI Syamsuddin mengaku tidak menyangka akan antusiasme warga. “Mungkin warga sangat rindu untuk bisa menyaksikan film tragedi Palestina secara langsung. Biasanya kan kalau di TV itu hanya sepotong-sepotong. Lha, ini kita tayangkan sejak awal hingga akhir,” cetus Syamsuddin.

Banyaknya warga yang menyemut di arteri jalan, membuat petugas Poslantas Bangil meminta warga untuk tidak membanjiri badan jalan. Petugas meminta agar kendaraan yang melintas tetap bisa berjalan tanpa gangguan. “Mohon warga untuk tidak mengganggu kendaraan yang melintas. Tolong sedikit merapat ke utara. Agar bisa menonton tayangan ini tanpa menganggu pengendara,” ujar Muhlas, panitia nobar. (Jawa Pos, 19/01/09)

8 comments

  1. Semoga air mata yg keluar lg nantinya adalh bukan air ketidak berdayaan,tetapi air mata kekaguman karena umat islam telah bersatu &mampu memberikan perlawanan yg tangguh dibawah komando amirul jihad dlm naungan daulah khilafah islamiyah.allahuakbar

  2. Dimana alamat urlnya di youtube agar kami bisa donwload?

  3. Abusyafiqulmalik

    Tolong agar bisa diputar disetiap daerah di Indonesia, paling tidak yang ada perwakilan HTI.Amin!

  4. Subhanallah.. Allahu Akbar!
    Sya sdh berulang kali ntn film illa mataa… rasanya tak pernah habis airmata yg menetes melihat penderitaan kaum muslimin ini…
    Tapi sy ntn paling2 di komputer atw LCD proyektor di dlm masjid…. Lah ini nobar di alun2… pasti lebih dahsyat dan lebih mengena dari setiap potongan2 peristiwanya ya….
    Ya Allah! Sampai kapan Kau perrtontonkan kesengsaraan ini.. Sungguh Ya Allah.. kami telah sadar…. kami ingin segera bangkit menyambut seruanMu dan RasulMu…. Berikan pertolonganMu segera dg tegaknya syariah dan Khilafah di muka bumi ini yaa Allah….
    agar kami gantikan isak tangis itu dengan derai tawa… merasakan indah dan nikmatnya berada di bawah naungan agamaMu.. ya Allaah……

  5. assalamu’alaikum,saya mau menanyakan tentang proses untuk bisa menayangkan film tentang palestine seperti yang dilaksanakan di bangil

  6. Kpan bs d putar bareng d dpok…

  7. sama kek mas Idham…
    URL youtube nya dunk… :D

  8. semoga apa yang kita saksikan ini menjadi obat agar kita lebih semangat berdakwah menegakan agama allah di muka bumi ini. allah huakbar…….

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*